www.fokustempo.id – AC Milan mengalami kekalahan yang mengecewakan 1-4 saat menghadapi Chelsea dalam laga uji coba yang berlangsung di Stamford Bridge, pada Minggu, 10 Agustus 2025. Masalah besar bagi tim asal Italia ini dimulai sejak awal pertandingan, yang membuat mereka harus berjuang keras untuk bangkit di sisa laga.
Di 20 menit pertama, Milan bagaikan terkena serangan kilat saat Chelsea berhasil mencetak angka melalui gol bunuh diri Andrei Coubis. Keadaan semakin memburuk ketika 18 menit setelahnya, kesalahan individu membuat Milan terpaksa bermain dengan 10 orang, yang membuat strategi pelatih Massimiliano Allegri terguncang.
Menatang harapan, Milan sempat memperlihatkan performa menjanjikan dengan gol indah dari Rafael Leao, meskipun sayangnya dianulir oleh wasit. Di sisi lain, Chelsea terus memanfaatkan momentum dan almost menambah keunggulan di akhir paruh pertama laga lewat upaya Marc Cucurella yang digagalkan tepat di garis gawang.
Kekalahan Memalukan bagi Tim Rossoneri di Stamford Bridge
Pertandingan di Stamford Bridge menjadi ajang pembuktian bagi kedua tim, namun bagi Milan, ini adalah malam yang kelam. Gol bunuh diri oleh Coubis membuat dinamika permainan berubah drastis, dan Chelsea pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menambah tekanan.
Gol kedua Chelsea oleh Joao Pedro di menit 18 memberi dorongan kepercayaan diri bagi tim tuan rumah. Dengan unggul dua gol di awal pertandingan, Chelsea menjadi lebih berani dalam menyerang dan tampil dominan di lapangan hijau.
Setiap kali Milan berusaha merespons, mereka selalu terhalang oleh pertahanan solid Chelsea dan keputusan wasit yang merugikan. Meski Ronaldo yang baru bergabung dari Real Madrid hadir di babak kedua, suasana pertandingan sudah jauh dari harapan Milan.
Kontribusi Luka Modric yang Tidak Mampu Mengubah Jalannya Pertandingan
Debut Luka Modric menjadi salah satu momen yang ditunggu-tunggu oleh para fans Milan, meskipun hasil pertandingan tak berpihak kepada mereka. Kehadiran pemain veteran ini di keluarga besar Milan seharusnya bisa membangkitkan semangat bermain tim.
Kesempatan untuk mencetak gol pun datang pada menit 55, di mana skema serangan dua lawan satu dapat dimanfaatkan. Akan tetapi, Youssouf Fofana tidak dapat menyelesaikan peluang tersebut, kekecewaan melanda suporter yang berharap banyak dari situasi itu.
Walaupun tidak ada yang meragukan kualitas Modric, namun tekanan dari Chelsea sudah terlalu berat bagi Milan untuk dihadapinya dan mempengaruhi performa keseluruhan tim. Peluang menyusul semakin kecil ketika sulitnya melakukan penetrasi ke lini belakang Chelsea pun semakin terasa.
Permainan Agresif Chelsea Menuju Kemenangan Telak
Di sisi lain, Chelsea menunjukkan performa mengesankan dengan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Penalti yang diambil oleh Liam Delap di menit 67 menjadi exemplifikasi android dari permainan agresif tim Blues, menambah keunggulan menjadi 3-0.
Setelah hampir kehilangan harapan, Milan akhirnya berhasil mencetak gol hiburan melalui Fofana. Gol tersebut, meski tidak merubah hasil akhir, setidaknya memberi sedikit rasa bangga bagi tim dan fans yang telah mendukung mereka dalam situasi sulit ini.
Namun Chelsea yang sudah terlanjur percaya diri menutup pertandingan dengan gol kedua Delap di menit akhir, memastikan kemenangan 4-1 yang sangat telak. Untuk Milan, ini menjadi pelajaran penting dalam persiapan menjelang kompetisi yang lebih serius di depan.