www.fokustempo.id – Kabupaten Jombang berduka atas kehilangan seorang tokoh penting, Drs. H. Ali Fikri. Mantan Bupati ini mengembuskan napas terakhirnya di Jakarta pada 10 Juli 2025, meninggalkan jejak berkesan dalam sejarah pemerintahan daerah.
Kepergian Ali Fikri meninggalkan duka yang mendalam di hati banyak orang, termasuk Bupati saat ini, H. Warsubi. Kematian beliau menjadi berita yang mengejutkan, sebab Ali Fikri dikenal sebagai sosok yang penuh dedikasi dan ketegasan dalam memimpin.
Ucapan belasungkawa terus mengalir, mencerminkan betapa besar pengaruh yang ditinggalkan oleh beliau. Bupati Warsubi menyampaikan harapannya agar semangat pengabdian Ali Fikri dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Jombang.
Perjalanan Karier dan Kepemimpinan Ali Fikri di Jombang
Ali Fikri lahir di Desa Sumobito, Jombang, pada 22 April 1961. Sejak awal kariernya, beliau menunjukan dedikasi yang tinggi sebagai guru dan pegawai negeri sipil di Kementerian Agama.
Pada periode 2003 hingga 2008, ia menjabat sebagai Wakil Bupati mendampingi Bupati Suyanto. Ketika Suyanto harus mundur dari jabatannya, Ali Fikri diangkat sebagai Pelaksana Tugas Bupati.
Pada 12 Juni 2008, Ali Fikri dilantik resmi sebagai Bupati Jombang. Namun, masa jabatannya hanya berlangsung 103 hari, menjadikannya sebagai bupati dengan masa kepemimpinan tersingkat.
Meski singkat, kepemimpinan Ali Fikri dikenal menarik perhatian publik karena berbagai kebijakan yang ia ambil. Termasuk program insentif bulanan untuk hafidz dan hafidzah serta keterbukaan anggaran kepada masyarakat.
Pendidikan dan pengembangan masyarakat jadi fokus utama dalam kebijakannya. Ali Fikri menunjukkan komitmen untuk menjadikan pendidikan sebagai pilar utama pembangunan daerah.
Kebijakan Strategis yang Membangun Kepercayaan Masyarakat
Ali Fikri terkenal dengan keberaniannya dalam mengambil keputusan yang sulit. Ia menginisiasi program-program yang berorientasi pada masyarakat kecil, mencerminkan kepeduliannya yang tinggi.
Pada masa pemerintahannya, perhatian terhadap isu-isu mendesak juga menjadi fokus, seperti penanganan banjir di Kali Gunting. Pendekatan ini berhasil menciptakan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Beliau pun mendorong transparansi anggaran yang membuka akses publik terhadap data APBD. Dengan cara ini, masyarakat merasa lebih terlibat dalam proses pembangunan.
Ali juga menjaga hubungan erat dengan kalangan pesantren, yang merupakan bagian penting dari masyarakat Jombang. Sikap inklusif inilah yang membuatnya dicintai banyak orang.
Misi pendidikan keagamaan pun tak luput dari perhatian. Ali Fikri mendukung berbagai program pembangunan yang menitikberatkan pada keunggulan pendidikan al-Quran di daerahnya.
Warisan Pemikiran dan Inspirasi bagi Generasi Muda
Keberhasilan Ali Fikri memimpin di Jombang terasa di kalangan birokrat muda. Sikap tenang namun tegasnya menjadi contoh bagi generasi penerus dalam dunia pemerintahan.
Ali Fikri tidak hanya dikenang sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai guru yang mengajarkan banyak hal tentang pengabdian. Kedisiplinan dan komitmennya patut dicontoh.
Dalam menghadapi tantangan masa depan, beliau telah memberikan pelajaran berharga. Setiap kebijakan yang diambilnya menjadi catatan penting bagi perjalanan pemerintahan daerah.
Semangat dan dedikasinya memberikan inspirasi untuk selalu berusaha yang terbaik bagi masyarakat. Dalam berbagai kesempatan, sikapnya yang rendah hati tetap menjadi pengingat akan arti kepemimpinan sesungguhnya.
Dengan kepergiannya, kita diingatkan untuk terus melanjutkan visi dan misinya. Ali Fikri akan selalu dikenang sebagai sosok yang merakyat dan penuh kasih terhadap masyarakat.