Pasuruan – Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, menunjukkan dukungan yang kuat terhadap inovasi padi bebas gula yang dicetuskan oleh organisasi masyarakat di daerah tersebut. Inovasi ini berperan penting dalam upaya ketahanan pangan nasional, yang tengah menjadi fokus perhatian pemerintah dan masyarakat.
Ketika memberikan pernyataan, Mas Rusdi, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa program padi bebas gula ini merupakan bagian integral dari upaya memperbaiki sistem irigasi yang tengah dilakukan oleh pemerintah pusat. “Inisiatif ini sangat selaras dengan misi kami untuk meningkatkan produksi pertanian dan menjaga kesehatan masyarakat,” ujarnya dalam sebuah acara yang berlangsung pada Sabtu (24/5/2025).
Inovasi Pertanian yang Menjanjikan
Inovasi padi bebas gula ini dikembangkan oleh Patriot Ketahanan Pangan Ansor Pasuruan dengan tujuan untuk memberikan alternatif pangan yang lebih sehat bagi masyarakat. Bibit padi yang digunakan dalam program ini dapat berasal dari berbagai jenis, namun diproses dengan cara khusus untuk menghasilkan beras dengan kadar gula nol.
Mas Rusdi menekankan bahwa beras ini juga bebas dari pestisida dan bahan pewarna berbahaya, sehingga aman untuk dikonsumsi. “Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati beras yang tidak hanya enak tetapi juga menyehatkan,” ungkapnya. Hal ini menjadi penting mengingat tingkat konsumsi gula di masyarakat yang sering kali berlebihan berdampak negatif terhadap kesehatan.
Langkah-Langkah Menuju Ketahanan Pangan
Hasil tes laboratorium terhadap beras bebas gula ini menunjukkan prestasi yang menggembirakan. Pemerintah daerah kini sedang memfasilitasi proses perizinan yang dibutuhkan, mulai dari aspek kekayaan intelektual hingga izin edar produk ini. “Setelah semua legalitas terselesaikan, kami berencana untuk mempromosikan beras sehat ini secara nasional,” tegas Rusdi, yang berharap produk ini dapat menjadi kebanggaan Kabupaten Pasuruan di sektor pertanian.
Selain itu, Bupati juga menyoroti komitmen Pemkab Pasuruan yang telah menganggarkan dana besar untuk mendukung ketahanan pangan tahun ini. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian, yang sebelumnya hanya dapat dipanen sekali, kini diupayakan untuk dapat dipanen dua hingga tiga kali dalam setahun. “Untuk lahan yang rawan banjir, kami melakukan normalisasi sungai agar padi dapat ditanam lebih sering dan hasil panennya meningkat,” jelas Rusdi.
Harapan besar ada pada sinergi antara NU, Ansor, dan pemerintah daerah untuk bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal ketahanan pangan lokal. “Kita berbangga karena solusi pangan sehat ini lahir dari daerah kita, dari masyarakat yang peduli akan kesejahteraan bersama,” tutupnya.