www.fokustempo.id – Patung Sukowati, yang menjulang setinggi 15 meter di tengah Taman Sukowati, Kelurahan Keniten, kini menjadi sorotan utama. Sebagai simbol perjuangan Mayor Jenderal (Purn) Soeprapto Sukowati, keberadaannya tidak hanya mencerminkan sejarah, tetapi juga identitas Ponorogo. Sayangnya, kondisi fisik patung tersebut kini memprihatinkan.
Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno, menyatakan bahwa taman dan patung di jantung kota terlihat sangat kumuh. Cat yang mengelupas dan adanya keretakan pada beberapa bagian patung menunjukkan bahwa perhatian dari pemerintah daerah sangat diperlukan.
“Kami merasakan kepedihan ini dan mendesak Pemkab untuk segera mengambil langkah. Hal ini sangat penting mengingat letaknya yang strategis di pusat kota,” kata Dwi Agus Prayitno. Revitalisasi Taman Sukowati diharapkan bukan hanya meningkatkan estetika kota, tetapi juga menghargai sejarah yang diwakili oleh patung tersebut.
Pentingnya Merevitalisasi Taman Sukowati untuk Sejarah dan Estetika
Revitalisasi taman ini sangat penting dalam menjaga warisan sejarah lokal. Soeprapto Sukowati, yang terpilih oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman untuk memimpin Batalyon III Mobil pada 9 November 1948, adalah tokoh militer yang berperan penting dalam sejarah daerah ini.
Dengan pemimpin yang berani dan berpendidikan, Soeprapto Sukowati berjuang untuk menumpas pemberontakan PKI di Madiun pada tahun yang sama. Perjuangannya menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Taman Sukowati tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga ruang pembelajaran bagi generasi muda. Penghormatan kepada tokoh lokal ini menciptakan kesadaran akan pentingnya memahami sejarah di mana kita tinggal.
Dampak Negatif dari Pengabaian Monumen Sejarah
Pengabaian terhadap patung dan taman yang menjadi simbol sejarah bisa memiliki dampak negatif bagi masyarakat. Selain menciptakan citra yang buruk, hal ini juga dapat mengurangi rasa cinta terhadap daerah sendiri.
Tidak jarang, lembaga seperti DPRD melihat bahwa ketidakpedulian terhadap monumen sejarah bisa mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Budaya perawatan dan penghargaan terhadap sejarah perlu ditanamkan sejak dini.
Dengan kondisi patung yang semakin memburuk, dampak pada psikologi kolektif masyarakat juga bisa menjadi perhatian. Masyarakat yang tidak merasa terlindungi warisannya mungkin akan kehilangan identitas daerah mereka.
Langkah-Langkah untuk Revitalisasi Taman dan Patung Sukowati
Revitalisasi Taman Sukowati bisa dilakukan melalui beberapa langkah strategis. Pertama, pemerintah daerah harus melakukan audit menyeluruh mengenai kondisi fisik patung dan taman. Data ini akan membantu merancang rencana revitaalisasi yang efektif.
Kedua, melibatkan masyarakat dalam proses revitalisasi dapat menjadi strategi yang efektif. Dengan melibatkan warga lokal, proses perbaikan tidak hanya akan lebih transparan, tetapi juga membangun rasa kepemilikan masyarakat terhadap taman dan patung.
Terakhir, perlu adanya alokasi anggaran khusus untuk pemeliharaan monumen sejenis di masa depan. Upaya semacam ini akan menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga warisan sejarah di Ponorogo.