www.fokustempo.id – Sepanjang tahun 2023, Kabupaten Magetan menghadapi sejumlah tantangan serius dalam sektor kesehatan ibu dan anak. Data terbaru menunjukkan angka kematian ibu dan balita yang cukup memprihatinkan, memicu perhatian dari berbagai pihak untuk mengambil langkah nyata dalam menanganinya.
Data yang dirilis mencatat 10 kasus kematian ibu dan 70 kasus kematian balita dalam setahun. Bupati Magetan, Nanik Endang Rusminiarti, menganggap hal ini sebagai indikator ketahanan kesehatan masyarakat serta hal yang perlu ditangani secara kolaboratif.
Dalam konteks yang lebih luas, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian balita (AKB) tidak hanya mencerminkan masalah kesehatan, tetapi juga menunjukkan kualitas pelayanan publik yang tersedia. Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan aksinya untuk membenahi masalah ini demi kesejahteraan bersama.
Kegiatan Audit Maternal Perinatal–Surveilans Respon (AMP-SR) yang dilaksanakan di Sarangan menjadi momentum penting. Pada acara tersebut, Bupati Nanik menyarankan agar semua pihak, termasuk organisasi masyarakat dan tenaga kesehatan, bersatu dalam upaya menekan angka kematian.
Pentingnya Kolaborasi dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Balita
Bupati Nanik mengajak semua elemen masyarakat untuk memperkuat kolaborasi dalam meningkatkan layanan kesehatan. Dia menekankan bahwa kepedulian terhadap kesehatan ibu dan anak adalah tanggung jawab bersama yang tidak bisa diabaikan.
“Kita perlu memastikan bahwa semua layanan medis, terutama dalam keadaan gawat darurat, dapat diakses tepat waktu,” ujarnya. Ini menunjukkan betapa pentingnya perbaikan sistem layanan kesehatan di daerah tersebut.
Dalam acara tersebut, Bupati juga memberikan penghargaan khusus kepada berbagai pihak yang aktif dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak. Tim Penggerak PKK dan tenaga kesehatan dianggap sebagai pilar penting dalam inisiatif ini.
Inovasi dari Puskesmas Panekan, yaitu Puspa Hunting, berhasil menjadi sorotan positif. Program ini menargetkan penanganan masalah gizi buruk pada balita, yang berkontribusi pada penurunan angka kematian yang mengkhawatirkan.
Pemenuhan Standar Layanan Kesehatan yang Optimal
Bupati Nanik juga menegaskan pentingnya memenuhi standar pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan balita. Hal ini diatur dalam sejumlah peraturan pemerintah dan menjadi acuan bagi semua pihak terkait.
“Kami akan fokus pada tiga hal yang harus diwujudkan: kualitas pelayanan, aksesibilitas layanan, dan kewaspadaan terhadap kasus kematian,” tambahnya. Ini merupakan langkah strategis untuk memperbaiki keadaan yang ada saat ini.
Upaya untuk mempercepat program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) juga menjadi sorotan. Bupati berpendapat bahwa deteksi dini sangat penting dalam mencegah berbagai masalah kesehatan, termasuk TB yang sering kali mengancam masyarakat.
Melalui integrasi layanan kesehatan ini, diharapkan terjadi penurunan signifikan dalam angka kematian ibu dan balita di masyarakat. Setiap elemen diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan layanan kesehatan yang lebih baik.
Membangun Kesadaran Masyarakat Tentang Kesehatan Ibu dan Anak
Pentingnya kesadaran masyarakat mengenai kasus kesehatan ibu dan anak menjadi lebih mendesak. Pemerintah daerah berharap agar masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga.
Program edukasi kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin. Sekolah-sekolah dan organisasi masyarakat pun diharapkan dapat terlibat dalam menyebarluaskan informasi ini.
“Kami harus bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap ibu hamil mendapatkan layanan kesehatan yang diperlukan sejak awal kehamilan,” ungkap Bupati Nanik. Kesadaran dini diharapkan dapat mencegah berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa ibu dan anak.
Dengan kolaborasi dan peningkatan kualitas layanan kesehatan, diharapkan bahwa akumulasi upaya ini membuahkan hasil yang positif bagi masyarakat. Sehingga, angka kematian ibu dan balita bisa terus berkurang.