www.fokustempo.id – Seiring berkembangnya industri logistik di Indonesia, peran terminal sebagai gerbang utama pengiriman barang semakin krusial. Salah satu terminal yang menunjukkan performa mengesankan adalah Terminal Teluk Lamong. Dengan pertumbuhan yang terus melesat, TCL sekaligus menjadi harapan bagi pengusaha dan pelanggan jasa logistik di Jawa Timur.
Pada awal tahun 2025, data menunjukkan bahwa jumlah kunjungan kapal dan arus petikemas di TTL mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini membuat banyak pihak penasaran, apa yang mendasari kesuksesan tersebut? Pertanyaan ini muncul seiring dengan kebutuhan untuk memahami faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ini dan dampaknya bagi industri logistik secara umum.
Faktor-Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Terminal Teluk Lamong di 2025
Pertumbuhan yang dicatat TTL tidak hanya berkaitan dengan angka, tetapi juga mencakup efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan. Dalam periode hingga Mei 2025, jumlah kunjungan kapal meningkat 3%, yang berpengaruh positif terhadap arus petikemas yang tumbuh sebesar 4,7%. Angka-angka ini mencerminkan adanya peningkatan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada pengguna jasa.
Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa bulan Mei 2025 adalah puncaknya, dengan 142 kunjungan kapal yang menghasilkan arus petikemas tertinggi sepanjang tahun. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kombinasinya antara dukungan infrastruktur yang baik, pelatihan sumber daya manusia yang terstruktur, serta penggunaan teknologi canggih mampu mengoptimalkan proses logistik di terminal.
Strategi dan Upaya TTL untuk Meningkatkan Kinerja Operasional di Masa Depan
Untuk terus bersaing dan meningkatkan kinerja operasional, TTL telah melaksanakan berbagai strategi yang berfokus pada inovasi dan pemanfaatan teknologi. Direksi Terminal Teluk Lamong menekankan pentingnya umpan balik dari pengguna jasa, yang dianggap sebagai langkah penting dalam memperbaiki dan mengembangkan layanan yang ada. Program pelatihan bagi petugas operasional menjadi salah satu cara untuk mengedukasi dan meningkatkan keterampilan mereka.
Peningkatan infrastruktur juga menjadi perhatian utama, di mana langkah-langkah seperti pemadatan area Container Yard telah sukses dalam meningkatkan daya dukung lahan. Dengan optimisasi infrastruktur yang terus dilakukan, diharapkan efisiensi waktu sandar kapal dan pengiriman barang dapat meningkat. Hal ini tentunya akan berkontribusi pada pencapaian target waktu TRV yang lebih baik.