www.fokustempo.id – Kalangan honorer yang tergolong dalam kategori R2 dan R3 mulai merasakan ketidakpastian tentang masa depan mereka. Hal ini disebabkan oleh ketidakjelasan mengenai nasib mereka dalam pembicaraan terakhir bersama pemerintah yang tidak memberikan porsi perhatian pada isu ini.
Dalam rapat kerja yang diadakan oleh Komisi II DPR RI pada akhir Juni lalu, situasi honorer R2 dan R3 tampaknya tidak mendapatkan sudut pandang yang memadai. Diskusi tersebut cenderung terfokus pada agenda yang lebih umum, membuat banyak honorer merasa terabaikan.
Pemerintah dan DPR hanya merangkum tiga agenda utama dalam rapat tersebut, seperti pengangkatan CPNS dan PPPK serta kebijakan terkait Flexible Working Arrangements. Meski rapat ini menjadi momen penting, nasib honorer R2 dan R3 tampak tersisih dari perdebatan yang berlangsung.
Upaya Komisi II DPR RI dalam Menangani Isu Honorer
Rapat yang diadakan oleh Komisi II DPR RI tersebut melibatkan sejumlah pejabat tinggi, namun tidak memberikan hasil yang menggembirakan bagi honorer. Bahri Permana, Jubir Aliansi R2 dan R3 Indonesia, menyatakan bahwa tidak ada pembahasan konkret mengenai nasib honorer yang belum lolos seleksi CASN 2024.
Menurutnya, penjelasan yang diberikan tidak menyinggung secara spesifik tentang kemungkinan honorer R2 dan R3 untuk diangkat sebagai PPPK paruh waktu. Ini mengecewakan banyak pihak yang berharap adanya solusi untuk situasi mereka.
Dari awal hingga akhir, rapat tampaknya lebih banyak membahas isu lain, seperti mutasi dan promosi di lingkungan pemda. Di sisi lain, persiapan pengangkatan PPPK hanya difokuskan pada yang penuh waktu, seolah mengabaikan honorer paruh waktu.
Ketidakpastian dan Ketidakpuasan di Kalangan Honorer
Keberlangsungan pekerjaan bagi honorer R2 dan R3 semakin dipertanyakan dengan tidak adanya kejelasan dari pemerintah. Mereka merasa diabaikan dan tidak mendapatkan dukungan yang seharusnya dalam situasi yang krusial ini.
Bahri menambahkan bahwa banyak honorer yang berharap bisa dilibatkan lebih dalam dalam pembahasan ini, namun kenyataannya tidak ada ruang bagi mereka untuk didengar. Banyak yang merasa frustrasi akibat ketidakpastian ini.
Pembicaraan yang dilakukan selama rapat tidak mencerminkan kebutuhan mendasar dari honorer R2 dan R3. Ketidakpuasan ini semakin memperparah keadaan psikologis para honorer yang mengandalkan pekerjaan mereka untuk penghidupan.
Harapan untuk Masa Depan Honorer R2 dan R3
Meski keadaannya suram, masih ada harapan bagi honorer R2 dan R3. Banyak dari mereka berharap agar dalam pertemuan mendatang, pembahasan mengenai nasib mereka dapat diangkat ke depan. Suara dari honorer perlu didengar agar solusi yang tepat dapat ditemukan.
Honorer R2 dan R3 percaya bahwa dengan meningkatkan komunikasi dan dialog yang terbuka dengan pemerintah, mereka dapat mencapai titik terang. Kesadaran akan pentingnya pengakuan dan perlindungan hak-hak mereka menjadi faktor penentu untuk masa depan yang lebih cerah.
Generasi honorer saat ini memiliki potensi yang besar, dan jika diakui dengan benar, mereka dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi negara. Masyarakat dan pemerintah perlu menyadari hal ini dan bertindak cepat untuk memberikan solusi yang layak.