www.fokustempo.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri baru-baru ini melaksanakan pemantauan harga pangan di sembilan pasar tradisional di kota ini. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memastikan akurasi data harga komoditas yang selama ini telah dikumpulkan dari berbagai sumber resmi.
Pasar-pasar yang menjadi fokus pemantauan termasuk Pasar Pesantren, Selowarih, dan Centong, di mana data diambil secara acak dari sekitar 30 pedagang. Komoditas yang diperiksa meliputi minyak goreng, bawang merah, bawang putih, serta beberapa jenis cabai.
Menurut Moh. Ridwan, Kepala DKPP Kota Kediri, pengumpulan data harga pangan sangat penting dalam merumuskan kebijakan terkait ketahanan pangan. Analisis yang dilakukan akan mempertimbangkan berbagai indikator untuk mengevaluasi stabilitas pasokan dan harga pangan.
Peran Penting Data Harga Pangan dalam Kebijakan
Data harga pangan berfungsi sebagai variabel utama dalam analisis yang bertujuan untuk menentukan langkah kebijakan yang tepat. Keberadaan data yang akurat akan membantu dalam merumuskan strategi untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat.
Tim DKPP secara rutin melaporkan hasil analisis kepada pemerintah daerah. Hasil pemantauan ini menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait intervensi yang diperlukan jika kondisi harga pangan sedang tidak stabil.
Melalui kegiatan monitoring ini, DKPP berupaya untuk mendukung program nasional yang berkaitan dengan kebijakan pangan. Hal ini juga berfungsi untuk mempertahankan stabilitas harga di pasar sehingga masyarakat tetap mendapatkan akses yang layak terhadap kebutuhan pangan.
Dengan cara ini, diharapkan pemerintah dapat lebih responsif dalam menghadapi perubahan harga yang terjadi di pasar. Proses evaluasi terhadap data harga juga sangat penting dalam menambah keyakinan pada setiap kebijakan yang diambil.
Hasil Pemantauan Harga pada Sejumlah Komoditas
Monitoring harga yang dilakukan pada tanggal 30 Juli menunjukkan adanya perbedaan harga antara data resmi dan harga yang ditemukan di lapangan. Misalnya, beras premium tercatat lebih tinggi sebesar Rp8 per kilogram dibandingkan data resmi.
Beras medium juga mengalami kenaikan harga, yang tercatat meningkat sebesar Rp345 per kilogram. Sementara itu, minyak goreng curah melonjak dengan peningkatan harga sebesar Rp1.800 per kilogram, menunjukkan tren peningkatan yang signifikan.
Namun, tidak semua komoditas menunjukkan tren kenaikan. Dalam pemantauan tersebut, bawang merah justru lebih rendah harga di pasar, tercatat sebesar Rp2.758 per kilogram. Ini menunjukkan adanya variasi harga yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk pasokan dan permintaan.
Cabai rawit juga menunjukkan kenaikan harga yang sangat signifikan, yaitu sebesar Rp5.941 per kilogram. Kenaikan ini menjadi perhatian karena dapat memengaruhi daya beli masyarakat.
Strategi untuk Menjaga Stabilitas Harga Pangan
Pemerintah Kota Kediri sedang menjalankan berbagai inisiatif untuk menjaga stabilitas harga pangan. Salah satu langkah yang diambil adalah pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dirancang untuk mendistribusikan bahan pangan dengan harga yang lebih terjangkau.
Operasi Pasar juga menjadi salah satu strategi yang diterapkan untuk mencegah lonjakan harga yang tidak wajar. Melalui operasi pasar ini, pemerintah berupaya memastikan ketersediaan barang serta memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat.
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah inflasi harga pangan yang kerap terjadi, khususnya saat musim panen atau periode tertentu lainnya. Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih tenang dan memiliki akses terhadap bahan pangan yang dibutuhkan.
Tentunya, evaluasi terus-menerus terhadap harga pangan serta respon dari pemerintah menjadi sangat krusial dalam situasi ini. Keberhasilan dalam menjaga stabilitas pangan tidak terlepas dari peran aktif berbagai pihak dalam mendukung program-program yang telah dicanangkan.