www.fokustempo.id – Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, mengusulkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyiapkan gerbong khusus merokok di kereta jarak jauh. Menurutnya, kebijakan ini akan memberikan solusi kepada penumpang yang merasa bosan selama perjalanan yang dapat berlangsung berjam-jam.
Ia menganggap ruang merokok harus ada di kereta sebagaimana di bus agar tidak membebani penumpang yang ingin merokok. Hal ini diungkapkannya dalam rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama PT KAI di Gedung DPR RI.
Pada kesempatan yang sama, Nasim juga mengangkat isu keselamatan dan kenyamanan publik, mengingat beberapa insiden kereta anjlok serta gangguan pada layanan KRL di Jabodetabek. Ia menegaskan perlunya PT KAI untuk memperbaiki system keselamatan dan perawatan jalur secara serius.
Nasim menyoroti kinerja PT KAI yang mencatat laba sebesar Rp1,18 triliun pada semester pertama 2025, meskipun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung masih terpuruk dengan kerugian hampir Rp1 triliun. Ia menekankan pentingnya penjelasan mengenai stratefi menyeimbangkan laba dengan beban proyek yang merugi.
Lebih lanjut, Nasim menyatakan bahwa penting untuk mewujudkan integrasi transportasi publik nasional. PT KAI harus menyusun roadmap yang mendukung integrasi layanan dengan moda transportasi lain seperti MRT dan LRT agar visi pemerintah dapat tercapai.
Dari sudut pandang tata kelola, Nasim meminta agar kepemimpinan baru di PT KAI membawa perubahan yang signifikan. Transformasi tersebut harus berfokus pada digitalisasi layanan dan peningkatan efisiensi operasional.
Ia juga mengingatkan bahwa mekanisme pengawasan internal perlu diperkuat untuk mencegah praktik korupsi dan kebocoran tiket. Hal ini penting agar publik merasa aman dan nyaman saat menggunakan layanan kereta api.
Pentingnya Penyediaan Fasilitas Merokok bagi Penumpang
Penyediaan gerbong khusus merokok di kereta jarak jauh dapat menjadi solusi cerdas. Hal ini akan membuat penumpang merasa dihargai karena kebutuhan mereka diperhatikan.
Kebijakan ini pun berpotensi meningkatkan pendapatan PT KAI, yang memahami pelanggan dari berbagai latar belakang. Menghadirkan ruang merokok di kereta dapat mengurangi keluhan penumpang dan meningkatkan pengalaman perjalanan mereka.
Perjalanan kereta yang sering berlangsung berjam-jam menuntut inovasi dalam layanan. Penyediaan fasilitas seperti ini dapat berefek positif pada citra perusahaan di mata konsumen.
Keselamatan dan Kenyamanan dalam Melayani Penumpang
Keselamatan merupakan hal yang tidak bisa dinegosiasikan saat berbicara tentang transportasi publik. Insiden-insiden yang terjadi di masa lalu harus menjadi pelajaran berharga bagi PT KAI.
Nasim Khan menekankan pentingnya perbaikan dalam sistem keselamatan serta pemeliharaan jalur kereta. Hal ini tidak hanya untuk kepentingan perusahaan, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan publik.
Kenyamanan penumpang juga harus mendapatkan perhatian serius. Penumpang yang merasa nyaman akan lebih mungkin untuk menggunakan jasa kereta api secara berulang, meningkatkan loyalitas pelanggan.
Keuangan dan Kinerja Proyek Strategis PT KAI
Kinerja keuangan PT KAI menunjukkan hasil yang baik dengan laba yang terbilang signifikan. Namun, proyek kereta cepat yang mengalami kerugian menunjukkan ketidakseimbangan dalam manajemen proyek.
Penting bagi PT KAI untuk menyeimbangkan pencapaian laba dari bisnis utama dengan beban finansial dari proyek strategis. Keuntungan tidak seharusnya digunakan untuk menutup kerugian proyek yang belum efisien.
Nasim Khan menegaskan perlunya transparansi dalam pelaporan keuangan. Semua pihak harus mengetahui bagaimana PT KAI mengelola laba dan mendanai proyek-proyeknya.
Transformasi Digital untuk Masa Depan PT KAI
PT KAI perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk meningkatkan layanannya. Digitalisasi ini harus difokuskan untuk mempermudah akses informasi bagi pelanggan.
Perubahan dalam sistem operasional juga sangat penting agar lebih efisien. Dengan mengadopsi teknologi terbaru, PT KAI dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada publik.
Mekanisme pengawasan internal yang kuat harus diterapkan untuk menjaga integritas perusahaan. Tanpa adanya inovasi dan pengawasan yang baik, reputasi perusahaan bisa terancam.