• Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
Newsletter
  • Login
Fokus Tempo
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
Fokus Tempo
No Result
View All Result

Kebijakan Ojol Jangan Menjadi Krisis Baru, Fleksibilitas Kemitraan Kunci Ekonomi Digital

Kebijakan Ojol Jangan Menjadi Krisis Baru, Fleksibilitas Kemitraan Kunci Ekonomi Digital

www.fokustempo.id – Surabaya – Asosiasi perusahaan penyedia platform transportasi dan pengantaran digital mengapresiasi aksi penyampaian pendapat para mitra pengemudi yang terjadi baru-baru ini. Sektor mobilitas dan pengantaran digital adalah bagian vital dari kehidupan masyarakat modern, sehingga setiap kebijakan yang mengatur harus berpijak pada realitas ekonomi dan data, bukan sekadar wacana politik.

Direktur Eksekutif salah satu asosiasi mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap wacana pemaksaan komisi 10% dan reklasifikasi mitra menjadi pegawai tetap. Menurutnya, hal ini bukan hanya berisiko, tetapi bisa menghentikan denyut ekonomi digital di Indonesia.

Pentingnya Kebijakan Berbasis Data dalam Ekonomi Digital

Industri transportasi dan pengantaran digital sangat dinamis dan kompleks. Setiap platform memiliki model bisnis berbeda dengan tawaran komisi yang beragam. Memaksakan komisi tunggal tidak hanya berpotensi menghambat inovasi tetapi juga bisa berakibat pada menurunnya kualitas pelayanan konsumen.

Pengemudi, yang selama ini mengandalkan fleksibilitas kerja, akan melewati batasan baru yang ada. Menghadapi kenyataan ini, para pelaku industri perlu merenungkan, apakah kebijakan yang diusulkan justru akan berbalik merugikan mitra? Dalam sebuah survei, masyarakat sudah lama merasakan manfaat dari sistem pengantaran yang fleksibel dan efisien. Jika kebijakan yang kaku diterapkan, bisa jadi akan mematikan keberagaman layanan yang ada saat ini.

Menyeimbangkan Kesejahteraan Mitra dan Kebijakan yang Adaptif

Satu aspek kunci dalam mendukung kesejahteraan mitra adalah penyesuaian tarif yang perlu adil dan realistis. Pemerintah perlu mempertimbangkan daya beli konsumen dan variasi biaya operasional. Penerapan tarif yang terlalu tinggi hanya akan berdampak negatif, terutama pada wilayah non-komersial yang mungkin tidak dapat memenuhi syarat tersebut.

Selain itu, ada urgensi untuk melakukan peninjauan menyeluruh terhadap regulasi yang ada. Layanan pengantaran berbasis digital harus berada dalam kerangka kerja yang sesuai dengan karakteristik dan dinamika pasar, bukan sekadar mengikuti peraturan yang sudah kadaluarsa. Upaya untuk menyeragamkan tarif akan membatasi inovasi, yang pada akhirnya bisa berdampak pada pertumbuhan industri secara keseluruhan.

Data dari institusi terkait menunjukkan bahwa jika skema reklasifikasi diimplementasikan, lebih dari 1,4 juta pekerjaan bisa terancam hilang dan akan berimbas pada Produk Domestik Bruto nasional. Selain itu, pengalaman internasional menunjukkan dampak dari kebijakan serupa, di mana layanan mengalami kenaikan harga yang signifikan, berimbas pada UMKM yang sangat tergantung pada pengantaran instan.

Dengan semua pertimbangan ini, sudah saatnya untuk mengambil pendekatan yang lebih adaptif dan kolaboratif. Misalnya, akses pembiayaan bagi mitra melalui skema UMKM, penyediaan insentif bebas parkir, atau pembebasan PPN untuk onderdil kendaraan. Melalui optimalisasi perlindungan sosial, seperti BPJS, dan pelatihan wirausaha, diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan antara semua pihak dalam industri ini.

BacaJuga

Kurangi Antrian Truk di Terminal Petikemas Surabaya Uji Coba TBS untuk Efisiensi Logistik

Kurangi Antrian Truk di Terminal Petikemas Surabaya Uji Coba TBS untuk Efisiensi Logistik

Rayakan HUT ke-64 dan HUT ke-80 RI, Bank Gelar Defile Pakaian Adat Nusantara

Rayakan HUT ke-64 dan HUT ke-80 RI, Bank Gelar Defile Pakaian Adat Nusantara

www.fokustempo.id – Surabaya – Asosiasi perusahaan penyedia platform transportasi dan pengantaran digital mengapresiasi aksi penyampaian pendapat para mitra pengemudi yang terjadi baru-baru ini. Sektor mobilitas dan pengantaran digital adalah bagian vital dari kehidupan masyarakat modern, sehingga setiap kebijakan yang mengatur harus berpijak pada realitas ekonomi dan data, bukan sekadar wacana politik.

Direktur Eksekutif salah satu asosiasi mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap wacana pemaksaan komisi 10% dan reklasifikasi mitra menjadi pegawai tetap. Menurutnya, hal ini bukan hanya berisiko, tetapi bisa menghentikan denyut ekonomi digital di Indonesia.

Pentingnya Kebijakan Berbasis Data dalam Ekonomi Digital

Industri transportasi dan pengantaran digital sangat dinamis dan kompleks. Setiap platform memiliki model bisnis berbeda dengan tawaran komisi yang beragam. Memaksakan komisi tunggal tidak hanya berpotensi menghambat inovasi tetapi juga bisa berakibat pada menurunnya kualitas pelayanan konsumen.

Pengemudi, yang selama ini mengandalkan fleksibilitas kerja, akan melewati batasan baru yang ada. Menghadapi kenyataan ini, para pelaku industri perlu merenungkan, apakah kebijakan yang diusulkan justru akan berbalik merugikan mitra? Dalam sebuah survei, masyarakat sudah lama merasakan manfaat dari sistem pengantaran yang fleksibel dan efisien. Jika kebijakan yang kaku diterapkan, bisa jadi akan mematikan keberagaman layanan yang ada saat ini.

Menyeimbangkan Kesejahteraan Mitra dan Kebijakan yang Adaptif

Satu aspek kunci dalam mendukung kesejahteraan mitra adalah penyesuaian tarif yang perlu adil dan realistis. Pemerintah perlu mempertimbangkan daya beli konsumen dan variasi biaya operasional. Penerapan tarif yang terlalu tinggi hanya akan berdampak negatif, terutama pada wilayah non-komersial yang mungkin tidak dapat memenuhi syarat tersebut.

Selain itu, ada urgensi untuk melakukan peninjauan menyeluruh terhadap regulasi yang ada. Layanan pengantaran berbasis digital harus berada dalam kerangka kerja yang sesuai dengan karakteristik dan dinamika pasar, bukan sekadar mengikuti peraturan yang sudah kadaluarsa. Upaya untuk menyeragamkan tarif akan membatasi inovasi, yang pada akhirnya bisa berdampak pada pertumbuhan industri secara keseluruhan.

Data dari institusi terkait menunjukkan bahwa jika skema reklasifikasi diimplementasikan, lebih dari 1,4 juta pekerjaan bisa terancam hilang dan akan berimbas pada Produk Domestik Bruto nasional. Selain itu, pengalaman internasional menunjukkan dampak dari kebijakan serupa, di mana layanan mengalami kenaikan harga yang signifikan, berimbas pada UMKM yang sangat tergantung pada pengantaran instan.

Dengan semua pertimbangan ini, sudah saatnya untuk mengambil pendekatan yang lebih adaptif dan kolaboratif. Misalnya, akses pembiayaan bagi mitra melalui skema UMKM, penyediaan insentif bebas parkir, atau pembebasan PPN untuk onderdil kendaraan. Melalui optimalisasi perlindungan sosial, seperti BPJS, dan pelatihan wirausaha, diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan antara semua pihak dalam industri ini.

Previous Post

Eks Petinggi Gerindra Bela Jokowi: Tutup Berita Ijazah Palsu

Next Post

Jaga Kamtib Rutin Kontrol Beranggang di Lapas Mojokerto

Rekomendasi

Pemkot Kediri dan Bulog Salurkan 5 Ton Beras SPHP Melalui Gerakan Pasar Murah

Pemkot Kediri dan Bulog Salurkan 5 Ton Beras SPHP Melalui Gerakan Pasar Murah

Sosok Aliah Sakira, Pelajar Makassar yang Menjadi Pembawa Baki Upacara Penurunan Bendera

Sosok Aliah Sakira, Pelajar Makassar yang Menjadi Pembawa Baki Upacara Penurunan Bendera

Pedagang Bakso Keliling di Bangkalan Ditangkap karena Bawa Sabu dan Terancam 12 Tahun Penjara

Pedagang Bakso Keliling di Bangkalan Ditangkap karena Bawa Sabu dan Terancam 12 Tahun Penjara

Penyidikan Kasus Dahlan Iskan Dihentikan Sementara Gugatan Perdata Tetap Berlanjut

Penyidikan Kasus Dahlan Iskan Dihentikan Sementara Gugatan Perdata Tetap Berlanjut

Jepang Ciptakan Kesempatan untuk Pekerja Migran Indonesia Menjadi Talenta Global

Jepang Ciptakan Kesempatan untuk Pekerja Migran Indonesia Menjadi Talenta Global

Densus 88 Tangkap Oknum ASN Kemenag Aceh, Ini Respons Kementerian Agama

Densus 88 Tangkap Oknum ASN Kemenag Aceh, Ini Respons Kementerian Agama

18 Narapidana Lapas Mojokerto Mendapatkan Kebebasan Berkat Remisi 17 Agustus 2025

18 Narapidana Lapas Mojokerto Mendapatkan Kebebasan Berkat Remisi 17 Agustus 2025

Sidebar

Kategori

  • Ekbis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Sorotan
Fokus Tempo

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?