www.fokustempo.id – Pemerintah tengah berusaha meningkatkan kualitas produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia, termasuk Banyuwangi. Dalam acara yang dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terungkap bahwa potensi UMKM di daerah ini sangat menjanjikan untuk meningkatkan skala produksi.
Gibran mengungkapkan kekagumannya saat melihat langsung berbagai produk UMKM yang dipamerkan oleh ibu-ibu di Banyuwangi. Ia percaya bahwa dengan dukungan yang tepat, produknya bisa lebih berkembang dan lebih dikenal di pasar yang lebih luas.
Acara yang berlangsung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron ini juga dihadiri oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang mengapresiasi peran pemerintah dalam mendukung UMKM lokal. Bupati berharap agar semakin banyak pelaku usaha yang bisa naik kelas dan meningkatkan pendapatan mereka.
Pentingnya Pendampingan bagi Pelaku UMKM di Banyuwangi
Pendampingan yang diberikan kepada pelaku UMKM dinilai sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Gibran mencatat bahwa tingkat kredit macet di Banyuwangi tergolong rendah, memberikan sinyal positif bagi potensi pertumbuhan UMKM di daerah tersebut.
Aktivitas pendampingan ini tidak hanya sebatas pemberian modal, tetapi juga mencakup program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan para pelaku usaha. Dengan demikian, mereka dapat lebih siap bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Gibran menekankan bahwa produk seperti keripik pisang yang dipasarkan oleh ibu-ibu di Banyuwangi memiliki potensi yang besar. Ia mendorong pelaku usaha untuk memperbesar skala produksi mereka dari yang semula 500 pack per minggu menjadi 500 pack per hari.
Inisiatif Pemkab Banyuwangi dalam Pengembangan UMKM
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memiliki beberapa program unggulan untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM. Dalam hal ini, Pemkab membentuk Teman Usaha Rakyat yang berfokus pada pendampingan usaha secara langsung.
Program tersebut tidak hanya memberikan modal tetapi juga melibatkan bantuan dalam bentuk alat usaha. Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa semua ini dimaksudkan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM lokal.
Salah satu contoh sukses dari keberadaan program ini adalah Fatimah Nurul Widat, seorang pelaku UMKM di Kecamatan Genteng. Ia telah merasakan manfaat dari pendampingan yang diterima sebagai nasabah lembaga keuangan yang menyediakan pinjaman untuk modal usaha.
Perjalanan Fatimah dalam Mengembangkan Usaha Minuman
Fatimah menjalankan usaha minuman seperti es dawet dan kopyor, memulai usahanya dengan pinjaman modal sebesar Rp2 juta. Dengan dukungan pendampingan, kini ia berhasil mengajukan pinjaman yang lebih besar dan memperluas jenis usaha yang dijualnya.
Selama tiga tahun menjadi nasabah, ia merasa pendampingan yang diterima sangat membantu dalam pengembangan usahanya. Ini menunjukkan bahwa dengan akses terhadap modal dan bimbingan yang tepat, pelaku UMKM dapat berhasil dan mandiri secara finansial.
Sunar Basuki, Direktur Operasional di lembaga keuangan tersebut, mencatat bahwa jumlah nasabah di Banyuwangi terus meningkat. Mayoritas nasabah adalah perempuan yang berkontribusi besar dalam sektor perdagangan.
Kesimpulan dan Harapan untuk Pertumbuhan UMKM Banyuwangi
Melihat potensi dan semangat ibu-ibu pelaku UMKM di Banyuwangi, pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung mereka. Dengan program yang tepat dan pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan lebih banyak pelaku usaha mampu naik kelas dan meningkatkan kualitas produk mereka.
Gibran menekankan bahwa keberhasilan UMKM tidak hanya akan berdampak pada pendapatan individu, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan. Ini menjadi harapan bagi semua pihak terkait untuk terus berinvestasi dalam pengembangan UMKM.
Strategi pengembangan yang melibatkan semua elemen mulai dari pemerintah, lembaga keuangan, hingga masyarakat diharapkan dapat menciptakan sinergi yang positif. Dengan demikian, UMKM di Banyuwangi tidak hanya akan bertahan, tetapi juga mampu meraih pasar yang lebih luas, baik lokal maupun global.