Ibadah kurban setiap tahun selalu menjadi pengingat penting bagi umat Islam. Ibadah ini mengajarkan makna pengorbanan yang hakiki. Kisah Nabi Ibrahim yang terus kita kenang, memberikan pelajaran mendalam tentang keimanan dan ketaatan. Ketika Nabi Ibrahim yang telah berusia lanjut akhirnya dianugerahi seorang putra, Nabi Ismail, harapan baru lahir dalam hidupnya. Kehadiran Ismail menjadi simbol kasih dan pengharapan di tengah kemelut hidup.
Namun, Allah SWT menguji keimanan Nabi Ibrahim melalui sebuah mimpi, yang memerintahkannya untuk menyembelih anaknya sendiri. Awalnya, Ibrahim merasa bingung, bertanya-tanya apakah mimpi itu benar-benar berasal dari Allah atau hanya sekadar khayalan. Meskipun ragu, perintah tersebut menjadi sebuah panggilan suci yang harus ia patuhi. Dengan penuh kesadaran, Nabi Ibrahim menjalani perintah tersebut, mengutamakan ketaatannya kepada Allah di atas segalanya.
Makna Kurban dalam Kehidupan Kita
Pembuktian ketulusan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah dibalas dengan keselamatan Ismail. Ini adalah momen yang sangat penting, yang menegaskan bahwa cinta terhadap Allah mengalahkan segala rasa keterikatan duniawi. Setiap tahun pada hari Raya Iduladha, kita diajak untuk merenungkan kembali makna pengorbanan yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim. Sudahkah kita siap untuk memenuhi panggilan ini, meskipun kita tahu betapa sulitnya itu?
Ketetapan Allah dalam mewajibkan kurban bagi yang mampu menunjukkan bahwa Ia memberikan kesempatan bagi kita untuk berbagi. Dalam keadaan kita yang serba berkecukupan, kita ditantang untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Kesadaran untuk berkurban seharusnya menjadi bagian dari kemanusiaan kita, agar kita dapat mempersembahkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan.
Strategi dan Aksi Nyata dalam Berbagi
Berbagi melalui daging kurban tidaklah sekadar kewajiban, tetapi juga pemberian yang mampu menggugah jiwa. Ketika kita mendistribusikan daging kepada mereka yang kurang mampu, kita membantu memenuhi kebutuhan gizi mereka. Makanan yang mungkin tidak mereka nikmati setiap harinya akan membawa kebahagiaan dan kehangatan bagi keluarga mereka. Bagi kita, mungkin sepotong daging tidak ada artinya, tetapi bagi mereka, hal itu bisa menjadi perayaan yang luar biasa.
Banyak organisasi dan masyarakat yang aktif menyalurkan daging kurban setiap tahun. Melalui langkah kecil ini, harapan mulai tumbuh di antara mereka yang kekurangan. Ini adalah bentuk upaya konkret untuk membantu meningkatkan kualitas hidup mereka, meskipun hanya dalam waktu yang relatif singkat. Namun, kita semua juga harus menyadari bahwa perjuangan untuk membantu masyarakat miskin harus lebih dari sekadar aktifitas simbolis. Kita perlu mendorong kebijakan yang lebih luas dan struktural untuk memastikan perbaikan nasib rakyat.
Salah satu contoh konkret adalah mendorong ekonomi peternak lokal, terutama di daerah seperti Madura, di mana tradisi Iduladha menjadi sangat berarti. Banyak warga Madura yang pulang kampung untuk merayakan hari besar ini bersama keluarga. Dengan berkurban, kita tidak hanya menjamu mereka yang memerlukan, tetapi juga mendukung ekonomi mereka yang terlibat dalam peternakan.
Perayaan ini bukan hanya tentang kurban, tetapi bagaimana kita bisa membawa dampak positif dalam masyarakat. Mari kita manfaatkan momentum ini untuk memperkuat ikatan sosial dan memastikan bahwa setiap individu merasakan kebahagiaan di hari Raya Iduladha. Selamat merayakan Hari Iduladha 1446 Hijriah. Semoga setiap kurban yang kita laksanakan diterima dan menjadi berkah bagi kita semua.
Taqabbalallahu minna wa minkum, semoga kita selalu diberi kekuatan untuk berbagi dan berkurban demi kebaikan bersama.