Surabaya – Pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) Surabaya 2025 direncanakan berlangsung di Grand City Convex dari 28 Mei hingga 1 Juni. Di balik kemeriahan acara ini, terdapat beragam tantangan yang perlu dihadapi oleh industri otomotif, termasuk adaptasi terhadap kendaraan listrik dan dampak penurunan daya beli masyarakat.
Project Manager IIMS 2025, Rudi MF, menegaskan bahwa meski ekosistem otomotif menunjukkan perkembangan, saat ini pasar dihadapkan pada ketidakpastian yang signifikan. Ketegangan dalam hubungan dagang, khususnya antara negara besar seperti Amerika Serikat dan Cina, menjadi pengingat penting untuk memperkuat fondasi industri lokal.
Tantangan dan Peluang di Pasar Otomotif
Rudi juga menjelaskan bahwa transaksi kendaraan listrik (EV) di IIMS Jakarta 2025 telah mencapai 40 persen dari total penjualan, meningkat dari 30 persen pada tahun sebelumnya. Tren ini diharapkan akan terulang di Surabaya, terutama dengan adanya insentif dari pemerintah tidak hanya untuk kendaraan listrik tetapi juga untuk kendaraan hybrid.|
Di Surabaya, Rudi optimistis akan melihat lonjakan minat yang serupa, lebih khusus dari segmen kendaraan hybrid. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada berbagai tantangan, industri otomotif tetap memiliki peluang untuk berkembang, asalkan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan dan preferensi konsumen.
Strategi Mendorong Daya Beli dan Keterlibatan Masyarakat
Namun, ambisi tinggi IIMS 2025 yang menargetkan transaksi sebesar Rp 260 miliar dan kunjungan sebanyak 30 ribu orang juga menimbulkan keraguan. Apakah penyelenggaraan event ini akan cukup untuk mendorong dan menghidupkan kembali pasar otomotif di tengah tekanan ekonomi global? General Manager Dyandra Promosindo, Tofani Lazuardi, tetap menunjukkan sikap optimis. Ia percaya bahwa target ini dapat tercapai dengan melihat tren peningkatan yang ada, yaitu sekitar 10 persen.
Para mitra resmi, seperti lembaga pembiayaan, juga berupaya membantu mendorong daya beli masyarakat. Dengan menawarkan beragam skema pembiayaan dan promo menarik, mereka berkomitmen untuk menyokong masyarakat yang bercita-cita memiliki kendaraan impian, terutama selama gelaran IIMS. Dengan cara ini, diharapkan pameran ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat Jawa Timur yang ingin menjangkau kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Selain itu, IIMS Surabaya 2025 juga menghadirkan ekosistem yang mencakup edukasi mengenai kendaraan listrik, program trade-in, hingga insentif berupa cashback dan undian umrah. Semua ini dirancang untuk menjadikan pameran lebih dari sekadar ajang menampilkan kendaraan, tetapi juga menjadi momentum penting dalam menjawab tantangan pemulihan industri otomotif secara lebih luas.
Dengan semangat yang menggebu, semua pihak berharap gelaran IIMS Surabaya 2025 bisa disambut dengan meriah. Harapannya, melalui kolaborasi yang solid, industri otomotif dan ekonomi daerah dapat kembali bangkit, memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Surabaya – Pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) Surabaya 2025 direncanakan berlangsung di Grand City Convex dari 28 Mei hingga 1 Juni. Di balik kemeriahan acara ini, terdapat beragam tantangan yang perlu dihadapi oleh industri otomotif, termasuk adaptasi terhadap kendaraan listrik dan dampak penurunan daya beli masyarakat.
Project Manager IIMS 2025, Rudi MF, menegaskan bahwa meski ekosistem otomotif menunjukkan perkembangan, saat ini pasar dihadapkan pada ketidakpastian yang signifikan. Ketegangan dalam hubungan dagang, khususnya antara negara besar seperti Amerika Serikat dan Cina, menjadi pengingat penting untuk memperkuat fondasi industri lokal.
Tantangan dan Peluang di Pasar Otomotif
Rudi juga menjelaskan bahwa transaksi kendaraan listrik (EV) di IIMS Jakarta 2025 telah mencapai 40 persen dari total penjualan, meningkat dari 30 persen pada tahun sebelumnya. Tren ini diharapkan akan terulang di Surabaya, terutama dengan adanya insentif dari pemerintah tidak hanya untuk kendaraan listrik tetapi juga untuk kendaraan hybrid.|
Di Surabaya, Rudi optimistis akan melihat lonjakan minat yang serupa, lebih khusus dari segmen kendaraan hybrid. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada berbagai tantangan, industri otomotif tetap memiliki peluang untuk berkembang, asalkan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan dan preferensi konsumen.
Strategi Mendorong Daya Beli dan Keterlibatan Masyarakat
Namun, ambisi tinggi IIMS 2025 yang menargetkan transaksi sebesar Rp 260 miliar dan kunjungan sebanyak 30 ribu orang juga menimbulkan keraguan. Apakah penyelenggaraan event ini akan cukup untuk mendorong dan menghidupkan kembali pasar otomotif di tengah tekanan ekonomi global? General Manager Dyandra Promosindo, Tofani Lazuardi, tetap menunjukkan sikap optimis. Ia percaya bahwa target ini dapat tercapai dengan melihat tren peningkatan yang ada, yaitu sekitar 10 persen.
Para mitra resmi, seperti lembaga pembiayaan, juga berupaya membantu mendorong daya beli masyarakat. Dengan menawarkan beragam skema pembiayaan dan promo menarik, mereka berkomitmen untuk menyokong masyarakat yang bercita-cita memiliki kendaraan impian, terutama selama gelaran IIMS. Dengan cara ini, diharapkan pameran ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat Jawa Timur yang ingin menjangkau kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Selain itu, IIMS Surabaya 2025 juga menghadirkan ekosistem yang mencakup edukasi mengenai kendaraan listrik, program trade-in, hingga insentif berupa cashback dan undian umrah. Semua ini dirancang untuk menjadikan pameran lebih dari sekadar ajang menampilkan kendaraan, tetapi juga menjadi momentum penting dalam menjawab tantangan pemulihan industri otomotif secara lebih luas.
Dengan semangat yang menggebu, semua pihak berharap gelaran IIMS Surabaya 2025 bisa disambut dengan meriah. Harapannya, melalui kolaborasi yang solid, industri otomotif dan ekonomi daerah dapat kembali bangkit, memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.