Gresik – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gresik baru saja merilis data inflasi untuk bulan Mei 2025. Data tersebut menunjukkan bahwa sektor kesehatan dan perawatan pribadi menjadi penyebab utama dari kenaikan inflasi di daerah ini.
Dari temuan BPS, sektor kesehatan memiliki inflasi yang cukup mencolok, mencapai
7,97%, sementara perawatan pribadi berkontribusi sebesar 3,47%. Selain itu, sektor pendidikan juga mencatatkan inflasi sebesar 2,48%. Data ini bisa menjadi perhatian penting bagi masyarakat dan pengambil kebijakan.
Analisis Inflasi pada Sektor Kesehatan dan Perawatan Pribadi
Penyebab utama inflasi yang tinggi di sektor kesehatan di Gresik adalah kenaikan tarif pelayanan kesehatan. Menurut Kepala BPS Gresik, Indriya Purwaningsih, faktor ini sangat berkontribusi terhadap pola kenaikan harga. Kenaikan tarif rumah sakit, biaya dokter umum, dan dokter spesialis menjadi sorotan utama.
Hal ini relevan mengingat kesehatan adalah kebutuhan pokok yang tidak dapat diabaikan. Masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, sehingga permintaan akan layanan dan perawatan kesehatan meningkat. Kenaikan harga pada sektor ini dapat memicu dampak sosial-ekonomi yang lebih luas, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Deflasi dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
Di sisi lain, Kabupaten Gresik juga mencatatkan deflasi sebesar 0,51% yang menunjukkan penurunan harga di sektor makanan, minuman, dan tembakau. Komoditas seperti cabai rawit, bawang merah, ikan mujair, daging ayam ras, berdasarkan data, telah mengalami penurunan harga yang signifikan. Ini memberikan sedikit angin segar bagi masyarakat yang sering mengalami tekanan dari inflasi.
Dengan deflasi yang terdalam sepanjang tahun 2025 ini, terlihat adanya perubahan nyata dalam harga bahan pangan, yang mungkin juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca, seperti fenomena kemarau basah. Penurunan harga bahan pangan tentu saja membantu mengurangi beban biaya hidup masyarakat, dan menciptakan ruang gerak lebih baik dalam perencanaan keuangan.
Jika kita bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, inflasi di Gresik mengalami penurunan yang signifikan, dari 2,84% pada Mei 2024 menjadi hanya 0,60% di tahun ini. Ini menunjukkan adanya perubahan yang berarti dalam dinamika pasar dan perilaku konsumsi di kalangan masyarakat.
Melihat data yang ada, inflasi tahun kalender atau year to date (y-to-d) menunjukkan angka 0,46% di Mei 2025, yang juga lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini adalah indikasi positif bagi perekonomian lokal yang sulit, memberikan harapan untuk pertumbuhan yang lebih stabil di masa mendatang.
Melihat perkembangan ini, perlu diingat bahwa masyarakat tetap perlu bijak dalam berbelanja dan memantau pergerakan harga, terutama di sektor-sektor yang krusial seperti kesehatan, pendidikan, dan bahan pangan. Kesadaran dalam berbelanja dapat berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi domestik. Memperhatikan dinamika harga dan strategi berbelanja yang lebih cermat dapat menjadi langkah bijak untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi yang mungkin muncul di masa mendatang.