• Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
Newsletter
  • Login
Fokus Tempo
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
Fokus Tempo
No Result
View All Result

Simpang Jalan dan Zaman 2045: Disrupsi Pekerjaan Bagian Satu

Petinggi F-Utopia dan Distopia Jelata

www.fokustempo.id – Dwight D Eisenhower, Presiden Amerika ke-34, seorang jenderal bintang 5 dan ahli strategi militer dan politik pernah menyatakan bahwa dalam suatu pertempuran “plans is useless, but planning is indispensable”. Rencana menyeluruh, jangka panjang, dan kaku penting sebagai ‘kompas strategis’, tetapi nilai utamanya terletak pada ’kemampuan beradaptasi’, bukan sebagai aturan mutlak.

Di era modern, keunggulan kompetitif sangat bergantung pada kemampuan organisasi memadukan stabilitas visi dengan kelincahan taktis. Hal ini menjadi tindakan strategis spesifik untuk mencapai tujuan jangka pendek dan praktis. Kerangka hybrid menjadi sangat penting sebagai kombinasi dari visi jangka panjang yang terpadu dengan opsi taktis jangka pendek, misalnya roadmap yang disertai checkpoint adaptif.

Menuju Indonesia Emas 2045

Indonesia telah menetapkan Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional 2045 (RPJPN) dalam UU yang dijabarkan dalam RPJMN sebagai acuan dalam mengarahkan dan mengendalikan pembangunan secara nasional. Dengan tujuan besar Indonesia Emas 2045, visi ini memberikan gambaran tujuan pembangunan menuju negara maju dengan pendapatan per kapita yang kompetitif di kancah global.

Visi Emas ini secara prinsip memberikan gambaran jelas tentang tujuan pembangunan menuju negara yang tidak hanya berpendapatan tinggi, tetapi juga mampu bersaing dari sisi geo-ekonomi dan geo-politik. Namun, banyak indikator yang harus diperhatikan untuk mencapai visi tersebut.

Menuju 2045, Indonesia menghadapi banyak tantangan, persimpangan jalan yang akan memengaruhi strategi dan rencana pemerintah. Di tengah dinamika global, bukan hanya perkembangan teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML) yang mempengaruhi, tetapi juga adanya gejolak geopolitik seperti perang Ukraina-Rusia dan perang dagang AS-China.

Disrupsi Pekerjaan dan Sumber Daya Manusia

Dampak AI dan automasi sudah terasa dalam banyak sektor, menciptakan tantangan baru di pasar pekerjaan. Perubahan yang cepat ini berpotensi memunculkan disrupsi besar-besaran pada penciptaan lapangan kerja. Menurut laporan terbaru, jutaan pekerjaan terancam hilang, dan meskipun beberapa pekerjaan baru muncul, ada juga yang belum teridentifikasi. Ini menciptakan tantangan besar bagi SDM di Indonesia, yang umumnya masih lemah dan rentan.

Dengan tingkat kemiskinan yang relatif tinggi, bukan sekadar angka yang harus distrategikan, tetapi juga bagaimana menghadapi kondisi sosial yang kompleks. Jika visi 2045 adalah negara maju dan berpendapatan tinggi, tentu ada banyak tantangan yang harus segera dihadapi, terutama berkaitan dengan pendidikan dan kesiapan tenaga kerja.

Indikator-indikator dalam RPJMN-RPJPN tidak hanya sebatas angka, tetapi kualitas kinerja capaian yang harus lebih ditekankan. Pencapaian tujuan mulia ini seharusnya tidak hanya terpaku pada output tetapi pada outcome yang berarti. Apakah kemampuan adaptasi dan kelincahan taktis Indonesia cukup untuk menjawab tantangan di tengah ketidakpastian global ini?

Transformasi sektor ekonomi juga menjadi suatu keharusan, dengan fokus khusus pada perlunya dukungan kepada Usaha Mikro-Kecil Menengah (UMKM) yang berperan besar dalam perekonomian nasional. Dalam konteks ini, hasil dari pengembangan sektor UMKM diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh disrupsi teknologi.

Berbagai tantangan ini menjadi isu krusial bagi generasi penerus, terutama tokoh politik dan pemimpin bangsa. Generasi muda perlu memiliki daya cerna yang baik terhadap pilihan-pilihan yang ada dan mampu beradaptasi dengan sistem seleksi yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, mengedukasi generasi muda dan memberikan keterampilan yang tepat sangatlah penting.

Pekerjaan baru yang akan muncul akibat pergantian teknologi dan otomatisasi di masa depan patut untuk diperhatikan. Proyeksi selama ini menunjukkan bahwa sektor-sektor seperti teknologi, kesehatan, dan energi terbarukan akan menjadi lapangan kerja yang menjanjikan, tetapi untuk mendapatkan akses ke bidang-bidang tersebut, pendidikan dan pelatihan yang mumpuni adalah keharusan.

Perubahan paradigma di sektor pendidikan menjadi keharusan, dengan mengedepankan ‘soft skills’ yang bisa mendorong inovasi dan daya adaptasi di antara tenaga kerja. Tanpa keterampilan ini, individu akan sulit bersaing di era otomatisasi dan AI yang makin berkembang pesat.

Sebagai catatan penting, disrupsi yang dihadapi oleh dunia kerja tidak hanya berfokus pada penghilangan pekerjaan tetapi juga penciptaan peluang baru yang mungkin belum terbayangkan. Oleh karena itu, pendidikan yang mengedepankan keterampilan digital dan analitis sangat krusial untuk membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Pemerintah perlu lebih proaktif dalam memfasilitasi transisi tenaga kerja menuju pekerjaan-pekerjaan baru. Sekolah dan lembaga pendidikan perlu berkolaborasi dengan dunia industri untuk memastikan bahwa kurikulum yang diajarkan relevan dengan kebutuhan pasar.

Dengan memanfaatkan momentum ini, Indonesia dapat merangkul potensi besar dalam menghadapi tantangan zaman dan bertransformasi menjadi negara yang berdaya saing tinggi di kancah global.

Penting bagi kita untuk menyadari bahwa kita berada di tengah persaingan yang sengit, baik dalam konteks ekonomi global maupun inovasi teknologi. Kita harus berfokus pada pengembangan kualitas SDM yang adaptable dan inovatif, agar tidak tertinggal dalam perlombaan ini.

Melihat tantangan dan peluang yang ada, kami berharap agar pemangku kepentingan, baik di tingkat pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil, dapat bersinergi untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif yang dalam jangka panjang dapat membawa Indonesia menuju visi Emas 2045 dengan sukses.

BacaJuga

Petinggi F-Utopia dan Distopia Jelata

Ruang Batin yang Terlupakan

Kronik Otoritarianisme di Indonesia dan Proyek Sejarah Resmi Negara

Kronik Otoritarianisme di Indonesia dan Proyek Sejarah Resmi Negara

www.fokustempo.id – Dwight D Eisenhower, Presiden Amerika ke-34, seorang jenderal bintang 5 dan ahli strategi militer dan politik pernah menyatakan bahwa dalam suatu pertempuran “plans is useless, but planning is indispensable”. Rencana menyeluruh, jangka panjang, dan kaku penting sebagai ‘kompas strategis’, tetapi nilai utamanya terletak pada ’kemampuan beradaptasi’, bukan sebagai aturan mutlak.

Di era modern, keunggulan kompetitif sangat bergantung pada kemampuan organisasi memadukan stabilitas visi dengan kelincahan taktis. Hal ini menjadi tindakan strategis spesifik untuk mencapai tujuan jangka pendek dan praktis. Kerangka hybrid menjadi sangat penting sebagai kombinasi dari visi jangka panjang yang terpadu dengan opsi taktis jangka pendek, misalnya roadmap yang disertai checkpoint adaptif.

Menuju Indonesia Emas 2045

Indonesia telah menetapkan Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional 2045 (RPJPN) dalam UU yang dijabarkan dalam RPJMN sebagai acuan dalam mengarahkan dan mengendalikan pembangunan secara nasional. Dengan tujuan besar Indonesia Emas 2045, visi ini memberikan gambaran tujuan pembangunan menuju negara maju dengan pendapatan per kapita yang kompetitif di kancah global.

Visi Emas ini secara prinsip memberikan gambaran jelas tentang tujuan pembangunan menuju negara yang tidak hanya berpendapatan tinggi, tetapi juga mampu bersaing dari sisi geo-ekonomi dan geo-politik. Namun, banyak indikator yang harus diperhatikan untuk mencapai visi tersebut.

Menuju 2045, Indonesia menghadapi banyak tantangan, persimpangan jalan yang akan memengaruhi strategi dan rencana pemerintah. Di tengah dinamika global, bukan hanya perkembangan teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML) yang mempengaruhi, tetapi juga adanya gejolak geopolitik seperti perang Ukraina-Rusia dan perang dagang AS-China.

Disrupsi Pekerjaan dan Sumber Daya Manusia

Dampak AI dan automasi sudah terasa dalam banyak sektor, menciptakan tantangan baru di pasar pekerjaan. Perubahan yang cepat ini berpotensi memunculkan disrupsi besar-besaran pada penciptaan lapangan kerja. Menurut laporan terbaru, jutaan pekerjaan terancam hilang, dan meskipun beberapa pekerjaan baru muncul, ada juga yang belum teridentifikasi. Ini menciptakan tantangan besar bagi SDM di Indonesia, yang umumnya masih lemah dan rentan.

Dengan tingkat kemiskinan yang relatif tinggi, bukan sekadar angka yang harus distrategikan, tetapi juga bagaimana menghadapi kondisi sosial yang kompleks. Jika visi 2045 adalah negara maju dan berpendapatan tinggi, tentu ada banyak tantangan yang harus segera dihadapi, terutama berkaitan dengan pendidikan dan kesiapan tenaga kerja.

Indikator-indikator dalam RPJMN-RPJPN tidak hanya sebatas angka, tetapi kualitas kinerja capaian yang harus lebih ditekankan. Pencapaian tujuan mulia ini seharusnya tidak hanya terpaku pada output tetapi pada outcome yang berarti. Apakah kemampuan adaptasi dan kelincahan taktis Indonesia cukup untuk menjawab tantangan di tengah ketidakpastian global ini?

Transformasi sektor ekonomi juga menjadi suatu keharusan, dengan fokus khusus pada perlunya dukungan kepada Usaha Mikro-Kecil Menengah (UMKM) yang berperan besar dalam perekonomian nasional. Dalam konteks ini, hasil dari pengembangan sektor UMKM diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh disrupsi teknologi.

Berbagai tantangan ini menjadi isu krusial bagi generasi penerus, terutama tokoh politik dan pemimpin bangsa. Generasi muda perlu memiliki daya cerna yang baik terhadap pilihan-pilihan yang ada dan mampu beradaptasi dengan sistem seleksi yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, mengedukasi generasi muda dan memberikan keterampilan yang tepat sangatlah penting.

Pekerjaan baru yang akan muncul akibat pergantian teknologi dan otomatisasi di masa depan patut untuk diperhatikan. Proyeksi selama ini menunjukkan bahwa sektor-sektor seperti teknologi, kesehatan, dan energi terbarukan akan menjadi lapangan kerja yang menjanjikan, tetapi untuk mendapatkan akses ke bidang-bidang tersebut, pendidikan dan pelatihan yang mumpuni adalah keharusan.

Perubahan paradigma di sektor pendidikan menjadi keharusan, dengan mengedepankan ‘soft skills’ yang bisa mendorong inovasi dan daya adaptasi di antara tenaga kerja. Tanpa keterampilan ini, individu akan sulit bersaing di era otomatisasi dan AI yang makin berkembang pesat.

Sebagai catatan penting, disrupsi yang dihadapi oleh dunia kerja tidak hanya berfokus pada penghilangan pekerjaan tetapi juga penciptaan peluang baru yang mungkin belum terbayangkan. Oleh karena itu, pendidikan yang mengedepankan keterampilan digital dan analitis sangat krusial untuk membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Pemerintah perlu lebih proaktif dalam memfasilitasi transisi tenaga kerja menuju pekerjaan-pekerjaan baru. Sekolah dan lembaga pendidikan perlu berkolaborasi dengan dunia industri untuk memastikan bahwa kurikulum yang diajarkan relevan dengan kebutuhan pasar.

Dengan memanfaatkan momentum ini, Indonesia dapat merangkul potensi besar dalam menghadapi tantangan zaman dan bertransformasi menjadi negara yang berdaya saing tinggi di kancah global.

Penting bagi kita untuk menyadari bahwa kita berada di tengah persaingan yang sengit, baik dalam konteks ekonomi global maupun inovasi teknologi. Kita harus berfokus pada pengembangan kualitas SDM yang adaptable dan inovatif, agar tidak tertinggal dalam perlombaan ini.

Melihat tantangan dan peluang yang ada, kami berharap agar pemangku kepentingan, baik di tingkat pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil, dapat bersinergi untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif yang dalam jangka panjang dapat membawa Indonesia menuju visi Emas 2045 dengan sukses.

Previous Post

Masak 5000 Porsi Batagor Bersama Ribuan Bobotoh di Bandung dengan Wagub Jabar

Next Post

MoU Bank Jatim dan UT Surabaya Perluas Sinergi Perbankan dan Pendidikan

Rekomendasi

Tiga Pria Ugal-ugalan di Jalan Tembaan Surabaya Membawa 1 Poket Sabu

Tiga Pria Ugal-ugalan di Jalan Tembaan Surabaya Membawa 1 Poket Sabu

76 Paskibraka Dilantik Siap Kibarkan Bendera di Alun-alun Tuban

76 Paskibraka Dilantik Siap Kibarkan Bendera di Alun-alun Tuban

Ekspor AC Indonesia Naik 118,9 Persen Dorong Peningkatan Kompetensi Teknisi

Ekspor AC Indonesia Naik 118,9 Persen Dorong Peningkatan Kompetensi Teknisi

Sopir Dump Truk Tabrak Lari di Gresik Ditangkap Korban Meninggal di Tempat

Sopir Dump Truk Tabrak Lari di Gresik Ditangkap Korban Meninggal di Tempat

Perbandingan Kasus Rudapaksa Disabilitas dan Silfester Matutina: Hukum Indonesia Tidak Adil

Perbandingan Kasus Rudapaksa Disabilitas dan Silfester Matutina: Hukum Indonesia Tidak Adil

OTT KPK Kolaka Timur Terkait Kasus Korupsi DAK Pembangunan Rumah Sakit

OTT KPK Kolaka Timur Terkait Kasus Korupsi DAK Pembangunan Rumah Sakit

Dorong Surabaya untuk Membangun Lumbung Pangan

Dorong Surabaya untuk Membangun Lumbung Pangan

Sidebar

Kategori

  • Ekbis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Sorotan
Fokus Tempo

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?