Ponorogo – Sebanyak 307 desa dan kelurahan di Kabupaten Ponorogo telah melakukan musyawarah desa khusus yang bertujuan untuk pembentukan Koperasi Desa Merah Putih. Pembentukan koperasi ini diharapkan dapat menekan pengaruh negatif dari arus kapitalisme yang semakin meluas dalam perekonomian masyarakat.
Bupati setempat, Sugiri Sancoko, mengemukakan upaya memperkuat ekonomi dari basis masyarakat melalui Kopdes Merah Putih sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem pasar bebas yang cenderung mengedepankan keuntungan di atas segalanya.
Perjuangan Koperasi dalam Ekonomi Rakyat
“Ideologi kapitalis harus dilawan dengan ideologi kerakyatan. Praktik nyata ekonomi kerakyatan, salah satunya dengan pembentukan Kopdes Merah Putih ini,” ungkap Bupati Sugiri. Tindakan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan keberadaan Badan Usaha Milik Desa, melainkan sebagai pendamping dan penguat dalam menciptakan simpul ekonomi yang dimiliki oleh masyarakat desa.
Melalui koperasi ini, diharapkan bisa terjalin kolaborasi antara berbagai lembaga ekonomi, seperti BUMDes dan BUMD, agar semua dapat berjalan seiring dan saling mendukung tanpa saling menghilangkan satu sama lain. Konsep ini beranjak dari keyakinan bahwa kekuatan ekonomi harus berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri.
Implementasi dan Harapan bagi Masyarakat
Gerakan pembentukan koperasi ini bukan sekadar ide, namun telah diimplementasikan dalam bentuk nyata di hampir seluruh desa di Ponorogo. Bupati Sugiri menyatakan, “Sudah 100 persen. Tinggal unggah dokumen ke Kementerian Hukum.” Ini menunjukkan komitmen masyarakat desa dalam membangun ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, misalnya, setiap koperasi bisa berperan dalam menyuplai kebutuhan pokok seperti beras, telur, hingga sayuran dan bumbu dapur. Dengan demikian, keberadaan koperasi diharapkan dapat memenuhi program-program sosial seperti Makanan Bergizi Gratis.
“Semua tumbuh dari bawah, bukan dari atas. Inilah yang disebut ekonomi kerakyatan,” tutur Bupati Sugiri. Dengan pelaksanaan program ini, Ponorogo berupaya memfokuskan diri untuk membangun ekonomi yang berlandaskan solidaritas dan kerjasama, melawan logika pasar yang sering kali merugikan masyarakat kecil.
Keberadaan Koperasi Desa Merah Putih menjadi simbol perjuangan melawan dominasi kapitalisme yang menekan nilai-nilai kebersamaan. Dalam konteks ini, Pemkab Ponorogo secara aktif berusaha untuk menghidupkan kembali koperasi sebagai soko guru ekonomi nasional. Ini adalah langkah konkret menuju perekonomian yang lebih mandiri dan berkelanjutan, yang berpihak pada rakyat.
Koperasi desa adalah alat perjuangan yang ampuh dalam menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks. Melalui koperasi, masyarakat desa dapat berdaya, bersama-sama mengambil peran penting dalam menentukan arah perekonomian mereka. Ideologi kerakyatan menjadi kunci untuk mengalahkan praktik-praktik kapitalis yang merugikan.