• About
  • Landing Page
  • Buy JNews
Newsletter
  • Login
Fokus Tempo
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
Fokus Tempo
No Result
View All Result
Home Sorotan

Praktik Kerja Lapangan di Kawasan Alun-alun Jember

admin by admin
Mei 26, 2025
in Sorotan
0 0
0
Praktik Kerja Lapangan di Kawasan Alun-alun Jember

Pedagang kaki lima (PKL) di kawasan alun-alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, telah menjadi isu yang memerlukan perhatian dari dua bupati: Hendy Siswanto dan Muhammad Fawait. Keduanya mendapatkan kritik terkait perlunya penertiban PKL agar wajah pusat kota tidak terlihat kumuh.

Berdasarkan data terbaru dari Satpol PP Jember pada tahun 2023, terdapat 248 PKL yang beroperasi di alun-alun sejak 2 November 2022. Dari jumlah tersebut, 39 adalah pedagang kopi keliling, 55 pedagang mainan, dan 134 pedagang makanan dan minuman. Hal ini menunjukkan pola perekomian yang penting, namun juga tantangan bagi penataan kota.

Masalah PKL dan Penertiban di Alun-Alun

Isu terkait PKL di alun-alun ini bukanlah hal baru. Komisi B DPRD Jember sebelumnya meminta Satuan Polisi Pamong Praja dan Dinas Koperasi serta Usaha Mikro Kecil Menengah untuk menertibkan PKL menjelang acara Jember Fashion Carnaval pada Agustus 2023. Hal ini dilakukan karena beberapa tamu dari kabupaten lain mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi alun-alun yang semrawut. Sekretaris Komisi B, David Handoko Seto, dalam inspeksinya menyatakan, “Kondisi ini berada di depan pendapa dan nyulek mata.”

Bupati Hendy Siswanto mengambil langkah berbeda dengan memperbolehkan PKL untuk tetap berjualan di alun-alun demi memulihkan perekonomian pasca-pandemi. “Kok seperti pasar alun-alun sekarang? Kita butuh makan,” ujarnya saat penutupan pameran barang antik. Keputusan ini memicu perdebatan di kalangan masyarakat antara perlunya ruang publik yang bersih dan dukungan terhadap perekonomian kecil.

Rencana Penertiban dan Solusi Alternatif

Kedua bupati, meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, mengakui pentingnya menata alun-alun Jember Nusantara agar tetap berfungsi sebagai ruang publik yang baik. Bupati Hendy, pada saat memimpin, menginginkan manajemen yang teratur untuk PKL setelah renovasi alun-alun. Ia berencana agar PKL tidak sembarangan berjualan dan akan disediakan gerobak berjalan untuk mencegah mereka menetap di satu tempat.

Selain itu, Pemkab Jember mencanangkan Jalan Samanhudi dan Jalan Kartini sebagai lokasi alternatif bagi PKL. Rencana untuk membangun gedung sentra kuliner di Jalan Ciliwung juga menjadi bagian dari upaya ini, yang akan dihubungkan dengan alun-alun melalui jembatan yang dirancang dengan bentuk menarik.

Sementara itu, Bupati Muhammad Fawait menunjukkan lebih banyak empati terhadap PKL. Ia berbicara tentang pentingnya memberikan opsi tempat yang baik dan bersih bagi mereka. Rencananya untuk membuat ‘food street’ akan meniru konsep sukses dari Malioboro di Yogyakarta. Ia percaya bahwa dengan menciptakan lingkungan yang nyaman, alun-alun bisa berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi yang hidup.

Langkah-langkah ini mencerminkan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sambil tetap menjaga estetika dan fungsi ruang publik. Baik Hendy maupun Fawait memiliki visi jangka panjang untuk menjadikan alun-alun bukan hanya sebagai tempat berjualan, tetapi sebagai ruang berkumpul masyarakat yang bersih dan teratur.

Related articles

Persebaya dan Konsep Postulat Hornby dalam Sepak Bola

Persebaya dan Konsep Postulat Hornby dalam Sepak Bola

Juni 7, 2025
Petinggi F-Utopia dan Distopia Jelata

Interlock dan Akhir Cerita yang Menarik

Juni 5, 2025

Pedagang kaki lima (PKL) di kawasan alun-alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, telah menjadi isu yang memerlukan perhatian dari dua bupati: Hendy Siswanto dan Muhammad Fawait. Keduanya mendapatkan kritik terkait perlunya penertiban PKL agar wajah pusat kota tidak terlihat kumuh.

Berdasarkan data terbaru dari Satpol PP Jember pada tahun 2023, terdapat 248 PKL yang beroperasi di alun-alun sejak 2 November 2022. Dari jumlah tersebut, 39 adalah pedagang kopi keliling, 55 pedagang mainan, dan 134 pedagang makanan dan minuman. Hal ini menunjukkan pola perekomian yang penting, namun juga tantangan bagi penataan kota.

Masalah PKL dan Penertiban di Alun-Alun

Isu terkait PKL di alun-alun ini bukanlah hal baru. Komisi B DPRD Jember sebelumnya meminta Satuan Polisi Pamong Praja dan Dinas Koperasi serta Usaha Mikro Kecil Menengah untuk menertibkan PKL menjelang acara Jember Fashion Carnaval pada Agustus 2023. Hal ini dilakukan karena beberapa tamu dari kabupaten lain mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi alun-alun yang semrawut. Sekretaris Komisi B, David Handoko Seto, dalam inspeksinya menyatakan, “Kondisi ini berada di depan pendapa dan nyulek mata.”

Bupati Hendy Siswanto mengambil langkah berbeda dengan memperbolehkan PKL untuk tetap berjualan di alun-alun demi memulihkan perekonomian pasca-pandemi. “Kok seperti pasar alun-alun sekarang? Kita butuh makan,” ujarnya saat penutupan pameran barang antik. Keputusan ini memicu perdebatan di kalangan masyarakat antara perlunya ruang publik yang bersih dan dukungan terhadap perekonomian kecil.

Rencana Penertiban dan Solusi Alternatif

Kedua bupati, meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, mengakui pentingnya menata alun-alun Jember Nusantara agar tetap berfungsi sebagai ruang publik yang baik. Bupati Hendy, pada saat memimpin, menginginkan manajemen yang teratur untuk PKL setelah renovasi alun-alun. Ia berencana agar PKL tidak sembarangan berjualan dan akan disediakan gerobak berjalan untuk mencegah mereka menetap di satu tempat.

Selain itu, Pemkab Jember mencanangkan Jalan Samanhudi dan Jalan Kartini sebagai lokasi alternatif bagi PKL. Rencana untuk membangun gedung sentra kuliner di Jalan Ciliwung juga menjadi bagian dari upaya ini, yang akan dihubungkan dengan alun-alun melalui jembatan yang dirancang dengan bentuk menarik.

Sementara itu, Bupati Muhammad Fawait menunjukkan lebih banyak empati terhadap PKL. Ia berbicara tentang pentingnya memberikan opsi tempat yang baik dan bersih bagi mereka. Rencananya untuk membuat ‘food street’ akan meniru konsep sukses dari Malioboro di Yogyakarta. Ia percaya bahwa dengan menciptakan lingkungan yang nyaman, alun-alun bisa berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi yang hidup.

Langkah-langkah ini mencerminkan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sambil tetap menjaga estetika dan fungsi ruang publik. Baik Hendy maupun Fawait memiliki visi jangka panjang untuk menjadikan alun-alun bukan hanya sebagai tempat berjualan, tetapi sebagai ruang berkumpul masyarakat yang bersih dan teratur.

Related Posts

Persebaya dan Konsep Postulat Hornby dalam Sepak Bola

Persebaya dan Konsep Postulat Hornby dalam Sepak Bola

by admin
Juni 7, 2025
0

Tim sepak bola memiliki cara unik untuk menghadirkan momen-momen penuh emosi bagi para pendukung mereka. Tim-tim sepak bola seringkali menghadirkan...

Petinggi F-Utopia dan Distopia Jelata

Interlock dan Akhir Cerita yang Menarik

by admin
Juni 5, 2025
0

Tulisan dalam artikel ini adalah semata untuk literasi pembelajaran melek politik, berdasarkan prinsip konsep MAD (mutual assured destruction), Prisoner’s Dilemma,...

Pengorbanan sebagai Puncak Tanda Pengabdian

Pengorbanan sebagai Puncak Tanda Pengabdian

by admin
Juni 5, 2025
0

Ibadah kurban setiap tahun selalu menjadi pengingat penting bagi umat Islam. Ibadah ini mengajarkan makna pengorbanan yang hakiki. Kisah Nabi...

Petinggi F-Utopia dan Distopia Jelata

Pancasila sebagai Ikatan Kimiawi dalam Suatu Bangsa

by admin
Juni 4, 2025
0

Ikatan kimiawi, seperti air (H2O), merupakan salah satu contoh ikatan yang lahir dari proses alami, mungkin sejak dunia ini diciptakan....

Sang Naga dan Tarian Terakhir Sang Rubah

Transisi Koalisi dan Dinasti

by admin
Juni 4, 2025
0

Demokrasi dengan sistem multi-partai hampir selalu mendorong pembentukan koalisi partai politik, karena sulit untuk mencapai dominasi lebih dari 50 persen...

Load More

Kategori

  • Ekbis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Sorotan

Sidebar

RekomendasiNews

Buron Kasus Narkoba 2 Ton Asal Ponorogo Diduga Menggunakan Identitas Palsu
Hukum & Kriminal

Buron Kasus Narkoba 2 Ton Asal Ponorogo Diduga Menggunakan Identitas Palsu

by admin
Mei 27, 2025
0

Ponorogo kembali diguncang berita mengejutkan. Seorang perempuan asal Balong kini terjerat dalam kasus penyelundupan narkoba yang menghebohkan. Namanya diidentifikasi setelah...

Read more
Gerilya Wagub Emil Awasi Investasi Jepang Tanpa Bebani APBD
Ekbis

Gerilya Wagub Emil Awasi Investasi Jepang Tanpa Bebani APBD

by admin
Mei 27, 2025
0

Surabaya – Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, berperan sebagai narasumber dalam forum investasi bertajuk Indonesia Investment, Economic and Regulatory...

Read more
Eks Petinggi Gerindra Bela Jokowi: Tutup Berita Ijazah Palsu
Peristiwa

Jokowi Orang Biasa, Hentikan Penzaliman dengan Isu Ijazah Palsu Menurut Arief Poyuono

by admin
Juni 3, 2025
0

Isu mengenai mantan Presiden selalu menarik perhatian, terutama ketika berhubungan dengan tuduhan-tuduhan yang dapat mempengaruhi citra publik. Terbaru, mantan Wakil...

Read more
Petinggi F-Utopia dan Distopia Jelata
Sorotan

Menggali Kebenaran di Era Pasca Kebenaran

by admin
Mei 27, 2025
0

Post truth mengacu pada kondisi di mana fakta dan kebenaran objektif dianggap kurang penting dibandingkan dengan emosi dan narasi yang...

Read more
Fokus Tempo

© 2025 JNews by Fokustempo. All rights reserved.

Informasi Kami

  • About
  • Support Forum
  • Landing Page
  • Buy JNews

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan

© 2025 JNews by Fokustempo. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?