Dalam rangka peringatan Hari Lahir Presiden pertama RI, Ir Soekarno, yang jatuh pada Hari Raya Idul Adha 1446 H, Ketua Umum PDI Perjuangan melakukan ziarah ke makam Bung Karno di Kota Blitar. Ini menjadi momen refleksi bagi semua kader partai dan masyarakat untuk mengenang jasa beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum, bersama jajaran pengurus DPP PDI Perjuangan dan kepala daerah, mengunjungi Kompleks Makam Bung Karno. Di sana, mereka menunaikan doa dan memberikan penghormatan atas warisan nilai perjuangan Bung Karno yang sampai saat ini masih hidup di hati setiap kader. Ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan sebuah forum untuk merefleksikan betapa besar pengaruh Bung Karno dalam sejarah bangsa.
Pentingnya Momen Ziarah dan Refleksi Sejarah
Ziarah ini menjadi simbol penghormatan yang mendalam terhadap perjuangan Bung Karno. Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, MH Said Abdullah, menegaskan bahwa ini adalah momen untuk merenungkan kembali nilai-nilai yang diwariskan oleh sang proklamator. Dengan bersatu dan berdoa di pusara beliau, seluruh kader diingatkan akan tanggung jawab mereka untuk meneruskan perjuangan demi bangsa.
Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menunjukkan betapa pentingnya menjaga tradisi dan moralitas ideologi yang diajarkan. Sebagian besar kader PDI Perjuangan merasa bahwa ziarah ini menguatkan ikatan mereka dengan akar sejarah partai. Melewati proses ini, mereka diharapkan dapat meneladani semangat perjuangan dan pengabdian Bung Karno dalam politik masa kini.
Perayaan Idul Adha dan Tindakan Sosial
Pada hari yang sama, keluarga Bung Karno memberikan dua ekor sapi kurban kepada masjid-masjid di Blitar. Ini menunjukkan komitmen sosial yang kuat dari keluarga besar Bung Karno, terutama dalam mengamalkan nilai-nilai pengorbanan yang diajarkan agama. Penyaluran hewan kurban bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan bentuk kasih sayang kepada masyarakat yang telah berkontribusi dalam sejarah perjuangan keluarga.
Menurut Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, rangkaian ziarah ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi mewakili langkah konkret dalam memelihara akar sejarah partai. Melalui pengabdian dan solidaritas, PDI Perjuangan berupaya untuk terus memajukan masyarakat. Kegiatan pengorbanan ini menekankan bahwa Idul Adha bukan hanya tentang ritual religius, melainkan juga tentang komitmen nyata dalam pelayanan masyarakat.
Keberadaan hewan kurban yang disalurkan menjadi simbol bahwa nilai-nilai keikhlasan dan pengorbanan harus terus dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Penyerahan hewan kurban ini telah menjadi tradisi yang tidak hanya melestarikan nilai sosial, tetapi juga memperkuat ikatan di antara kader dan masyarakat luas. Ini sebuah pengingat bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian tak terpisahkan dari perjuangan politik yang dijalani.
Dengan rangkaian acara ini, PDI Perjuangan menunjukkan bahwa mereka berkomitmen untuk tak hanya mengejar kekuasaan, tetapi juga mengedepankan pelayanan kepada rakyat. Kesadaran akan tanggung jawab terhadap masyarakat menjadi bagian inti dari gerakan politik partai, yang harus terus dilakukan agar tidak kehilangan arah. Semua kader diingatkan untuk meneladani sikap Bung Karno dalam mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
Secara keseluruhan, ziarah ke makam Bung Karno dan penyaluran hewan kurban menjadi dua kegiatan yang saling melengkapi dalam konteks pengabdian kepada bangsa. Moment ini mengajak semua pihak, baik pengurus maupun masyarakat, untuk merefleksikan ulang makna dari perjuangan dan pengorbanan. Sebuah komitmen untuk terus mengingat dan mengamalkan nilai-nilai luhur dalam membangun Indonesia yang lebih baik, sesuai cita-cita dan harapan Bung Karno.