Pelantikan pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menjadi sorotan utama saat ini. Sebanyak 223 pejabat eselon II dan III resmi dilantik, namun posisi strategis sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) masih kosong. Hal ini menunjukkan dinamika yang menarik dalam rekrutmen dan rotasi pejabat di pemerintahan setempat.
Proses pelantikan kali ini bukan sekadar rutinitas. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan bahwa ini merupakan bagian dari evaluasi kinerja untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Dengan adanya rotasi, diharapkan tidak hanya peningkatan kinerja individual, tetapi juga efisiensi dalam pengelolaan organisasi.
Rotasi Pejabat untuk Meningkatkan Kinerja
Rotasi pejabat ini melibatkan berbagai posisi mulai dari kepala bidang hingga pejabat kepala dinas. Dari 223 pejabat yang dilantik, 55 di antaranya mengalami kenaikan jabatan berdasarkan proposal dan hasil asesmen yang telah dilakukan. Sisanya bergeser untuk menghindari stagnasi dalam karier mereka. “Keberagaman pengalaman di berbagai posisi diharapkan dapat mengasah kemampuan manajerial dan analitis pejabat,” ungkap Eri.
Selain itu, rotasi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman baru kepada pegawai negeri, terutama setelah mereka berada lebih dari dua tahun di posisi yang sama. Tanpa adanya kebaruan, kemampuan manajerial dan inovasi seorang pejabat dapat terhambat. Sehingga, rotasi menjadi salah satu solusi untuk menjaga kinerja dan efisiensi organisasi.
Pentingnya Mengisi Posisi Sekda Secara Tepat
Meskipun pelantikan berjalan sukses, posisi Sekda yang masih kosong menjadi perhatian utama. Pemkot merencanakan pembentukan panitia seleksi (pansel) untuk membuka pendaftaran secara terbuka bagi semua pihak yang berminat. Ini adalah langkah penting karena Sekda berfungsi sebagai penghubung antara wali kota dan seluruh organisasi perangkat daerah.
Wali Kota Eri menekankan bahwa jabatan ini bukan sekadar soal prestise, melainkan juga tanggung jawab yang besar. “Birokrasi adalah mesin yang menggerakkan kota. Jabatan ini harus diisi oleh individu yang paham mengenai visi misi kota dan siap menjalankan tugasnya,” lanjut Eri. Kesiapan dan pemahaman mendalam tentang tantangan yang dihadapi sangat diperlukan untuk menjalankan fungsi sebagai Sekda.
Strategi Seleksi Terbuka
Pemkot juga mengisyaratkan akan membuka lima posisi kepala dinas lainnya melalui seleksi terbuka. Dalam upaya ini, diharapkan terjadi penempatan pejabat berdasarkan kompetensi dan latar belakang yang sesuai. Hal ini sangat krusial terutama untuk jabatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, di mana kinerja dan dedikasi sangat berpengaruh terhadap pelayanan publik.
Wali Kota Eri berharap bahwa proses penempatan pejabat dapat dilakukan dengan cepat agar pelayanan publik tetap berjalan lancar. “Kita harus mengejar waktu dalam mengisi posisi yang kosong. Mekanisme seleksinya harus tetap transparan dan profesional,” jelasnya. Dengan demikian, diharapkan semua jabatan penting di Pemkot Surabaya bisa terisi dengan orang yang tepat dan berkualitas.
Pencapaian dan Harapan ke Depan
Pelantikan pejabat baru merupakan langkah maju dalam upaya memajukan Surabaya. Beberapa nama baru yang diangkat ke dalam jajaran pejabat Pemkot antara lain Ikhsan sebagai Inspektorat, Dewi Soeriyawati sebagai Asisten Perekonomian, serta beberapa lainnya yang menjabat di dinas penting. Setiap pejabat diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk kemajuan kota.
Dalam mencapai visi dan misi pemkot, dibutuhkan sinergi antara semua elemen pemerintahan. Melalui pelantikan dan rotasi ini, diharapkan tercipta lingkungan kerja yang lebih dinamis, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Upaya ini, pada akhirnya, bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi warga Surabaya.