www.fokustempo.id – Surabaya sedang menghadapi kasus penipuan yang melibatkan pemilik sebuah usaha pernikahan bernama Asrinaa MUA. Dalam peristiwa ini, 12 pasangan pengantin menjadi korban, dan situasinya terus berkembang ketika sejumlah vendor pernikahan turut mengungkapkan kerugian mereka akibat tindakan tersebut.
Salah satu vendor yang menjadi korban adalah Wahyu, seorang fotografer. Ia mengungkapkan bahwa ia belum menerima pembayaran dari sembilan proyek pernikahan yang telah dikelolanya, sehingga mengalami kerugian hampir Rp28 juta.
Menurut Wahyu, setelah ditagih, pihak Asrinaa MUA beralasan bahwa para klien belum melunasi pembayaran. Namun, setelah mengonfirmasi kepada pengantin, Wahyu menemukan kenyataan bahwa semua pembayaran sudah diselesaikan.
Kronologi Kasus Penipuan yang Menghebohkan Ini
Dari pengakuan Wahyu, kemitraan mereka terjalin sejak tahun 2024 tanpa masalah signifikan. Namun, permasalahan mulai muncul pada Juni 2025 yang menyebabkan hubungan kerja mereka semakin memburuk.
Setelah mengumpulkan informasi, Wahyu menyadari bahwa banyak vendor lain, seperti penyedia backdrop, dekorasi, dan sound system, juga mengalami permasalahan serupa. Total kerugian yang ditaksir mencapai Rp130 juta di antara semua vendor yang terlibat.
Sebelumnya, laporan telah diajukan ke pihak kepolisian oleh 12 pasangan pengantin. Mereka melaporkan dugaan penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh Asrinaa MUA kepada Polrestabes Surabaya.
Kisah Para Korban Terkait Penipuan Ini
Salah satu pasangan yang menjadi korban, Andika Rahmat, mengaku mengenal Asrinaa MUA melalui media sosial. Ia dan pasangannya telah menyetor uang muka secara bertahap sehingga totalnya mencapai Rp8,6 juta.
Andika menjelaskan bahwa mereka awalnya percaya karena pertemuan langsung, yang semakin menguatkan keyakinan mereka. Pembayaran pertama sebesar Rp3 juta dilakukan, diikuti oleh Rp2,6 juta dan Rp3 juta untuk biaya survei dekorasi.
Namun, setelah melunasi semua pembayaran, kabar dari pihak Asrinaa MUA menjadi langka. Andika menyadari bahwa ia tidak bisa lagi menghubungi mereka.
Kehilangan yang Membangkitkan Tanda Tanya Besar
Dalam upaya mencari informasi lebih lanjut, Andika mendatangi rumah terlapor. Ia terkejut melihat rumah dalam keadaan kosong, dan setelah bertanya kepada tetangga, mendapat info bahwa pemilik sedang ke Palembang untuk urusan aset.
Berdasarkan informasi tersebut, janjinya untuk kembali ternyata tidak dipenuhi. Andika merasa frustrasi karena banyak pihak yang terjebak dalam situasi serupa dan berharap ada tanggung jawab yang diambil.
Kasus ini menjadi sorotan masyarakat, dan para korban mendesak pihak kepolisian agar segera menyelidiki kasus ini dengan serius. Mereka ingin agar tindakan hukum diambil terhadap pelaku untuk memberikan keadilan.
Harapan Para Korban untuk Penuntasan Kasus Ini
Dengan semakin berkembangnya kasus ini, ada harapan di kalangan para korban bahwa langkah hukum yang tegas dapat segera diambil. Mereka sangat berharap agar pihak kepolisian tidak hanya menghentikan kasus ini, tetapi juga mengambil tindakan untuk mencegah kejahatan serupa terjadi di masa mendatang.
Komunikasi yang buruk dan ketidakjelasan dari pihak Asrinaa MUA membuat para pemesan merasa terjebak. Keberanian mereka dalam melaporkan ke polisi mungkin dapat membantu mengurangi korupsi di industri pernikahan lokal.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam berbagai usaha, terutama yang mencakup serta melibatkan jasa untuk pernikahan. Harapan saat ini adalah agar semua pihak yang terlibat mendapat hak mereka dan keadilan ditegakkan.