Bondowoso (beritajatim.com) – Musim panen 2025 tidak hanya menjadi harapan bagi para petani, tetapi juga membawa berita baik bagi ekonomi daerah. Di lereng pegunungan Bondowoso, harga kopi arabika dan robusta mengalami peningkatan yang signifikan di tingkat petani. Kondisi ini disambut antusias oleh pelaku usaha dan petani, yang memainkan peran penting dalam perekonomian lokal.
Harga kopi arabika kategori cherry kini tembus Rp16.500 per kilogram. Ini merupakan lonjakan yang sangat mencolok dibandingkan dengan harga empat tahun lalu yang sempat merosot hingga Rp10.000 per kilogram. Kenaikan ini diharapkan menjadi sinar harapan di tengah berbagai tantangan yang dihadapi para petani, mulai dari cuaca ekstrem hingga biaya produksi yang terus meningkat.
Kenaikan Harga Kopi Arabika dan Robusta yang Menggembirakan
Setelah diolah menjadi green bean, kopi arabika dapat dijual seharga Rp91.000 per kilogram. Jika diproses lebih lanjut dan dipasarkan ke luar daerah atau luar negeri, harganya bahkan bisa mencapai Rp115.000 per kilogram. Angka ini merupakan puncak harga tertinggi yang selama ini dicapai oleh para petani di Bondowoso. Kenaikan harga ini bukan hanya menyenangkan, tetapi juga mencerminkan pengakuan terhadap kualitas kopi dari daerah ini.
Hal serupa juga terjadi pada kopi robusta. Di tingkat petani, cherry robusta kini dihargai sekitar Rp14.000 per kilogram. Setelah diolah menjadi green bean, harga kopi ini mencapai Rp77.000 per kilogram. Perkembangan ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan pasar untuk kopi lokal. Terlebih, banyak pelaku usaha mulai melirik potensi besar yang ada di Bondowoso.
Pentingnya Dukungan untuk Kelangsungan Industri Kopi Lokal
Namun, di balik keberhasilan tersebut terdapat tantangan yang perlu diatasi. Pentingnya peran pemerintah dalam menjaga kelangsungan industri kopi lokal tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan adanya dukungan yang tepat, diharapkan branding kopi Bondowoso bisa terus berkembang dan bersaing di pasar yang semakin ketat.
Ades menyoroti bagaimana kawasan Argopuro di Kabupaten Situbondo kini menjadi pesaing serius. Kualitas kopi dari daerah tersebut mulai diakui oleh industri besar. Jika tidak ada upaya untuk menjaga posisi kopi Bondowoso, kekhawatiran akan terdesaknya produk lokal oleh pesaing mungkin saja menjadi kenyataan. Situasi ini mendorong semua pihak, termasuk pemerintah, untuk berkontribusi dalam memperkuat industri kopi Bondowoso agar tetap bersinar di tengah kompetisi yang semakin ketat.