www.fokustempo.id – Bank Sulselbar berkomitmen untuk mendorong budaya menabung di lingkungan pendidikan keagamaan, khususnya pesantren. Dalam rangka menciptakan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan, pihak bank baru-baru ini melakukan pembukaan rekening bagi 1.100 santri di Pondok Pesantren Al Amir Fil Jannah, Kabupaten Bone, sebagai salah satu upaya menumbuhkan kebiasaan menabung di kalangan generasi muda.
Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan momen penting Hari Indonesia Menabung (HIM) dan Bulan Literasi Keuangan (BLK) tahun 2025. Dengan melibatkan para santri, Bank Sulselbar berharap dapat membangun ekosistem keuangan yang kuat di lingkungan pesantren dan meningkatkan pemahaman mengenai pengelolaan keuangan secara bertanggung jawab.
Direktur Pemasaran & Syariah Bank Sulselbar, Dirhamsyah Kadir, menyatakan bahwa pihaknya merasa terhormat bisa berperan sebagai penggerak kegiatan ini. Penunjukan sebagai campaign collaborator oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk BHIM dan BLK tahun ini menunjukkan kepercayaan terhadap komitmen Bank Sulselbar dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia.
Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Generasi Muda di Pesantren
Literasi keuangan menjadi kunci penting untuk menciptakan generasi yang melek finansial dan dapat mengelola keuangan dengan bijak. Dengan mengajarkan para santri tentang pentingnya menabung, Bank Sulselbar berharap dapat mempersiapkan mereka menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Pembukaan rekening Simpel IB merupakan langkah awal dalam membangun kesadaran akan pentingnya menabung dan perencanaan keuangan. Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana mengelola penghasilan dan tabungan secara efektif.
Dengan pembukaan 1.100 rekening, Bank Sulselbar memberi kesempatan kepada santri untuk belajar mengatur keuangan mereka sejak dini. Ini juga menjadi momentum bagi santri untuk merencanakan masa depan yang lebih baik dengan cara menabung.
Peran Bank dalam Mendorong Inklusi Keuangan di Pesantren
Bank Sulselbar memiliki peran strategis dalam mendorong inklusi keuangan, bukan hanya di masyarakat umum, tetapi juga di lingkungan pesantren. Dengan menjalankan program ini, bank dapat menciptakan akses mudah bagi santri untuk memahami berbagai produk keuangan.
Program ini bukan hanya menawarkan rekening tabungan, tetapi juga memberikan edukasi dan bimbingan tentang cara menggunakan layanan keuangan secara aman dan bertanggung jawab. Ini adalah bagian dari upaya untuk menjadikan keuangan lebih inklusif.
Melalui pelatihan dan sosialisasi, Bank Sulselbar juga berusaha menghilangkan stigma negatif tentang keuangan yang sering kali diabaikan oleh kalangan muda. Pengetahuan yang diperoleh santri diharapkan dapat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari mereka.
Keuntungan Menabung Sejak Dini di Lingkungan Pesantren
Menabung sejak dini menawarkan banyak keuntungan bagi santri, termasuk membangun kebiasaan keuangan yang sehat. Hal ini dapat membantu mereka untuk lebih disiplin dalam mengelola pengeluaran dan merencanakan masa depan dengan lebih baik.
Di lingkungan pesantren, santri sering kali mendapatkan uang saku yang terbatas. Dengan membiasakan diri menabung, mereka dapat belajar untuk mengelola uang tersebut dengan bijak, serta mempersiapkan kebutuhan di masa depan.
Selain itu, menabung juga dapat memberikan rasa aman bagi santri, karena mereka tahu bahwa mereka memiliki dana cadangan. Ini dapat meminimalisir stres terkait masalah keuangan di masa depan.