www.fokustempo.id – Magetan – Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Magetan dimulai sejak hari pertama Iduladha, yaitu pada 6 Juni 2025. Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan pemotongan hewan kurban, Dinas Peternakan dan Perikanan setempat mencatat bahwa sebanyak 132 ekor sapi telah terdaftar untuk disembelih di RPH selama periode ini.
Proses pendaftaran hewan kurban ini berasal baik dari masyarakat umum maupun lembaga-lembaga sosial yang berkomitmen dalam kegiatan pemberian kurban. Keberadaan layanan ini penting, terutama pada momen Iduladha yang selalu dinanti oleh umat Muslim sebagai waktu untuk berbagi dan berbagi kebahagiaan. Pengelolaan RPH diharapkan mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah kurban.
Proses Penyembelihan yang Diberikan Secara Gratis
Pemotongan hewan kurban di RPH biasanya dikenakan biaya retribusi yang bervariasi, yaitu sebesar Rp 50 ribu untuk sapi betina dan Rp 30 ribu untuk sapi jantan. Namun, dalam semangat keberkahan dan pelayanan publik yang mendalam, seluruh proses pemotongan hewan kurban pada periode Iduladha ini digratiskan. Ini merupakan langkah nyata untuk memfasilitasi umat dalam melaksanakan ibadah mereka tanpa beban biaya.
Hal ini memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam berkurban. Tanpa biaya yang dikenakan, masyarakat dapat lebih mudah melaksanakan ibadah kurban, yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Dalam investigasi lapangan, terlihat bahwa layanan ini sangat diapresiasi oleh masyarakat setempat, yang merasa terbantu oleh kebijakan tersebut. Pajak retribusi tidak lagi menjadi penghalang bagi mereka yang ingin berkurban di momen yang penuh makna ini.
Kontrol Kualitas dan Protokol Kesehatan di RPH
Penyembelihan di RPH harus dilakukan dengan mengikuti prosedur ketat demi keamanan dan kesehatan hewan. Semua sapi yang akan disembelih menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa hewan kurban dalam kondisi baik dan memenuhi syarat untuk dipotong. Keberadaan protokol kesehatan yang ketat menjamin bahwa proses tersebut tidak hanya aman secara agama, tetapi juga dari segi kesehatan.
Seluruh proses penyembelihan diawasi oleh petugas berpengalaman yang memahami prinsip ASUH, yaitu Aman, Sehat, Utuh, dan Halal. Dengan adanya pengawasan ini, masyarakat bisa merasa tenang saat hewan yang mereka kurbankan dipotong. Seperti yang dijelaskan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan setempat, semua sapi yang dikirim untuk dipotong dalam kondisi sehat, menjadikan penyembelihan ini lebih berkualitas.
Dalam perhelatan tahun ini, sapi bantuan yang diterima dari pejabat penting seperti Presiden dan Gubernur Jawa Timur, menunjukkan rasa solidaritas dan dukungan terhadap masyarakat yang berkurban. Dalam jadwal yang telah ditentukan, pemotongan sapi bantuan direncanakan berlangsung di hari yang sama atau berbeda, bergantung pada kesiapan tempat dan lembaga terkait.
Dengan standar yang telah ditetapkan, diharapkan kegiatan penyembelihan hewan kurban ini tetap dapat menjaga kualitas dan rasa aman bagi masyarakat. Prosesi ini tidak hanya jadi ritual keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi dan budaya masyarakat yang patut dijaga.