www.fokustempo.id – Drama pemadaman listrik dan AC mewarnai peluncuran buku berjudul Jokowi’s White Paper di Coffee Shop University Club Hotel Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 18 Agustus 2025. Acara ini menampilkan karya Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan dr. Tifauziyah Tiyassuma, yang menganalisis dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.
Kedua penulis ini dikenal aktif dalam kancah debat publik, dan peluncuran buku tersebut diharapkan memberikan sudut pandang baru. Sayangnya, rencana yang telah disusun dengan cermat harus terhambat oleh masalah teknis yang tidak terduga.
Pembatalan sewa gedung Ruang Nusantara UC Hotel UGM menjadi awal dari berbagai komplikasi. Lokasi itu awalnya disiapkan untuk acara konferensi pers bertajuk ‘Kado Tercantik 80 Tahun Indonesia Merdeka’ oleh ketiga penulis tersebut.
Keputusan Mendadak Universitas Gadjah Mada yang Mengundang Kontroversi
Keputusan Universitas Gadjah Mada untuk membatalkan sewa gedung ini menimbulkan banyak spekulasi di kalangan publik. Banyak yang mempertanyakan alasan di balik pembatalan tersebut, mengingat betapa krusialnya acara tersebut bagi para penulis.
Roy Suryo sendiri mengungkapkan kekecewaannya melalui pesan singkat, menyatakan bahwa kondisi tersebut sangat tidak terduga. Sementara itu, publik mulai mengkaji ulang tentang hubungan antara institusi akademik dan kebebasan berekspresi.
Isu-isu semacam ini sepertinya semakin kompleks dengan adanya beberapa pihak yang terlibat dalam diskusi seputar isi buku. Para pengguna media sosial memperdebatkan apakah pembatalan sewa gedung ini berdampak negatif terhadap kebebasan akademik di Indonesia.
Pemadaman Listrik dan AC yang Menjadi Sorotan Publik
Drama lain di acara tersebut adalah pemadaman listrik dan AC yang terjadi di saat-saat penting. Hal ini turut menambah ketidaknyamanan bagi para tamu undangan yang hadir, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Said Didu dan Refly Harun.
Keberadaan pemadaman ini menimbulkan berbagai reaksi dari para hadirin, yang diharapkan dapat merasakan momen bersejarah bagi penulis. Media sosial pun dibanjiri dengan unggahan yang mengomentari insiden pemadaman tersebut, dengan beberapa menilai situasi itu sangat tidak profesional.
Detik-detik ketika lampu dimatikan menjadi momen yang diabadikan dalam video dan foto, menjadi viral di kalangan netizen. Tanggapan beragam muncul, dari yang mengkritik pihak penyelenggara hingga yang merasa situasi tersebut menambah dramatika yang tidak terduga.
Berbagai Respon dari Para Penulis dan Pengamat
Dalam merespons insiden tersebut, ketiga penulis buku terlihat tenang meski situasi tidak menguntungkan. Roy Suryo menyampaikan bahwa produk karya mereka tetap layak untuk dipromosikan, terlepas dari kendala teknis yang ada.
Rismon Sianipar juga menekankan pentingnya diskusi publik tentang isu-isu yang terkandung dalam buku tersebut. Sebagai akademisi, mereka menyadari betul bahwa tantangan dalam mempersembahkan kebenaran memang sering kali menghadapi berbagai rintangan.
Dr. Tifauziyah menambahkan, bahwa ketidakberuntungan pada hari peluncuran ini tidak akan menghentikan semangat mereka untuk menyampaikan informasi. Karya mereka adalah hasil dari penelusuran yang mendalam dan terus berlanjut, terlepas dari hambatan yang ada.
Apakah Insiden Ini Mempengaruhi Karier Para Penulis?
Sikap para penulis dalam menghadapi situasi ini mencerminkan profesionalisme yang tinggi. Namun, publik bertanya-tanya apakah insiden tersebut akan membawa dampak jangka panjang bagi karier mereka. Tentu saja, menarik perhatian masyarakat adalah salah satu kunci keberhasilan bagi penulis.
Diskusi mengenai dugaan ijazah palsu bisa menjadi pisau bermata dua, di satu sisi, meningkatkan visibilitas karya mereka, di sisi lain, dapat memicu reaksi negatif dari pihak-pihak tertentu. Ini menciptakan dilema bagi penulis dalam menavigasi sepak terjang publik.
Namun, dengan pemahaman yang mendalam tentang isu yang mereka angkat, ketiga penulis ini berusaha untuk tetap fokus pada substansi. Mereka percaya bahwa meskipun ada kontroversi, pengetahuan yang ditawarkan dalam buku ini lebih penting daripada drama yang menyertainya.