Dua anak perusahaan Pertamina baru-baru ini terungkap membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan memanfaatkan utang. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pertamina EP harus menanggung beban bunga dari pinjaman komersial yang digunakan untuk membayar dividen tersebut.
Pembayaran dividen melalui pinjaman komersial ini mencuat setelah hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pihak BPK menegaskan bahwa pembayaran dividen oleh kedua anak usaha Pertamina tersebut melampaui kapasitas profitabilitas yang ada. Ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai keberlanjutan keuangan perusahaan di masa depan.
Dampak Utang Terhadap Kinerja Perusahaan
Pembayaran dividen dengan menggunakan utang dapat menunjukkan adanya masalah dalam manajemen keuangan perusahaan. Dalam laporan audit BPK, disebutkan bahwa perusahaan sekarang harus menanggung beban produksi yang lebih tinggi akibat pinjaman yang diambil. Dampak ini jelas terlihat dari tingginya bunga yang dibayarkan oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pertamina EP, di mana masing-masing harus menanggung beban minimal 96,64 juta dolar AS dan 41,47 juta dolar AS.
Data ini menggambarkan risiko besar yang biasanya dihadapi oleh perusahaan yang bergantung pada utang untuk membayar dividen. Menarik untuk dicatat bahwa BPK juga mengingatkan akan potensi beban bunga tambahan di masa depan yang mungkin akan ditanggung oleh kedua perusahaan tersebut. Hal ini memberi sinyal bahwa strategi pembiayaan ini mungkin tidak berkelanjutan dan dapat merugikan kesehatan finansial jangka panjang.
Strategi Alternatif dan Evaluasi Kinerja
Dalam kaedah manajemen keuangan yang baik, penting bagi perusahaan untuk menciptakan keseimbangan antara pembayaran dividen dan mempertahankan likuiditas. Strategi yang lebih bijak seharusnya mendorong perusahaan untuk menghasilkan laba yang cukup tanpa harus bergantung pada utang untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang saham. Dengan melakukan analisis mendalam terhadap pilihan pembiayaan yang tersedia, perusahaan memiliki peluang untuk meminimalisir risiko yang terkait dengan utang.
Pada tahap ini, penting bagi manajemen PT Pertamina Hulu Energi dan PT Pertamina EP untuk mengevaluasi strategi pengelolaan keuangan mereka secara keseluruhan. Penilaian ini dapat mencakup analisis mengenai penghematan biaya, peningkatan efisiensi operasional, serta eksplorasi sumber pendanaan alternatif yang lebih sehat. Dengan pendekatan yang tepat, kedua perusahaan dapat memperbaiki posisi keuangan mereka tanpa merugikan pemegang saham.
Akibat dari kebijakan yang diambil, kinerja perusahaan tidak hanya mempengaruhi para pemegang saham, tetapi juga berdampak pada keseluruhan industri energi. Kepercayaan publik terhadap perusahaan energi besar seperti Pertamina menjadi kuncinya.