Program pembangunan perumahan seluas 3 juta unit menjadi fokus utama dalam agenda nasional, yang merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan prioritas nasional untuk periode 2025–2029. Melalui inisiatif ini, pemerintah berupaya memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat mengakses rumah yang layak, terjangkau, dan berkelanjutan.
Penting untuk dicatat bahwa melalui Kementerian Perumahan dan Permukiman, pemerintah berkomitmen untuk memberikan berbagai stimulus yang mendukung pembangunan rumah baru maupun renovasi rumah yang sudah ada. Ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memenuhi kebutuhan dasar akan tempat tinggal.
Salah satu legislator yang menyoroti inisiatif ini adalah Hamka B Kady selaku anggota Komisi V DPR RI, yang menyatakan bahwa belum ada terobosan signifikan dalam sektor perumahan seperti yang sedang dilakukan saat ini. Ia menekankan bahwa hak atas perumahan merupakan bagian dari Undang-Undang Dasar, selaras dengan hak atas sandang dan pangan.
“Seperti yang telah disampaikan oleh Menteri, meski belum sepenuhnya terpenuhi, kita harus menyadari bahwa perumahan merupakan komponen dasar yang harus dijamin. Ini adalah tanggung jawab kita semua untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki akses terhadap tempat tinggal yang layak,” ujar Hamka saat rapat kerja bersama Menteri PKP yang dipublikasikan di kanal resmi.
Legislator dari Partai Golkar yang berasal dari Sulawesi Selatan ini juga mengapresiasi rencana Menteri PKP yang membuka kemungkinan pendanaan dari sektor swasta melalui tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Ini menunjukkan adanya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam upaya mengatasi krisis perumahan.
Harapannya, dengan adanya dukungan pendanaan yang kuat dari sektor swasta serta anggaran yang lebih besar dari pemerintah untuk tahun mendatang, berbagai persoalan terkait perumahan dapat diselesaikan dengan baik. Diperlukan strategi yang efektif untuk menanggulangi kendala-kendala yang ada agar rencana pembangunan dapat tercapai secara optimal.
Sambung Hamka, “Jika kita lihat alokasi anggaran saat ini, sudah terdapat pembagian yang baik. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana kita bisa mengatasi semua rintangan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan program ini. Oleh karena itu, diskusi tentang masalah-masalah ini harus dilakukan secara berkala.”