www.fokustempo.id – Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus mengukuhkan komitmennya terhadap keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat melalui peluncuran program inovatif bernama “Kang Ebit” (Kampung Eco-Briket). Program ini mengolah limbah organik, seperti siwalan dan batok kelapa, menjadi briket ramah lingkungan yang bernilai ekonomis tinggi. Dengan demikian, inisiatif ini tidak hanya membantu dalam pengelolaan limbah tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Program Kang Ebit muncul sebagai jawaban terhadap dua tantangan utama yang saling terkait, yaitu pengelolaan limbah rumah tangga dan keterbatasan akses ekonomi bagi kelompok rentan. Dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang melimpah, program ini berfungsi sebagai alternatif bahan bakar yang berkelanjutan dan menambah lapangan pekerjaan bagi warga setempat.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah Kabupaten Tuban, Alek Mashadi, menekankan pentingnya inovasi ini. Ia menyatakan bahwa kehadiran briket ramah lingkungan merupakan solusi untuk menggantikan bahan bakar fosil yang lebih berpolusi. Selain itu, program ini membuka peluang baru dalam perekonomian daerah yang terdampak oleh masalah lingkungan.
Lebih dari sekadar sebuah program pengelolaan limbah, Kang Ebit juga berfungsi sebagai penggerak pemberdayaan masyarakat. Pertamina mengajak berbagai kelompok, termasuk ibu rumah tangga dan pemuda, untuk terlibat langsung dalam proses produksi briket. Pelatihan yang diberikan mencakup pengumpulan bahan, pengolahan, hingga pemasaran, yang memberikan keterampilan baru dan tambahan penghasilan bagi para peserta.
Pentingnya Inovasi dalam Pengelolaan Limbah dan Energi
Program-program seperti Kang Ebit menunjukkan bahwa pengelolaan limbah dan energi alternatif bisa dilakukan secara terintegrasi. Dengan memanfaatkan limbah yang ada, kita bisa mengurangi polusi dan dampak negatif lainnya terhadap lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk melanjutkan dan memperluas inisiatif serupa di berbagai wilayah.
Briket ramah lingkungan yang dihasilkan dari program ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga berperan dalam pengentasan kemiskinan. Dengan menyediakan alternatif bahan bakar yang lebih terjangkau dan efisien, masyarakat bisa mengurangi pengeluaran mereka untuk energi. Ini adalah win-win solution yang sangat dibutuhkan oleh banyak keluarga.
Pertamina menegaskan bahwa program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Melalui proyek ini, mereka ingin mendukung pengurangan limbah, pemanfaatan energi alternatif, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Langkah konkret ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
Para anggota komunitas yang terlibat dalam program Kang Ebit kini memiliki keterampilan yang berguna dalam berbisnis. Mereka tidak hanya belajar cara membuat briket, tetapi juga cara memasarkan produk tersebut. Keterampilan ini sangat berharga, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Fasilitas Produksi dan Pemasaran Briket Ramah Lingkungan
Sejak program Kang Ebit dimulai, produksi briket telah mencapai 14 ton per bulan hingga pertengahan tahun 2025. Ini adalah angka yang signifikan, mengingat permintaan akan sumber energi alternatif semakin meningkat. Baik dari sektor rumah tangga maupun pelaku usaha kecil dan menengah, kebutuhan akan briket ramah lingkungan ini terus tumbuh.
Pemasaran briket ini tidak hanya terbatas pada lokal, tetapi juga menjangkau berbagai daerah di Indonesia. Dengan sistem distribusi yang efisien, produk-produk ini telah mendapatkan tempat di hati banyak konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi sederhana namun efektif dapat membawa keuntungan yang luas bagi masyarakat.
Tubuh perusahaan juga menyadari pentingnya pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Melalui program Kang Ebit, limbah ini diproses dengan cara yang aman dan ramah lingkungan. Upaya ini membuktikan komitmen Pertamina dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat di sekitar fasilitas produksi.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari limbah yang sering kali menjadi masalah serius di banyak daerah. Dengan demikian, program ini bukan hanya fokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga berkontribusi terhadap kesehatan lingkungan yang lebih baik.
Harapan untuk Replikasi Program Melalui Pendekatan Berbasis Komunitas
Kang Ebit telah menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara masyarakat dan perusahaan bisa menghasilkan dampak yang berkelanjutan. Dengan dukungan dari Pertamina, komunitas lokal telah mendapatkan kesempatan untuk berinovasi dan mengelola sumber daya mereka secara lebih efektif. Itu menunjukkan bahwa pendekatan berbasis komunitas sangat penting dalam menangani masalah lingkungan dan sosial.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat memotivasi daerah lain untuk mengembangkan inisiatif serupa. Dengan model pengelolaan limbah berbasis ekonomi sirkular, banyak daerah bisa mengolah limbah mereka menjadi produk bernilai tinggi. Model ini memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian lokal dan mengurangi masalah lingkungan jika diterapkan secara luas.
Pertamina juga berkomitmen untuk memperluas program ini ke daerah lain yang memiliki potensi serupa. Melalui berbagai pelatihan dan dukungan, diharapkan lebih banyak masyarakat yang terlibat dalam program serupa dan berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Inisiatif Kang Ebit adalah contoh konkret bahwa solusi terhadap tantangan sosial dan lingkungan harus datang dari akar rumput. Penting bagi stakeholders untuk terus berinvestasi dan mengembangkan program-program yang mendukung keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat demi masa depan yang lebih baik.