• Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
Newsletter
  • Login
Fokus Tempo
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
Fokus Tempo
No Result
View All Result

Fraksi PDIP Ungkap Tingginya Perkawinan Anak dan Kemiskinan Ekstrem di Jatim

Fraksi PDIP Ungkap Tingginya Perkawinan Anak dan Kemiskinan Ekstrem di Jatim

www.fokustempo.id – Surabaya – Isu sosial yang mengemuka di Jawa Timur memang kompleks, dengan dua persoalan menjadi perhatian utama: tingginya angka perkawinan anak dan kemiskinan ekstrem. Kedua hal ini berhubungan erat dengan masa depan generasi muda serta efektivitas kebijakan di tingkat daerah.

Tahukah Anda bahwa meskipun ada penurunan angka dispensasi kawin, jumlah kasus perkawinan anak di provinsi ini tetap mencengangkan? Data dari Pengadilan Tinggi Agama menunjukkan bahwa angka Dispensasi Kawin Jawa Timur pada tahun 2022 mencapai 15.095, menurun menjadi 12.334 pada tahun 2023, dan diproyeksikan kembali turun menjadi 8.753 di tahun 2024. Namun, penurunan ini tetap menimbulkan kekhawatiran.

Permasalahan Perkawinan Anak dan Dampaknya

Perkawinan anak adalah masalah serius yang mengharuskan perhatian semua pihak. Angka-angka tersebut menandakan adanya persoalan struktural yang lebih dalam. Indriani Yulia Mariska dari Fraksi PDI Perjuangan mengungkapkan bahwa angka tersebut hanya mencerminkan yang tercatat secara resmi, sedangkan perkawinan anak yang tidak melalui dispensasi mungkin jauh lebih banyak. Ini menunjukkan bahwa kita harus mengatasi isu ini dengan pendekatan yang lebih komprehensif.

Data formal hanya mewakili sebaran kasus yang diakui secara hukum. Dengan banyaknya perkawinan anak yang terjadi tanpa tercatat, kita berisiko kehilangan banyak generasi muda yang seharusnya dapat berkontribusi positif terhadap masyarakat. Ini menjadi tanggung jawab bersama para pemangku kebijakan, lembaga pendidikan, serta tokoh masyarakat untuk berupaya lebih aktif menemukan solusi yang efektif.

Kemiskinan Ekstrem: Tantangan yang Masih Ada

Selain perkawinan anak, kemiskinan ekstrem juga menjadi perhatian utama di Jawa Timur. Data per September 2024 menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin mencapai 9,56 persen, yang ternyata mengalami penurunan tipis 0,23 persen dibandingkan bulan Maret tahun yang sama. Meskipun ada penurunan, angka tersebut masih tinggi dan perlu diatasi dengan lebih serius.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur diharapkan dapat memperkuat strategi intervensi yang bersifat terpadu dan terfokus, khususnya di daerah yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem. Kolaborasi antara berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemerintah sangat penting untuk memaksimalkan upaya penurunan angka kemiskinan.

Indriani mendorong agar upaya ekstra dilakukan, terutama di daerah dengan angka kemiskinan ekstrem yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya. Sinergi antara anggaran dan kerja lintas sektor akan sangat membantu meminimalisir masalah ini, dan menciptakan dampak signifikan bagi masyarakat memenuhi kebutuhan yang layak.

BacaJuga

ASN Tinggalkan Gedung Pemkab Lamongan Tanpa Berbicara, KPK Membawa Koper

ASN Tinggalkan Gedung Pemkab Lamongan Tanpa Berbicara, KPK Membawa Koper

Banyuwangi Gelar Sekolah Rakyat Mulai 14 Juli, Gus Ipul: Penuhi Kelayakan

Banyuwangi Gelar Sekolah Rakyat Mulai 14 Juli, Gus Ipul: Penuhi Kelayakan

www.fokustempo.id – Surabaya – Isu sosial yang mengemuka di Jawa Timur memang kompleks, dengan dua persoalan menjadi perhatian utama: tingginya angka perkawinan anak dan kemiskinan ekstrem. Kedua hal ini berhubungan erat dengan masa depan generasi muda serta efektivitas kebijakan di tingkat daerah.

Tahukah Anda bahwa meskipun ada penurunan angka dispensasi kawin, jumlah kasus perkawinan anak di provinsi ini tetap mencengangkan? Data dari Pengadilan Tinggi Agama menunjukkan bahwa angka Dispensasi Kawin Jawa Timur pada tahun 2022 mencapai 15.095, menurun menjadi 12.334 pada tahun 2023, dan diproyeksikan kembali turun menjadi 8.753 di tahun 2024. Namun, penurunan ini tetap menimbulkan kekhawatiran.

Permasalahan Perkawinan Anak dan Dampaknya

Perkawinan anak adalah masalah serius yang mengharuskan perhatian semua pihak. Angka-angka tersebut menandakan adanya persoalan struktural yang lebih dalam. Indriani Yulia Mariska dari Fraksi PDI Perjuangan mengungkapkan bahwa angka tersebut hanya mencerminkan yang tercatat secara resmi, sedangkan perkawinan anak yang tidak melalui dispensasi mungkin jauh lebih banyak. Ini menunjukkan bahwa kita harus mengatasi isu ini dengan pendekatan yang lebih komprehensif.

Data formal hanya mewakili sebaran kasus yang diakui secara hukum. Dengan banyaknya perkawinan anak yang terjadi tanpa tercatat, kita berisiko kehilangan banyak generasi muda yang seharusnya dapat berkontribusi positif terhadap masyarakat. Ini menjadi tanggung jawab bersama para pemangku kebijakan, lembaga pendidikan, serta tokoh masyarakat untuk berupaya lebih aktif menemukan solusi yang efektif.

Kemiskinan Ekstrem: Tantangan yang Masih Ada

Selain perkawinan anak, kemiskinan ekstrem juga menjadi perhatian utama di Jawa Timur. Data per September 2024 menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin mencapai 9,56 persen, yang ternyata mengalami penurunan tipis 0,23 persen dibandingkan bulan Maret tahun yang sama. Meskipun ada penurunan, angka tersebut masih tinggi dan perlu diatasi dengan lebih serius.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur diharapkan dapat memperkuat strategi intervensi yang bersifat terpadu dan terfokus, khususnya di daerah yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem. Kolaborasi antara berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemerintah sangat penting untuk memaksimalkan upaya penurunan angka kemiskinan.

Indriani mendorong agar upaya ekstra dilakukan, terutama di daerah dengan angka kemiskinan ekstrem yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya. Sinergi antara anggaran dan kerja lintas sektor akan sangat membantu meminimalisir masalah ini, dan menciptakan dampak signifikan bagi masyarakat memenuhi kebutuhan yang layak.

Previous Post

Lansia Surabaya Diduga Cabuli Anak Perempuan Usia 7 Tahun

Next Post

Jokowi Berpeluang Besar Jadi Ketum PPP Jika Haji Isam Mundur dari Pertarungan

Rekomendasi

Persipura Jayapura Bergabung dalam Perburuan Osvaldo Haay Selain Persebaya dan PSMS

Persipura Jayapura Bergabung dalam Perburuan Osvaldo Haay Selain Persebaya dan PSMS

Festival Domba Pasuruan 2025 Tingkatkan Minat Beternak Masyarakat

Festival Domba Pasuruan 2025 Tingkatkan Minat Beternak Masyarakat

Peran Jokowi dalam Keberhasilan Sektor Pangan Menurut Prabowo

Peran Jokowi dalam Keberhasilan Sektor Pangan Menurut Prabowo

Acara Beauty Expert Soiree di Surabaya untuk Pecinta Kecantikan di SOGO Department Store

Acara Beauty Expert Soiree di Surabaya untuk Pecinta Kecantikan di SOGO Department Store

Kemiskinan dan Korupsi sebagai Musuh Utama Menurut Zulhas dan Susi Pudjiastuti

Kemiskinan dan Korupsi sebagai Musuh Utama Menurut Zulhas dan Susi Pudjiastuti

Pembangunan IKN Kaltim yang Kontras dan Pilihan Berobat Masyarakat ke RS Malaysia

Pembangunan IKN Kaltim yang Kontras dan Pilihan Berobat Masyarakat ke RS Malaysia

Jombang Selesaikan Polemik Sound Horeg melalui 15 Poin Kesepakatan

Jombang Selesaikan Polemik Sound Horeg melalui 15 Poin Kesepakatan

Sidebar

Kategori

  • Ekbis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Sorotan
Fokus Tempo

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?