Pamekasan – Seorang warga Desa Waru Barat, Kecamatan Waru, Pamekasan, berinisial RS (52) ditangkap oleh petugas Badan Narkotika Provinsi (BNNP) Jawa Timur. Ia kedapatan membawa narkoba jenis sabu seberat sekitar 7 kilogram yang didatangkan dari Malaysia.
Penangkapan RS terjadi ketika ia hendak mengantarkan paket sabu yang disamarkan dengan kardus bekas air mineral, dibungkus plastik hitam, kepada pembeli. Petugas menangkapnya pada pukul 5:00 WIB di Pintu Exit Tol Warugunung KM 741 Surabaya pada 10 Mei 2025.
Rincian Penangkapan RS dan Perannya dalam Jaringan Narkoba
Dalam aksi tersebut, RS mengendarai kendaraan umum jenis Isuzu dengan nomor polisi DK 7214 AB yang digunakan untuk mengantarkan tujuh paket sabu yang dibungkus lakban cokelat kepada seorang pria berinisial KR di Pasar Karang Penang, Sampang, Madura. RS menjelaskan bahwa barang tersebut merupakan bawaan dari Malaysia yang direncanakan untuk dijual.
“Sabu itu punya orang yang saya bawa dari Malaysia. Awalnya ada dua orang yang membawa sabu, tetapi teman saya dari Sumatera lolos dan sudah kembali ke Malaysia,” ungkapnya dalam konferensi pers setelah ditangkap. Pernyataan ini menunjukkan adanya keterlibatan lebih dari satu orang dalam jaringan tersebut.
Motivasi di Balik Tindakan Kriminal RS
RS mengaku terpaksa menjadi kurir sabu karena kondisi keuangannya yang mendesak. Ia harus memenuhi biaya pengobatan ibunya yang saat itu menderita sakit kencing manis dan perlu menjalani amputasi. Selama satu setengah tahun terakhir, ibunya hanya terbaring dan tidak bisa beraktivitas. “Saya harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan ibu, apalagi ayah saya juga tidak bisa bekerja karena asma,” jelasnya.
Dalam upaya untuk membantu keluarganya, ia menyiapkan uang sekitar Rp 500 ribu setiap pekan untuk biaya pengobatan ibunya, ditambah kebutuhan lainnya yang membuatnya mengambil risiko untuk menjadi kurir narkoba. “Ini pertama kalinya bagi saya mengantarkan narkoba dari bandar, dan dijanjikan mendapat uang Rp 175 juta jika sabu sampai ke tangan pembeli,” tambahnya.
Pengalaman RS bekerja selama 22 tahun di Malaysia membuatnya terhubung dengan jaringan bandar narkoba internasional. Selama di negeri tersebut, ia bekerja sebagai kuli bangunan dan sempat pulang saat Idul Fitri 1446 Hijriah lalu untuk menemui ibunya. Ia mengaku berangkat ke Malaysia menggunakan jalur ilegal dan kini terjebak dalam lingkaran narkoba.
Hampir semuanya tidak tahu bahwa ia telah ditangkap, termasuk keluarganya. RS memilih untuk tidak memberitahu kondisi sebenarnya karena khawatir ibunya terkena serangan jantung. Hingga waktu penangkapan, ia belum sempat mengirim uang lagi untuk pengobatan ibunya.