Gol dapat memupuk adanya harapan. Namun, dalam sepak bola, harapan bisa dengan mudah sirna akibat keputusan yang tidak tepat dalam sebuah pertandingan.
Di sebuah malam hujan di Gelora Bung Tomo Surabaya, pada 11 Mei 2025, keputusan yang kontroversial muncul melalui teknologi VAR. Teknologi ini seharusnya membantu, tetapi seringkali justru menyebabkan perdebatan.
Kontroversi VAR dalam Sepak Bola Indonesia
Pertandingan antara Semen Padang dan Persebaya menyajikan drama yang tidak terduga. Semen Padang unggul terlebih dahulu, namun Persebaya menyamakan kedudukan. Ketika harapan akan kemenangan menyala, momen krusial terjadi. Setelah Dejan Tumbas mencetak gol yang tampak sah, wasit mengesahkan gol tersebut. Namun, VAR memutuskan sebaliknya, menyatakan bahwa Tumbas terjebak offside.
Tayangan ulang VAR yang ditampilkan tidak meyakinkan, dan keraguan mulai muncul di antara para penonton. Laman resmi FIFA menjelaskan bahwa VAR bertujuan untuk meminimalkan kesalahan wasit, tetapi dalam banyak kasus, justru menciptakan lebih banyak kebingungan.
Meningkatkan Transparansi dalam Keputusan Wasit
Di Indonesia, keputusan VAR sering kali menimbulkan kontroversi yang lebih besar. Baru-baru ini, Kapten PSM Yuran Fernandez dihukum karena kritikanya terhadap sistem VAR setelah golnya dianulir. Yuran dengan penuh emosi mengungkapkan ketidakpuasannya mengenai kualitas sepak bola di tanah air.
Studi menunjukkan bahwa meskipun VAR seharusnya mengurangi kesalahan manusia, sejumlah insiden justru menunjukkan bahwa kesalahan baru tetap terjadi. Dalam kasus terkenal antara Liverpool dan Tottenham, gol yang dianulir karena offside ternyata sah, namun wasit tidak memperhitungkan keputusan ini dengan tepat. Kekeliruan ini memberi dampak besar terhadap hasil akhir pertandingan.
PSSI perlu mengevaluasi struktur dan kompetensi perangkat pertandingan, terutama terkait VAR. Ketidakpuasan publik dapat memicu apatisme terhadap liga domestik. Jika penonton meninggalkan pertandingan, bukan tidak mungkin investor juga akan menarik diri.
Sebagai langkah untuk memperbaiki keadaan, transparansi dalam pengambilan keputusan harus ditingkatkan. Mengizinkan penonton untuk melihat tayangan ulang VAR langsung di stadion dapat membantu mengurangi ketidakpuasan dan meningkatkan kepercayaan terhadap sistem.
Dari sudut pandang analis, meningkatkan akurasi keputusan adalah kunci untuk menghindari ketidakpastian dalam pertandingan. Ini juga akan memastikan bahwa setiap gol dan pelanggaran dinilai secara adil tanpa adanya kontroversi yang berkepanjangan.
Di akhir turnamen, PSSI seharusnya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan VAR dan keberadaan perangkat pertandingan. Keputusan yang tepat di setiap momen bisa menentukan nasib tim, dan jelas hal ini sangat penting bagi integritas kompetisi yang ada.
Gol dapat memupuk adanya harapan. Namun, dalam sepak bola, harapan bisa dengan mudah sirna akibat keputusan yang tidak tepat dalam sebuah pertandingan.
Di sebuah malam hujan di Gelora Bung Tomo Surabaya, pada 11 Mei 2025, keputusan yang kontroversial muncul melalui teknologi VAR. Teknologi ini seharusnya membantu, tetapi seringkali justru menyebabkan perdebatan.
Kontroversi VAR dalam Sepak Bola Indonesia
Pertandingan antara Semen Padang dan Persebaya menyajikan drama yang tidak terduga. Semen Padang unggul terlebih dahulu, namun Persebaya menyamakan kedudukan. Ketika harapan akan kemenangan menyala, momen krusial terjadi. Setelah Dejan Tumbas mencetak gol yang tampak sah, wasit mengesahkan gol tersebut. Namun, VAR memutuskan sebaliknya, menyatakan bahwa Tumbas terjebak offside.
Tayangan ulang VAR yang ditampilkan tidak meyakinkan, dan keraguan mulai muncul di antara para penonton. Laman resmi FIFA menjelaskan bahwa VAR bertujuan untuk meminimalkan kesalahan wasit, tetapi dalam banyak kasus, justru menciptakan lebih banyak kebingungan.
Meningkatkan Transparansi dalam Keputusan Wasit
Di Indonesia, keputusan VAR sering kali menimbulkan kontroversi yang lebih besar. Baru-baru ini, Kapten PSM Yuran Fernandez dihukum karena kritikanya terhadap sistem VAR setelah golnya dianulir. Yuran dengan penuh emosi mengungkapkan ketidakpuasannya mengenai kualitas sepak bola di tanah air.
Studi menunjukkan bahwa meskipun VAR seharusnya mengurangi kesalahan manusia, sejumlah insiden justru menunjukkan bahwa kesalahan baru tetap terjadi. Dalam kasus terkenal antara Liverpool dan Tottenham, gol yang dianulir karena offside ternyata sah, namun wasit tidak memperhitungkan keputusan ini dengan tepat. Kekeliruan ini memberi dampak besar terhadap hasil akhir pertandingan.
PSSI perlu mengevaluasi struktur dan kompetensi perangkat pertandingan, terutama terkait VAR. Ketidakpuasan publik dapat memicu apatisme terhadap liga domestik. Jika penonton meninggalkan pertandingan, bukan tidak mungkin investor juga akan menarik diri.
Sebagai langkah untuk memperbaiki keadaan, transparansi dalam pengambilan keputusan harus ditingkatkan. Mengizinkan penonton untuk melihat tayangan ulang VAR langsung di stadion dapat membantu mengurangi ketidakpuasan dan meningkatkan kepercayaan terhadap sistem.
Dari sudut pandang analis, meningkatkan akurasi keputusan adalah kunci untuk menghindari ketidakpastian dalam pertandingan. Ini juga akan memastikan bahwa setiap gol dan pelanggaran dinilai secara adil tanpa adanya kontroversi yang berkepanjangan.
Di akhir turnamen, PSSI seharusnya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan VAR dan keberadaan perangkat pertandingan. Keputusan yang tepat di setiap momen bisa menentukan nasib tim, dan jelas hal ini sangat penting bagi integritas kompetisi yang ada.