Peringatan hari lahir Pancasila selalu membawa makna mendalam, khususnya di Kota Blitar, tempat di mana Ir. Soekarno, Proklamator republik ini, dimakamkan. Setiap tanggal 1 Juni, Blitar tidak hanya merayakan namun juga memperingati nilai-nilai Pancasila melalui tradisi Grebeg Pancasila yang menyatu dengan budaya lokal.
Grebeg Pancasila menjadi sebuah perayaan yang menggambarkan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, peserta dari berbagai kelurahan dan kecamatan yang membawa tumpeng gunungan melambangkan kesejahteraan dan semangat gotong royong yang mengakar kuat dalam masyarakat.
Grebeg Pancasila: Merayakan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dalam acara ini, elemen budaya lokal ditonjolkan agar masyarakat bisa merasakan kehadiran Pancasila bukan sekadar sebagai ideologi, tetapi sebagai nilai yang nyata dan hidup di lingkungan mereka. Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, yang dikenal sebagai Mas Ibin, memimpin acara tersebut dan menyampaikan harapannya bahwa Pancasila harus dilihat sebagai kompas yang akan menuntun masa depan bangsa.
Dia mengungkapkan bahwa tantangan ideologis, terutama di era globalisasi, semakin kompleks dengan masuknya berbagai nilai dan paham dari luar. Oleh karena itu, penguatan pemahaman Pancasila dalam setiap aspek kehidupan menjadi sangat penting. Menurutnya, “Pancasila bukan hanya sebuah dokumen normatif, tetapi juga harus menjadi bintang penuntun bagi semua.” Kata-kata ini mencerminkan keinginan untuk melihat ideologi tersebut melekat dalam setiap tindakan dan kebijakan yang diambil.
Mewujudkan Pancasila Melalui Kebijakan dan Praktik Sehari-hari
Pemerintah pusat sendiri telah mencanangkan agenda strategis menuju Indonesia Emas 2045, yang menempatkan penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia sebagai prioritas utama. Tindakan nyata, menurut Mas Ibin, harus diambil tidak hanya melalui seremoni, tetapi juga melalui kebijakan yang nyata dan berpihak pada masyarakat.
Beliau menekankan pentingnya pelayanan publik yang transparan dan pendidikan karakter yang dimulai sejak usia dini. Mendukung pelaku ekonomi kerakyatan seperti UMKM dan koperasi juga menjadi bagian dari upaya untuk mengaktivasi nilai-nilai keadilan sosial. “Jika semangat keadilan sosial dihidupkan, maka pembangunan akan merata, tidak hanya terpusat di kota-kota besar,” ungkapnya.
Seluruh aparatur sipil negara di Blitar juga diharapkan untuk menjadi teladan dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam birokrasi. Di sini, Pancasila tidak hanya sekadar simbol, tetapi menjadi landasan bagi ASN dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Peringatan Hari Lahir Pancasila di Blitar kali ini juga mengedepankan ruang kebudayaan sebagai sarana untuk menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila. Kehadiran elemen budaya seperti tumpeng gunungan dan busana tradisional menegaskan bahwa Pancasila tidak mati, tetapi terus berkembang dalam komunitas.
Mas Ibin mengajak masyarakat tidak hanya berhenti pada peringatan Pancasila. Yang terpenting adalah bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam keseharian. “Hari ini kita merayakan Pancasila dengan budaya. Namun, kita perlu menjadikannya sebagai laku hidup yang nyata dalam tindakan sehari-hari,” katanya menutup pernyataan.