Jember – Bupati Muhammad Fawait mengakhiri seratus hari pertama kepemimpinannya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sejak dilantik pada 20 Februari 2025, dengan beberapa pencapaian yang menarik perhatian.
Beliau menegaskan bahwa tidak ada perubahan drastis yang dapat terjadi tanpa fondasi yang kokoh dalam seratus hari pertama ini. Hal ini disampaikan dalam acara penutup program kerja seratus hari di Pantai Watu Ulo, Kecamatan Ambulu, pada 1 Juni 2025.
Pencapaian Utama Selama Seratus Hari Pertama
Pada awal kepemimpinannya, Fawait memulai kerja dengan mengidentifikasi kembali visi dan misi yang mendasari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk periode 2025-2030. Salah satu fokus utama adalah pengurangan angka kemiskinan, yang menjadi masalah kronis di Jember.
Data menunjukkan bahwa, meski Jember adalah kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Jawa Timur, angka kemiskinan tak kunjung turun dari 200 ribu jiwa selama sepuluh tahun terakhir. Ketidakadilan ini memerlukan perhatian serius, dan Fawait berkomitmen untuk menjadikan pengentasan kemiskinan sebagai prioritas utama.
Strategi Pengentasan Kemiskinan
Langkah pertama untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui program Universal Health Coverage yang memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi warga Jember. Sejak 1 April 2025, semua penduduk yang terdaftar dengan KTP atau KK Jember bisa mengakses pelayanan kesehatan di seluruh rumah sakit.
Selain dari sektor kesehatan yang merupakan aspek krusial dalam kesejahteraan masyarakat, perhatian juga diberikan pada infrastruktur dan pendidikan. Pengalihan anggaran sebesar Rp 10 miliar dari pengadaan mobil dinas dialokasikan untuk perbaikan jalanan yang sangat dibutuhkan.
Pendidikan, sebagai pilar penting dalam mengentaskan kemiskinan, juga mendapatkan perhatian. Fawait menggarisbawahi bahwa perbaikan kondisi gedung sekolah adalah langkah strategis untuk masa depan anak-anak di Jember. Lebih dari 1.500 sekolah yang mengalami kerusakan berat akan menjadi perhatian utama dengan program perbaikan yang sistematis.
Inisiatif baru yang diluncurkan adalah program Wadul Gus e, yang memungkinkan masyarakat menyampaikan pengaduan dan aspirasi langsung kepada pemimpin. Dengan memanfaatkan platform komunikasi modern seperti pesan WhatsApp, pemimpin dan rakyat dapat terhubung lebih dekat.
Fawait juga menyadari tantangan dalam merespons laporan pengaduan masyarakat. Beberapa kasus butuh waktu untuk ditanggapi, terutama yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Untuk itu, Bupati berharap masyarakat dapat bersabar selama proses berlangsung.
Dalam seratus hari pemerintahannya, dua kebijakan populis diperkenalkan, yaitu penerapan lima hari kerja untuk tenaga kesehatan dan memberikan hari libur bagi guru selama siswa libur sekolah. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan kesejahteraan tenaga pendidik dan kesehatan.
Tak hanya itu, untuk meningkatkan sektor pariwisata, pemerintah kabupaten memutuskan untuk menggratiskan retribusi parkir berlangganan dari Mei hingga Agustus 2025. Meskipun target pendapatan pajak dari parkir sebesar Rp 20 miliar belum tercapai sepenuhnya, langkah ini diharapkan bisa mendukung vitalitas ekonomi lokal.
Fawait juga berusaha untuk memfasilitasi konektivitas lebih baik untuk Jember dengan melakukan pendekatan kepada pemerintah pusat dan pihak swasta. Salah satu proyek yang digagas adalah reaktivasi Bandara Notohadinegoro untuk penerbangan Jember-Bali, dengan harapan tiket yang terjangkau akan berefek positif pada sektor pariwisata.
Kami juga sudah memperoleh izin dari kementerian terkait untuk pembangunan flyover atau underpass di kawasan Mangli pada tahun 2026 guna mengurai kemacetan yang sering terjadi di daerah perkotaan. Semua langkah ini menunjukkan komitmen Fawait untuk membawa Jember ke arah yang lebih baik.
Dengan pendekatan kerjasama dan kolaborasi, Fawait menyatakan kebutuhan akan tim yang solid untuk menghadapi tantangan pembangunan di Jember. Semangat kolaborasi ini diharapkan bisa menghasilkan dampak positif bagi masyarakat.