www.fokustempo.id – FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Keluarga almarhum Prada Lucky Namo, seorang anggota TNI, menyatakan harapan agar pelaku kekerasan yang menyebabkan kematian putra mereka dihukum mati. Kekecewaan mereka semakin mendalam setelah kedua rumah sakit di Kupang menolak untuk melakukan otopsi terhadap tubuhnya.
Sersan Mayor Christian Namo, ayah Prada Lucky, menuntut agar negara hadir dan mengungkap pelaku di balik tragedi yang menimpa keluarganya. Ia berharap proses hukum berlangsung transparan dan adil, sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Prada Lucky Namo baru saja resmi menjadi anggota TNI selama dua bulan dan bertugas di Batalion Pembangunan 843. Batalion tersebut tiba di daerah tersebut untuk ikut serta dalam pembangunan masyarakat, namun nasib tragis menimpa Lucky saat menjalani tugasnya.
Tragedi yang Menghadapi Tentara Muda di Sektor Pembangunan
Berdasarkan informasi yang berkembang, tubuh Prada Lucky ditemukan dalam kondisi penuh lebam dan memar. Luka tusukan di kaki dan bagian belakang tubuh menandakan kekerasan yang dialaminya.
Keluarga berharap agar kematian Lucky dapat diungkap secara jelas, dan pelaku kejahatan mendapatkan hukuman yang setimpal. Ini adalah hak mereka sebagai warga negara untuk mendapatkan keadilan.
Lucky, yang baru berusia muda, memiliki harapan dan impian untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa sebagai anggota TNI. Tragisnya, harapan tersebut terputus oleh tindakan kekerasan yang sama sekali tidak dapat diterima.
Tanggapan Keluarga dan Masalah Penolakan Otopsi
Sersan Mayor Christian Namo meluapkan ketidakpuasannya atas penolakan dua rumah sakit untuk melakukan otopsi terhadap anaknya. Keputusan ini membuat proses penyelidikan menjadi semakin rumit dan penuh ketidakpastian.
Kecewa mendalam dirasakan oleh keluarga, terutama karena harapan untuk keadilan terasa semakin kabur. Mereka merasa diabaikan oleh sistem yang seharusnya melindungi dan memberikan keadilan.
Menolak otopsi berarti menutup jalan bagi pengungkapan fakta-fakta penting yang dapat membantu menyelesaikan kasus tersebut. Keluarga berharap agar pihak berwenang dapat bertindak lebih tegas dalam menangani permasalahan ini.
Peran Korem 161/Wira Sakti dalam Penyelidikan Kasus Ini
Saat ini, Korem 161/Wira Sakti sebagai pihak yang bertanggung jawab atas wilayah tempat kejadian belum memberikan pernyataan resmi mengenai kasus ini. Mereka dikabarkan masih dalam tahap penyelidikan.
Keluarga berharap agar transparansi dalam penyelidikan bisa diwujudkan agar mereka mengetahui perkembangan kasus yang sangat mengganggu mental dan emosional mereka. Proses ini penting untuk membangun kepercayaan publik.
Dalam konteks ini, dilihat dari perspektif masyarakat, pengusutan yang berjalan lambat dapat menimbulkan kekecewaan. Oleh sebab itu, mereka mendesak agar semua pihak terkait berkontribusi secara maksimal untuk menjadikan kasus ini secepat mungkin terpecahkan.
Urgensi Penguatan Sistem Perlindungan Anggota TNI
Kejadian tragis ini menggambarkan perlunya perhatian lebih terhadap perlindungan anggota TNI, terutama yang masih muda dan baru berdinas. Perlindungan ini harus menjadi prioritas demi menjaga moral dan psikologi prajurit.
Sistem pelatihan dan pembinaan yang lebih baik sangat dibutuhkan agar para prajurit dapat bersikap tegas terhadap kekerasan di dalam lingkungan mereka sendiri. Hal ini tidak hanya melindungi individu, tetapi juga institusi TNI itu sendiri.
Keluarga Prada Lucky berharap insiden ini membawa perubahan positif dalam pelaksanaan tugas di lapangan. Mereka ingin agar ada tindakan nyata yang diambil untuk mencegah kekerasan serupa terjadi di masa depan.