• Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
Newsletter
  • Login
Fokus Tempo
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
Fokus Tempo
No Result
View All Result

Wakil Ketua Komisi X Kecewa Pernyataan Terkait Pemerkosaan Massal 1998

Wakil Ketua Komisi X Kecewa Pernyataan Terkait Pemerkosaan Massal 1998

BacaJuga

Gol Penalti Romeny Bawa Indonesia Menang atas China di GBK

Gol Penalti Romeny Bawa Indonesia Menang atas China di GBK

Prabowo Mencari Pramono Anung di Forum Infrastruktur Jakarta: Kenapa Tidak Hadir?

Prabowo Mencari Pramono Anung di Forum Infrastruktur Jakarta: Kenapa Tidak Hadir?

www.fokustempo.id – Rapat kerja yang berlangsung di DPR RI pada Rabu, 2 Juli 2025, berlangsung dalam suasana yang penuh emosi. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjadi sorotan utama saat menanggapi isu sensitif terkait penulisan ulang sejarah, terutama mengenai pemerkosaan massal yang terjadi pada Mei 1998.

Ketika rapat dimulai, Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi PDIP, My Esti Wijayati, tidak dapat menahan air mata saat merespons pernyataan Menteri Fadli Zon. Reaksi emosional ini mencerminkan betapa dalamnya dampak peristiwa tersebut bagi banyak orang, terutama korban.

Dari pernyataan awal Fadli Zon, ia mengungkapkan bahwa ia telah membaca laporan dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Namun, ia juga mengingatkan perlunya kehati-hatian dalam menarik kesimpulan karena tidak ada fakta hukum yang jelas yang mengindikasikan siapa pelakunya.

Pentingnya Kesadaran Akan Tragisnya Sejarah

Pernyataan Fadli Zon yang menyebutkan bahwa data dari TGPF perlu disikapi hati-hati menimbulkan polemik. Dia menyatakan bahwa meskipun data ada, terdapat keraguan tentang keakuratan narasi yang berkembang saat itu.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa sejarah bukan sekadar catatan, melainkan juga pembelajaran bagi generasi mendatang. Keterbukaan dalam membahas fakta-fakta sejarah akan membantu masyarakat untuk lebih memahami akar masalah dan dampak yang ditinggalkannya.

Sayangnya, pernyataan Fadli Zon yang terkesan minim empati justru menambah duka bagi para korban. Ketidakpekaan ini dapat melukai perasaan mereka yang pernah merasakan langsung dampak dari peristiwa tragis tersebut.

Resonansi Emosional Dalam Mempertanyakan Sejarah

Tanggapan dari My Esti Wijayati sangat menggugah, menyoroti bagaimana pernyataan yang seharusnya objektif bisa menambah luka lama. Ia merasakan kesedihan yang mendalam ketika mendengar penjelasan yang terkesan mengabaikan realitas yang dihadapi banyak orang saat itu.

Keberanian My Esti untuk mengekspresikan kekecewaannya menunjukkan betapa pentingnya dialog yang sensitif terhadap isu-isu kemanusiaan. Mengabaikan aspek emosional dalam sebuah diskusi sejarah bisa berakibat fatal terhadap hubungan sosial di masyarakat.

Reaksi emosional ini bukan hanya datang dari satu suara, melainkan mewakili banyak orang yang merasa terpinggirkan. Memahami perasaan ini adalah langkah awal untuk menemukan titik temu dalam merencanakan masa depan yang lebih baik.

Membangun Kesadaran Sosial Melalui Dialog Sejarah

Dialog yang konstruktif adalah salah satu cara untuk membangun kesadaran sosial terkait sejarah kelam yang menyangkut banyak orang. Di sinilah peran DPR dan pemerintah sangat penting dalam memberikan ruang untuk pembahasan yang tidak hanya berdasarkan data, tetapi juga melibatkan aspek kemanusiaan.

Selain itu, penyampaian informasi yang lebih empatik akan membuka peluang bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam proses rekonsiliasi. Dengan memahami berbagai pandangan, kita bisa lebih bijaksana dalam menghadapi sejarah dan menghindari kesalahan yang sama di masa depan.

Penting juga untuk mendorong generasi muda agar lebih aktif dalam mengenali sejarah bangsa. Melalui pendidikan yang baik, mereka diharapkan dapat menghindari kesalahan masa lalu dan menjadi agen perubahan yang membawa masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.

Kesadaran akan sejarah tidak hanya menjadi tugas para pemimpin, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Menggali informasi dan berdiskusi tentang hal-hal yang mungkin menyakitkan adalah langkah penting menuju penyembuhan kolektif. Dengan diskusi yang terbuka, harapan untuk menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya menghargai kemanusiaan akan semakin nyata.

Dengan demikian, kita semua diharapkan mampu mengambil pelajaran dari kejadian masa lalu. Sebagai bangsa yang majemuk, dialog menjadi kunci untuk merajut kembali hubungan yang mungkin retak. Empati dan pemahaman akan pengalaman orang lain akan membawa kita ke arah yang lebih positif dan produktif dalam menghadapi tantangan ke depan.

Pada akhirnya, setiap perdebatan atau dialog mengenai sejarah harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Hanya dengan cara ini, kita bisa menghargai setiap aspek dalam perjalanan sejarah dan membangun masa depan yang lebih baik dan lebih manusiawi.

Previous Post

Kwarcab Situbondo Perlu Meningkatkan Aktivitas dan Produktivitas

Next Post

Cuaca Anomali, Petani Tembakau Bondowoso Terpaksa Jual Rugi

Rekomendasi

Tren Positif Terminal Teluk Lamong hingga Mei Mencatat Kenaikan Peti Kemas 4,7 Persen

Tren Positif Terminal Teluk Lamong hingga Mei Mencatat Kenaikan Peti Kemas 4,7 Persen

Warga Lamongan Serang Pria Gresik yang Ketahuan Membobol Rumah di Deketagung

Warga Lamongan Serang Pria Gresik yang Ketahuan Membobol Rumah di Deketagung

Kerja Bakti Bersihkan DAM Tersumbat Pjs Bupati Mojokerto Terjun Langsung

Kerja Bakti Bersihkan DAM Tersumbat Pjs Bupati Mojokerto Terjun Langsung

Amanah Berubah, Pengabdian Tetap Abadi

Amanah Berubah, Pengabdian Tetap Abadi

Raja Ampat Rusak, Rempang Tergusur, Said Didu Sebut Bahlil Alat Asing

Raja Ampat Rusak, Rempang Tergusur, Said Didu Sebut Bahlil Alat Asing

Dinas Kominfo Sidoarjo Memperkenalkan Layanan Keterbukaan Informasi Publik Bersama Mahasiswa

Dinas Kominfo Sidoarjo Memperkenalkan Layanan Keterbukaan Informasi Publik Bersama Mahasiswa

Bulan Bung Karno Risma dan Baguna PDIP Ajak Hijaukan Blitar dan Distribusi Kursi Roda

Bulan Bung Karno Risma dan Baguna PDIP Ajak Hijaukan Blitar dan Distribusi Kursi Roda

Sidebar

Kategori

  • Ekbis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Sorotan
Fokus Tempo

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?