Surabaya – Seorang lansia di kawasan Surabaya Timur terlibat dalam dugaan kasus pencabulan terhadap seorang anak berusia 7 tahun yang merupakan tetangganya. Terduga pelaku, yang berinisial SI (61), saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif di kepolisian setempat.
Kasus ini terungkap ketika korban menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada orang tuanya pada Selasa (27/05/2025) lalu. Dalam investigasi awal, beberapa sumber mengungkapkan bahwa korban sempat dititipkan kepada SI oleh orang tuanya yang sedang bekerja, menjadikannya satu-satunya pilihan untuk menjaga anak tersebut untuk sementara waktu.
Detil Kejadian Pencabulan
Menurut informasi yang dihimpun, dugaan pencabulan terjadi saat korban sedang bermain dengan temannya yang berinisial RE. SI memanggil korban untuk datang ke rumahnya dengan menjanjikan akan membelikan mainan. Korban pun mengikuti ajakan tersebut dan naik ke lantai dua rumah SI. Di sana, terduga pelaku diduga melakukan tindakan cabul terhadap korban. Kejadian tersebut selanjutnya membuat korban trauma dan menceritakan apa yang dialaminya kepada orang tuanya.
Berdasarkan laporan dari anaknya, orang tua korban segera bergegas ke rumah SI untuk menanyakan perihal kejadian tersebut. Mereka merasa perlu mengambil langkah tegas dengan melaporkan SI ke kantor Polsek Sukolilo. Kapolsek setempat, Kompol I Made Patera Negara, mengkonfirmasi bahwa mereka menerima laporan terkait kasus dugaan pencabulan anak-anak.
Proses Penanganan Kasus
Pihak Polsek mengarahkan orang tua korban untuk melapor ke Polrestabes Surabaya, mengingat kasus yang melibatkan anak-anak memerlukan penanganan yang lebih spesifik. Setelah tersebut, petugas membawa kedua belah pihak, orang tua serta SI, ke Polrestabes Surabaya. Di sana, SI juga menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dimintai keterangan lebih lanjut oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) dari Satreskrim Polrestabes.
Kepala Subbag Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanti, juga memberikan pernyataan mengenai perkembangan kasus. Ia menyatakan bahwa pihak kepolisian masih melanjutkan penyelidikan dan menunggu hasil tes psikologi dari korban, hal ini penting untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan anak tersebut. “Kita harus ekstra hati-hati karena ini menyangkut anak-anak,” ujarnya.
Sementara itu, proses pemeriksaan terhadap SI sebagai terduga pelaku terus berlanjut dengan melibatkan sejumlah saksi untuk mengumpulkan fakta-fakta lebih lanjut. Penanganan kasus ini diharapkan dapat memberikan kejelasan dan langkah hukum yang tepat bagi semua pihak, terutama untuk memberikan keadilan bagi korban.