www.fokustempo.id – Dalam konteks perekonomian daerah, Pemerintah Daerah sering kali dihadapkan pada tantangan pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang efisien dan produktif. Salah satu BUMD yang telah mengalami kesulitan adalah Perusahaan Umum Daerah Perkebunan Kahyangan di Jember, Jawa Timur. Penurunan pendapatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir menimbulkan perdebatan mengenai langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Beberapa pihak mengusulkan opsi untuk mempailitkan perusahaan ini, sementara yang lain berpendapat bahwa ada peluang untuk bangkit kembali. Desakan untuk menciptakan solusi berkelanjutan demi kesejahteraan ekonomi daerah semakin kuat, terutama setelah melihat potensi besar di sektor agraria dan perkebunan.
Anggota DPR RI, Muhammad Khozin, secara tegas mendorong seruan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja PDP Kahyangan. Dengan mencermati kerugian yang diderita dalam beberapa tahun terakhir, dia berargumen bahwa pilihan untuk mempertahankan perusahaan tersebut harus dipertimbangkan secara serius.
Mengamati Situasi Keuangan PDP Kahyangan yang Memprihatinkan
Pendapatan PDP Kahyangan menunjukkan kecenderungan menurun yang dramatis. Data menunjukkan perusahaan ini mengalami kerugian yang mencolok, seperti kerugian sebesar Rp 1,096 miliar pada tahun 2020 dan Rp 1,422 miliar pada tahun 2021. Angka ini meningkat meski pada tahun 2024 baru ada keuntungan yang didapat sebesar Rp 87,966 juta.
Dalam konteks ini, Khozin berpendapat bahwa tidak ada gunanya menginvestasikan dana publik lebih lanjut pada perusahaan yang tidak dapat menghasilkan. Dia membandingkan situasi tersebut dengan penyakit yang parah, yang mana tindakan pemotongan harus dilakukan agar tak menyebar. Sementara itu, beberapa pegawai menganggap hal ini sulit meskipun mereka menyadari kondisi perusahaan yang memprihatinkan.
Kemampuan manajemen untuk merubah strategi bisnis perusahaan perlu mendapat perhatian. Khozin menegaskan pentingnya inovasi dalam pengelolaan agar perusahaan dapat bertransformasi menjadi lebih produktif dan berorientasi profit. Keraguan dalam menghadapi tantangan baru hanya akan menghalangi perkembangan yang diharapkan.
Strategi Baru untuk Membangkitkan Kinerja Perusahaan
Kepemimpinan baru di PDP Kahyangan diharapkan mampu membawa perubahan yang signifikan. Sofyan Sauri, Direktur Utama perusahaan, telah memulai upaya dengan memperkenalkan budidaya tebu seluas 77 hektare sebagai langkah awal. Program ini bertujuan untuk menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp 1,4 miliar.
Rencana ke depan mencakup perluasan budidaya tebu hingga lebih dari seribu hektare. Namun, perhatian tetap tertuju pada pengelolaan sisa 2.600 hektare lahan yang akan dipergunakan untuk budidaya kopi, karet, dan kayu. Langkah ini menjadi sangat penting dalam membentuk strategi diversifikasi yang mengurangi ketergantungan pada satu komoditas.
Namun demikian, penolakan dari sebagian pegawai yang tidak berpengalaman dalam budidaya tebu menjadi tantangan tersendiri. Sofyan dan timnya harus meyakinkan karyawan bahwa perubahan ini adalah langkah yang diperlukan demi masa depan perusahaan, sekaligus memberikan pelatihan yang dibutuhkan.
Pentingnya Penyesuaian Struktur dan Sumber Daya Manusia
Masalah struktural dalam perusahaan juga semakin mencolok, terutama terkait dengan jumlah pegawai yang berlebihan. Khozin menilai bahwa kehadiran 1.600 pegawai pada level kabupaten terlalu banyak dan berpotensi membebani anggaran lebih dari 85% untuk belanja pegawai. Efisiensi pengelolaan SDM perlu menjadi prioritas agar anggaran dapat digunakan untuk pengembangan usaha.
Pemangkasan jumlah pegawai menjadi pokok bahasan yang diusulkan Khozin. Dengan restrukturisasi, maka jumlah pegawai yang beroperasi di lapangan dapat diminimalkan menjadi seratus orang. Sementara itu, masyarakat lokal dapat diikutsertakan untuk menggarap lahan, menciptakan sinergi antara perusahaan dan warga sekitar.
Pengembangan keterampilan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam budidaya lahan akan memberikan manfaat ganda. Di satu sisi, PDP Kahyangan akan memperoleh tenaga kerja dan potensi pendapatan, sementara masyarakat juga mendapatkan kesempatan kerja yang lebih baik. Ini adalah langkah penting untuk menjawab tantangan pengangguran di daerah.
Langkah-langkah untuk Memperoleh Dukungan dan Pembiayaan
Khozin menjelaskan pentingnya dukungan administrasi dalam mengkonversi budidaya. Dia berkomitmen untuk menjalin komunikasi yang lebih erat dengan Badan Pertanahan Nasional untuk mengurus hak guna usaha. Koordinasi ini sangat penting agar PDP Kahyangan dapat beroperasi di jalur yang benar dan tidak terhambat oleh masalah regulasi.
Pentingnya dukungan dari Bupati dan para pemangku kepentingan lainnya juga menjadi isu krusial dalam rangka mendukung transformasi ini. Kerja sama antara pihak-pihak terkait akan berkontribusi pada efisiensi dan efektivitas pelaksanaan rencana bisnis baru. Salah satu langkah yang diusulkan adalah kolaborasi untuk menciptakan lapangan kerja berkelanjutan.
Dari semua langkah yang diusulkan, tanggapan dari masyarakat dan pegawai terhadap perubahan ini akan menjadi faktor kunci untuk kesuksesan rencana tersebut. Tanpa dukungan dari dalam dan luar, upaya untuk membangkitkan PDP Kahyangan mungkin akan terhambat. Oleh karena itu, penting untuk membangun komunikasi yang baik dan menjelaskan manfaat dari setiap perubahan yang dilakukan.