www.fokustempo.id – Produksi susu segar dalam negeri di Indonesia saat ini mengalami tantangan yang signifikan. Dengan kebutuhan nasional yang mencapai 4,6 juta ton per tahun, hanya sekitar 21% dari kebutuhan tersebut yang mampu dipenuhi secara lokal. Kondisi ini memerlukan langkah konkret dan kolaboratif untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mendukung para peternak.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, JAPFA, melalui anak perusahaannya, berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan industri susu di tanah air. Melalui kerja sama strategis, mereka berencana untuk mendatangkan 1.100 ekor sapi perah bunting hasil persilangan dari Australia, yang diharapkan dapat meningkatkan populasi sapi perah lokal.
Distribusi sapi-sapi ini akan dilakukan melalui program Kemitraan Sapi Perah Greenfields. Program ini dirancang untuk memberdayakan peternak lokal dan memperkuat ketahanan pangan nasional, sehingga mengurangi ketergantungan pada impor produk susu.
Peningkatan Kemandirian Pangan Melalui Kolaborasi
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menekankan bahwa langkah yang diambil oleh JAPFA dan mitranya sejalan dengan tujuan pemerintah. Melalui inisiatif ini, pemerintah ingin memperkuat ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor produk olahan susu. Ini menciptakan peluang bagi investor dan pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam meningkatkan produksi daging dan susu.
Dalam hal ini, peran JAPFA sangatlah penting. Sebagai perusahaan agribisnis terkemuka, JAPFA bertanggung jawab atas pembiayaan pra-impor serta memastikan seleksi sapi yang memenuhi standar sebelum dikirim ke Indonesia. Ini merupakan langkah besar dalam pengadaan sapi perah bunting berskala luas yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Sapi hasil persilangan Holstein dan Jersey memiliki berbagai keunggulan. Mereka dikenal karena produktivitas susu yang tinggi, interval kelahiran yang lebih pendek, serta masa produktif yang lebih panjang. Keunggulan ini membuat sapi-sapi tersebut lebih sesuai untuk iklim tropis Indonesia, sekaligus membantu peternak lokal dalam pengelolaan biaya pakan.
Peran Teknologi dan Pendampingan untuk Peternak Lokal
Direktur JAPFA menyatakan harapannya agar program ini menjadi solusi jangka panjang bagi industri susu di Indonesia. Ia percaya bahwa kolaborasi antara sektor swasta dan peternak lokal akan membawa dampak yang berkelanjutan bagi kemandirian sektor pangan. Melalui kemitraan yang kuat, diharapkan akan ada peningkatan dalam kapasitas produksi susu di masa depan.
CEO Greenfields juga mengungkapkan bahwa sapi-sapi bunting yang diimpor akan didistribusikan kepada sekitar 120 peternak lokal di beberapa kabupaten. Ini merupakan langkah yang dirancang untuk memastikan bahwa produksi susu dapat ditingkatkan secara berkelanjutan. Dengan dukungan teknis dan pembelian hasil susu dari peternak mitra, harapannya adalah kapasitas produksi dapat meningkat secara signifikan.
Selain itu, sapi-sapi yang diimpor akan menjalani masa karantina selama dua minggu untuk memastikan kesehatan dan adaptasi sebelum disalurkan kepada peternak. Proses ini penting untuk menjamin bahwa sapi-sapi tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungan baru di Indonesia.
Respons Positif dari Peternak Terhadap Inisiatif Ini
Salah satu contoh respons positif datang dari ketua kelompok peternak di Kabupaten Malang. Ia menyatakan apresiasinya terhadap upaya JAPFA dan Greenfields dalam memfasilitasi pembelian sapi perah dari Australia. Menurutnya, sapi-sapi tersebut memiliki kualitas baik dan cocok dengan iklim di daerah sekitarnya. Harapannya, inisiatif ini bisa terus berlanjut dan membawa manfaat lebih luas bagi peternak lokal.
Kolaborasi seperti ini tidak hanya akan meningkatkan kemandirian susu nasional tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan peternak. Dengan adanya dukungan yang kuat, diharapkan para peternak dapat lebih produktif dan mandiri dalam menjalankan usaha mereka.
Perkembangan ini menunjukkan adanya langkah konkret dalam menjawab tantangan produksi susu di Indonesia. Inisiatif yang diambil oleh JAPFA dan mitranya akan menjadi tonggak baru bagi ketahanan pangan negara. Harapannya, dengan dukungan yang tepat, industri susu lokal dapat berkembang pesat dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan lebih baik.