• About
  • Landing Page
  • Buy JNews
Newsletter
  • Login
Fokus Tempo
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
Fokus Tempo
No Result
View All Result
Home Sorotan

Ruang Batin yang Terlupakan

admin by admin
Mei 30, 2025
in Sorotan
0 0
0
Petinggi F-Utopia dan Distopia Jelata

Hati Nurani

Hannah Arendt, seorang sejarawan dan filsuf terkemuka, mengemukakan bahwa aktivitas berpikir tidak hanya sekadar proses kognitif, melainkan adalah dialog internal yang penting. Ini merupakan ‘ruang batin’ di mana individu dapat berinteraksi dengan diri sendiri, merenungkan konsekuensi dari tindakan yang akan diambil. Fungsi dari berpikir, dalam konteks ini, adalah untuk membangun penilaian yang independen tentang baik dan buruk. Tanpa proses ini, manusia akan kehilangan arah dalam moralitas dan politik.

Meskipun Arendt tidak secara eksplisit menggunakan istilah “hati nurani,” konsep dialog internalnya adalah inti dari pemahaman kita mengenai hati nurani. Ketika seseorang mengalami ketidaksesuaian antara tindakan mereka dan norma internal, mereka sesungguhnya sedang mendengarkan suara hati mereka. Jika ruang batin ini terabaikan, hati nurani akan lenyap dan individu menjadi terombang-ambing oleh pengaruh eksternal.

Pentingnya Dialog Internal dalam Keputusan

Di tengah lingkungan yang serba cepat, banyak individu merasa bahwa mereka tidak memiliki waktu untuk merenung. Akan tetapi, pentingnya mengambil langkah mundur dan mempertimbangkan keputusan yang diambil tidak bisa diabaikan. Ketika tujuan utama adalah mencapai kekuasaan atau kesuksesan, sering kali individu terjebak dalam pola pikir pragmatis yang mengabaikan pertimbangan moral.

Ambisi untuk berkuasa bisa mengurangi kemampuan kita untuk berpikir kritis. Dalam sistem yang otoriter, sering kali ditegaskan bahwa kepatuhan tanpa pertanyaan adalah nilai utama. Dalam konteks ini, berpikir kritis menjadi ancaman bagi para penguasa yang ingin mempertahankan kendali. Individu yang tidak mengedepankan dialog internal berisiko untuk menjadi “tanpa pikiran,” yang bukan berarti bodoh, tetapi melainkan tidak mampu membedakan antara tindakan yang benar dan tindakan yang salah secara moral.

Dampak Negatif dari Ambisi yang Berlebihan

Ambisi yang berlebihan tidak hanya merugikan individu tersebut, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Semua tindakan keji yang dilakukan sering kali bukan akibat dari kebencian mendalam, melainkan karena kurangnya refleksi dan pemahaman tentang dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain. Proses mengabaikan hati nurani ini sering kali berujung pada penyesalan yang mendalam ketika individu dihadapkan pada konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Pada akhirnya, ketika dunia luar mulai runtuh, individu yang tidak memiliki kompas moral akan menemukan diri mereka terperangkap dalam situasi yang tidak bisa mereka kendalikan. Mereka mungkin berusaha untuk melarikan diri dari dampak tindakan mereka, tetapi pada dasarnya mereka telah menciptakan ruang kosong dalam diri mereka yang sulit untuk diisi kembali. Ketika mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa tindakan mereka telah mengarah pada kehampaan moral, baru mereka menyadari betapa pentingnya keberadaan hati nurani.

Pengharapan masa depan terletak pada kemampuan untuk merenung dan menciptakan kembali ruang batin yang hilang. Dalam konteks ini, memulihkan nilai-nilai kemanusiaan dapat berfungsi sebagai langkah awal untuk mengatasi ambisi yang berlebihan.

Keseimbangan antara ambisi dan tanggung jawab moral adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Dengan menghidupkan kembali dialog internal dan mendorong individu untuk berfokus pada hati nurani, kita bisa meraih masa depan yang lebih beretika.

Related articles

Petinggi F-Utopia dan Distopia Jelata

Interlock dan Akhir Cerita yang Menarik

Juni 5, 2025
Pengorbanan sebagai Puncak Tanda Pengabdian

Pengorbanan sebagai Puncak Tanda Pengabdian

Juni 5, 2025

Hati Nurani

Hannah Arendt, seorang sejarawan dan filsuf terkemuka, mengemukakan bahwa aktivitas berpikir tidak hanya sekadar proses kognitif, melainkan adalah dialog internal yang penting. Ini merupakan ‘ruang batin’ di mana individu dapat berinteraksi dengan diri sendiri, merenungkan konsekuensi dari tindakan yang akan diambil. Fungsi dari berpikir, dalam konteks ini, adalah untuk membangun penilaian yang independen tentang baik dan buruk. Tanpa proses ini, manusia akan kehilangan arah dalam moralitas dan politik.

Meskipun Arendt tidak secara eksplisit menggunakan istilah “hati nurani,” konsep dialog internalnya adalah inti dari pemahaman kita mengenai hati nurani. Ketika seseorang mengalami ketidaksesuaian antara tindakan mereka dan norma internal, mereka sesungguhnya sedang mendengarkan suara hati mereka. Jika ruang batin ini terabaikan, hati nurani akan lenyap dan individu menjadi terombang-ambing oleh pengaruh eksternal.

Pentingnya Dialog Internal dalam Keputusan

Di tengah lingkungan yang serba cepat, banyak individu merasa bahwa mereka tidak memiliki waktu untuk merenung. Akan tetapi, pentingnya mengambil langkah mundur dan mempertimbangkan keputusan yang diambil tidak bisa diabaikan. Ketika tujuan utama adalah mencapai kekuasaan atau kesuksesan, sering kali individu terjebak dalam pola pikir pragmatis yang mengabaikan pertimbangan moral.

Ambisi untuk berkuasa bisa mengurangi kemampuan kita untuk berpikir kritis. Dalam sistem yang otoriter, sering kali ditegaskan bahwa kepatuhan tanpa pertanyaan adalah nilai utama. Dalam konteks ini, berpikir kritis menjadi ancaman bagi para penguasa yang ingin mempertahankan kendali. Individu yang tidak mengedepankan dialog internal berisiko untuk menjadi “tanpa pikiran,” yang bukan berarti bodoh, tetapi melainkan tidak mampu membedakan antara tindakan yang benar dan tindakan yang salah secara moral.

Dampak Negatif dari Ambisi yang Berlebihan

Ambisi yang berlebihan tidak hanya merugikan individu tersebut, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Semua tindakan keji yang dilakukan sering kali bukan akibat dari kebencian mendalam, melainkan karena kurangnya refleksi dan pemahaman tentang dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain. Proses mengabaikan hati nurani ini sering kali berujung pada penyesalan yang mendalam ketika individu dihadapkan pada konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Pada akhirnya, ketika dunia luar mulai runtuh, individu yang tidak memiliki kompas moral akan menemukan diri mereka terperangkap dalam situasi yang tidak bisa mereka kendalikan. Mereka mungkin berusaha untuk melarikan diri dari dampak tindakan mereka, tetapi pada dasarnya mereka telah menciptakan ruang kosong dalam diri mereka yang sulit untuk diisi kembali. Ketika mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa tindakan mereka telah mengarah pada kehampaan moral, baru mereka menyadari betapa pentingnya keberadaan hati nurani.

Pengharapan masa depan terletak pada kemampuan untuk merenung dan menciptakan kembali ruang batin yang hilang. Dalam konteks ini, memulihkan nilai-nilai kemanusiaan dapat berfungsi sebagai langkah awal untuk mengatasi ambisi yang berlebihan.

Keseimbangan antara ambisi dan tanggung jawab moral adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Dengan menghidupkan kembali dialog internal dan mendorong individu untuk berfokus pada hati nurani, kita bisa meraih masa depan yang lebih beretika.

Related Posts

Petinggi F-Utopia dan Distopia Jelata

Interlock dan Akhir Cerita yang Menarik

by admin
Juni 5, 2025
0

Tulisan dalam artikel ini adalah semata untuk literasi pembelajaran melek politik, berdasarkan prinsip konsep MAD (mutual assured destruction), Prisoner’s Dilemma,...

Pengorbanan sebagai Puncak Tanda Pengabdian

Pengorbanan sebagai Puncak Tanda Pengabdian

by admin
Juni 5, 2025
0

Ibadah kurban setiap tahun selalu menjadi pengingat penting bagi umat Islam. Ibadah ini mengajarkan makna pengorbanan yang hakiki. Kisah Nabi...

Petinggi F-Utopia dan Distopia Jelata

Pancasila sebagai Ikatan Kimiawi dalam Suatu Bangsa

by admin
Juni 4, 2025
0

Ikatan kimiawi, seperti air (H2O), merupakan salah satu contoh ikatan yang lahir dari proses alami, mungkin sejak dunia ini diciptakan....

Sang Naga dan Tarian Terakhir Sang Rubah

Transisi Koalisi dan Dinasti

by admin
Juni 4, 2025
0

Demokrasi dengan sistem multi-partai hampir selalu mendorong pembentukan koalisi partai politik, karena sulit untuk mencapai dominasi lebih dari 50 persen...

Sang Naga dan Tarian Terakhir Sang Rubah

Kejahatan Ternormalisasi: Krisis Kemanusiaan di Era Modern

by admin
Juni 2, 2025
0

Mengapa kejahatan semakin meningkat dalam jumlah dan kualitas, di mana di zaman modern ini seolah semakin dianggap biasa? Banyak orang...

Load More

Kategori

  • Ekbis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Sorotan

Sidebar

RekomendasiNews

Jokowi Berpeluang Besar Jadi Ketum PPP Jika Haji Isam Mundur dari Pertarungan
Peristiwa

Jokowi Berpeluang Besar Jadi Ketum PPP Jika Haji Isam Mundur dari Pertarungan

by admin
Mei 30, 2025
0

Presiden ketujuh Republik Indonesia, Joko Widodo, muncul sebagai kandidat potensial untuk memimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Fakta ini mengundang perhatian...

Read more
TNI Jaga Kejaksaan Selama Seminggu Tapi Belum Terungkap Kasus, Said Didu: Masih Omon-Omon?
Peristiwa

TNI Jaga Kejaksaan Selama Seminggu Tapi Belum Terungkap Kasus, Said Didu: Masih Omon-Omon?

by admin
Mei 20, 2025
0

Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu, mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kinerja Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang saat ini memiliki tanggung jawab menjaga...

Read more
Oknum Kades Pulau Bawean Direhabilitasi Usai Terkait Pesta Sabu
Hukum & Kriminal

Oknum Kades Pulau Bawean Direhabilitasi Usai Terkait Pesta Sabu

by admin
Mei 28, 2025
0

Gresik – Seorang oknum Kepala Desa asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, berinisial AA (53) tidak menjalani hukuman penjara, melainkan direhabilitasi...

Read more
Direktur Utama Dilaporkan ke Polrestabes Surabaya
Hukum & Kriminal

Direktur Utama Dilaporkan ke Polrestabes Surabaya

by admin
Mei 20, 2025
0

Surabaya – Seorang Direktur Utama di sebuah perusahaan telah dilaporkan ke kepolisian setempat terkait dugaan penipuan dan penggelapan dalam bisnis...

Read more
Fokus Tempo

© 2025 JNews by Fokustempo. All rights reserved.

Informasi Kami

  • About
  • Support Forum
  • Landing Page
  • Buy JNews

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan

© 2025 JNews by Fokustempo. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?