• Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
Newsletter
  • Login
Fokus Tempo
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
Fokus Tempo
No Result
View All Result

Audit Menyeluruh Anggota DPR Soroti Bandara Kulon Progo

Audit Menyeluruh Anggota DPR Soroti Bandara Kulon Progo

BacaJuga

Peluru Nyasar Melukai Warga, DPRD Pasuruan Minta Evaluasi Zona Latihan Militer

Peluru Nyasar Melukai Warga, DPRD Pasuruan Minta Evaluasi Zona Latihan Militer

Penjualan Mencapai 500 Pack Setiap Hari

Penjualan Mencapai 500 Pack Setiap Hari

www.fokustempo.id – Keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang terletak di Kulon Progo memicu perdebatan di kalangan publik dan anggota legislatif. Banyak yang merasa bahwa bandara ini tidak memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi masyarakat, bahkan dianggap merugikan dalam beberapa aspek. Salah satu kritik yang datang dari anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, menyoroti berbagai isu yang muncul seputar bandara tersebut.

Dalam pandangannya, YIA lebih sulit dijangkau bagi orang-orang yang ingin menuju Yogyakarta dibandingkan dengan Bandara Adisutjipto. Hal ini terlihat dari penurunan jumlah penumpang yang menggunakan bandara baru tersebut, yang selama ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas.

Bambang menjelaskan bahwa masyarakat dari Pulau Jawa lebih memilih menggunakan kereta api daripada pesawat untuk menuju Yogyakarta. Faktor seperti waktu tempuh yang lebih singkat dan biaya transportasi lanjutan yang relatif lebih murah menjadi alasan utama di balik pilihan ini.

Dengan jarak tempuh yang hanya satu jam menggunakan kereta api dibandingkan dengan satu setengah jam dari bandara YIA, masyarakat cenderung menghindari pesawat. Ditambah lagi, ketidaksesuaian antara jadwal kereta api dan penerbangan menciptakan kesulitan tambahan bagi calon penumpang.

Problem yang dihadapi oleh YIA tidak hanya sebatas aksesibilitas, tetapi juga menyangkut anggaran pembangunannya yang sangat mahal. Biaya yang mencapai Rp 11-12 triliun dinilai tidak sebanding dengan hasil serta layanan yang diberikan. Sebagai perbandingan, Bandara Kertajati yang memiliki luas dua kali lipat justru dibangun hanya dengan biaya sekitar Rp 2,8 triliun.

Penting untuk melakukan audit terhadap anggaran pembangunan YIA, sebab perbedaan biaya yang signifikan ini menunjukkan ada masalah yang perlu diteliti lebih lanjut. Mengapa konstruksi YIA bisa semahal itu, sementara spesifikasi runway dan jumlah garbaratanya hampir serupa dengan bandara lain yang lebih murah? Ini adalah pertanyaan yang layak diajukan.

Dari sudut pandang keselamatan, lokasi YIA juga menjadi perhatian serius. Dekatnya bandara ini dengan pantai selatan menambah potensi risiko bencana alam, khususnya tsunami yang bisa disebabkan oleh gempa megathrust. Riwayat sejarah menunjukkan tsunami pernah mencapai ketinggian 13 meter di sekitar lokasi tersebut, menambah kekhawatiran akan keselamatan infrastruktur bandara.

Selain risiko geologis, potensi gangguan dari pasir pantai juga mengancam keselamatan penerbangan. Dengan runway yang berada tidak lebih dari 500 meter dari bibir pantai, kemungkinan terjadinya kerusakan pada turbin pesawat menjadi semakin tinggi, terutama di musim angin. Korban berpotensi menghadapi masalah operasional yang serius jika hal ini tidak diatasi dengan baik.

Mengamati Bahaya Turbulensi di Sekitar Bandara YIA

Isu lain yang perlu diperhatikan adalah turbulensi angin yang terjadi di dekat bandara karena bentangan pegunungan di sisi utara. Fenomena ini sangat berisiko bagi pesawat yang sedang lepas landas. Hal ini telah diketahui oleh lembaga seperti Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), yang menilai bahwa kondisi tersebut perlu diwaspadai lebih lanjut.

Dalam situasi ekstrim, area di sekitar YIA juga rentan terhadap banjir. Dua sungai, yaitu Sungai Serang dan Sungai Bogowonto, mengapit bandara dan dapat menyebabkan kerawanan saat arus deras bertemu dengan pasang laut. Jika runway terendam air saat mendarat, dampaknya bisa sangat fatal bagi keselamatan penerbangan.

Bambang Haryo juga mengungkapkan bahwa kekhawatiran ini sudah disampaikan olehnya sejak awal pembangunan bandara. Menurutnya, posisi YIA yang sejajar dengan bibir pantai sangat tidak lazim dan berpotensi membawa berbagai masalah yang bisa membahayakan penerbangan.

Ia bahkan menyoroti dampak air garam yang bisa merusak perangkat pesawat. Dalam konteks ini, Cairan dari ombak pantai tidak hanya menambah limbah, tetapi juga berisiko masuk ke dalam turbin pesawat, meningkatkan probalitas kerusakan.

Tinjauan Kembali dan Solusi untuk Keberadaan YIA

Dari semua aspek yang dipertimbangkan, Bambang mengusulkan perlunya dilakukan audit dan kajian ulang tentang keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta. Di tengah berbagai masalah yang ada, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki situasi, bahkan jika itu mengarah pada penutupan bandara dan pengembalian operasi ke Bandara Adisutjipto.

Saat ini, tidak ada pesawat berbadan lebar yang rutin mendarat di YIA meskipun fasilitas garbarata tersedia untuk tipe pesawat tersebut. Ini menunjukkan bahwa bandara tersebut belum sepenuhnya memenuhi harapan sebagai bandara internasional yang berfungsi dengan baik.

Bandara Adisutjipto dapat menjadi alternatif yang lebih baik karena sistem transportasinya yang lebih terintegrasi. Dalam pandangan Bambang, faktor keselamatan publik harus menjadi prioritas utama, sehingga keberadaan YIA perlu dinilai secara serius dan komprehensif demi keselamatan masyarakat.

Menutup pembicaraan, Bambang Haryo menegaskan bahwa keberlanjutan keselamatan penerbangan adalah hal yang perlu diutamakan. Pengembalian operasional ke Bandara Adisutjipto bisa menjadi langkah yang lebih aman dan bijak untuk masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Previous Post

GRIB Jaya Jatim Bantah Terima Uang Rp300 Juta dari Mantan Penghuni Rumah dr Soetomo Surabaya

Next Post

Bahlil Marah pada Dirjen dan Dirut PLN, Data Penerima Bantuan Listrik Berbeda Dua Kali Lipat

Rekomendasi

Prediksi Hujan Ringan Merata di Sulsel Hari Ini Menurut BMKG

Prediksi Hujan Ringan Merata di Sulsel Hari Ini Menurut BMKG

Bupati Jember Hadiri Konferensi Internasional di Amerika Serikat

Bupati Jember Hadiri Konferensi Internasional di Amerika Serikat

Tren Positif Terminal Teluk Lamong hingga Mei Mencatat Kenaikan Peti Kemas 4,7 Persen

Tren Positif Terminal Teluk Lamong hingga Mei Mencatat Kenaikan Peti Kemas 4,7 Persen

Kredit Produktif Meningkat 10,65 Persen, UMKM Jatim Optimis Tingkatkan Kinerja 2025

Kredit Produktif Meningkat 10,65 Persen, UMKM Jatim Optimis Tingkatkan Kinerja 2025

Nama Nama dalam Izin Tambang Nikel Raja Ampat Dikritik Oleh Said Didu

Nama Nama dalam Izin Tambang Nikel Raja Ampat Dikritik Oleh Said Didu

Empat Bulan Beraksi, Sindikat Penyuntik LPG Raup Ratusan Juta Rupiah

Empat Bulan Beraksi, Sindikat Penyuntik LPG Raup Ratusan Juta Rupiah

Target Penjualan Rp 3,45 Triliun PT Indospring Tbk pada 2025

Target Penjualan Rp 3,45 Triliun PT Indospring Tbk pada 2025

Sidebar

Kategori

  • Ekbis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Sorotan
Fokus Tempo

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?