www.fokustempo.id – Delegasi Uni Eropa baru saja memperkuat komitmennya dalam mendukung kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Melalui proyek yang inovatif, mereka berupaya untuk mendukung produksi beras yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pertemuan di Kantor Gubernur Jawa Timur dihadiri oleh Duta Besar Uni Eropa dan perwakilan dari berbagai negara anggota. Hal ini menunjukkan significant commitment dalam menghasilkan beras dengan jejak karbon yang lebih rendah.
Proyek ini mencakup pelatihan serta penyediaan teknologi baru untuk para pelaku usaha beras lokal. Dengan adanya dukungan ini, diharapkan kualitas hasil panen dan efisiensi energi dapat meningkat.
Teknologi Hijau untuk Penggilingan Padi di Jawa Timur
Program SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project akan mendampingi 150 penggilingan padi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan pendekatan ini, diharapkan penggilingan padi dapat mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.
Kabupaten Ngawi dan Madiun akan menjadi dua daerah percontohan untuk implementasi teknologi penggilingan yang ramah lingkungan. Inovasi ini mampu mengurangi biaya energi dan meningkatkan efisiensi produksi padi.
Penerapan teknologi baru ini juga diharapkan dapat membantu para petani dalam meningkatkan kualitas hasil panen. Dengan demikian, masyarakat sekitar akan merasakan dampak positif dari proyek ini.
Dukungan dan Visi Bersama dalam Pertanian Berkelanjutan
Duta Besar Uni Eropa, H.E. Denis Chaibi, menekankan pentingnya kolaborasi antara petani, penggiling, dan pemerintah daerah. “Bersama, kita dapat membangun rantai nilai pangan yang lebih hijau dan memperkuat ketahanan pangan,” ujarnya dalam pernyataannya.
Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak juga mengungkapkan dukungan penuh pemerintah provinsi terhadap proyek ini. Ia menjelaskan peran penting Jawa Timur sebagai penyumbang beras terbesar di Indonesia, sehingga keseimbangan antara industri dan pertanian perlu dijaga.
Ia menambahkan, proyek ini diharapkan dapat memberikan solusi berkelanjutan tanpa mengorbankan kesejahteraan petani. Upaya ini akan berkontribusi positif terhadap perekonomian daerah serta menjaga ketahanan pangan nasional.
Pertemuan dan Dialog dengan Para Pemangku Kepentingan
Sebelum pertemuan di Surabaya, delegasi Uni Eropa melakukan kunjungan lapangan di penggilingan padi yang menerapkan teknologi rendah karbon. Dialog yang berlangsung antara delegasi dan petani setempat memberikan wawasan berharga tentang tantangan yang dihadapi di lapangan.
Selain itu, mereka juga bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah dan Wali Kota Surakarta untuk membahas inisiatif serupa. Diskusi ini menggambarkan keseriusan semua pihak dalam mendukung pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut.
Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan bersama dalam pengelolaan sumber daya beras yang lebih baik. Kerja sama antar daerah diharapkan dapat menghasilkan efek domino positif dalam pertanian di seluruh Indonesia.