www.fokustempo.id – Pagi itu, Selasa (17/6/2025), tim dari SKK Migas dan HCML bersiap untuk berlayar menuju Dermaga Pelabuhan Sampang di Pulau Madura. Dalam perahu kecil yang dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai ‘Ngettek Ka Mandangin’, kami melanjutkan perjalanan selama kurang lebih 60 menit, menikmati keindahan laut yang membiru dengan semangat penuh.
Setibanya di Dermaga Pulau Mandangin, kami disambut transportasi darat berupa odong-odong untuk menuju gedung serbaguna yang baru saja diresmikan pada 17 Februari 2025. Gedung ini berfungsi sebagai pusat kegiatan olahraga dan tempat untuk perayaan penting bagi warga pulau.
Lokasi gedung serbaguna tidak jauh dari dermaga dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai acara, khususnya olahraga bulutangkis. Dengan keberadaan fasilitas ini, diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran warga setempat.
Manfaat Ekonomi dari Eksplorasi Minyak dan Gas
Di gedung serbaguna, kami menyambut kedatangan Ketua Badan Permusyawaratan Desa Pulau Mandangin, Haji Wasin H. Awza’ie. Dalam perbincangan, ia menjelaskan tentang dampak positif yang dirasakan oleh warga akibat adanya kegiatan eksplorasi minyak dan gas oleh HCML di sekitar perairan pulau tersebut.
Haji Wasin mengungkapkan bahwa pembangunan fasilitas olahraga ini sangat vital untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. “Dengan olahraga, masyarakat menjadi lebih sehat dan aktif,” ucapnya sambil tersenyum, menunjukkan bagaimana fasilitas ini telah mengubah gaya hidup warga.
Satu hal yang menarik perhatian kami adalah ketika melihat sekelompok anak muda yang bersemangat bermain bulutangkis di dalam gedung. Aktivitas ini menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur memberikan dampak langsung bagi kesehatan dan kesejahteraan warga di pulau ini.
Pemberdayaan Melalui Produk UMKM
Dari gedung serbaguna, kami beranjak menuju balai desa untuk melihat usaha ekonomi kreatif yang dijalankan oleh warga, khususnya produk UMKM. Di sini, ibu-ibu terlihat menjajakan berbagai olahan makanan yang telah dibina oleh HCML dan Medco Sampang.
Ada sekitar 20 jenis produk olahan yang ditawarkan, termasuk donat, sambal kemasan, keripik, dan makanan tradisional lainnya. Semua makanan ini dikemas dengan cantik dan menarik, menunjukkan profesionalisme dalam pengolahan produk.
“Setiap minggu kami membagi keuntungan dari penjualan produk,” ungkap Rizkia, koordinator kedai olahan. Ia menjelaskan bahwa mereka sebelumnya mendapatkan pelatihan selama empat hari dari HCML untuk meningkatkan kualitas produk dan kemasan.
Sambal Khas Sebagai Unggulan Pulau Mandangin
Setelah menikmati produk-produk tersebut, kami diajak makan siang di rumah Haji Muwafiq, yang merupakan salah satu warga asli pulau. Menyambut kami dengan hangat, ia menyajikan hidangan khas seperti ikan segar dan sayur oyong, yang menjadi identitas kuliner pulau ini.
“Ikan ini segar sekali, Anda harus mencobanya,” kata Haji Muwafiq dengan penuh semangat, menggambarkan pengalaman dirinya saat kecil ketika ikan mudah didapat di tepi pantai.
Di rumah tersebut, kami juga bertemu dengan anaknya, Diana Savitri, yang mengelola produk sambal kemasan dengan suaminya, Burhan. Sambal ini bukan hanya menjadi produk lokal, tetapi juga laku keras hingga ke beberapa kota besar di Indonesia.
Mendulang Kesuksesan Melalui Pelatihan dan Pembinaan
Diana menceritakan bagaimana sambalnya kini terkenal berkat pelatihan yang didapat. “Sebelum pelatihan, kami memproduksi sambal secara tradisional, namun sekarang, kami menggunakan teknik yang lebih modern,” ujarnya dengan rasa bangga.
Ia juga menyoroti pentingnya fasilitasi yang diperoleh dari HCML dalam membuat produk sambal yang kuat dan tahan lama, meskipun tanpa bahan pengawet. Ini memungkinkan mereka untuk mengirim barang ke seluruh wilayah Indonesia tanpa khawatir akan kerusakan barang.
Dengan ciri khas aroma daun jeruk dan berbagai varian rasa, sambal Dapur Haidar yang diproduksi oleh Diana dan Burhan menjadi primadona di pasar. “Kombinasi dengan nasi hangat dan kerupuk bakal sempurna,” kata mereka, menunjukkan keyakinan atas produk yang mereka ciptakan.
Setelah berbincang dan menikmati santapan siang, kami pun bersiap untuk meninggalkan Pulau Mandangin. Setiap momen berharga yang kami alami di pulau ini menyisakan kerinduan untuk kembali dan berinteraksi lebih jauh dengan masyarakat yang hangat dan bersahabat. Cerita dan senyuman mereka akan selalu kami ingat, bagaikan sebuah keluarga yang dekat di hati.
Eksplorasi minyak dan gas bumi terbukti membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat Pulau Mandangin. Suatu saat, kami berharap dapat kembali dan menyaksikan lebih banyak perkembangan yang terjadi di pulau yang indah ini.
Suhendra Atmaja,
Praktisi Komunikasi Media