Menteri BUMN telah mengingatkan pentingnya mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari luar negeri, khususnya dari Amerika Serikat. Saat ini, 57 persen impor LPG Indonesia berasal dari AS, yang memicu kekhawatiran tentang stabilitas pasokan energi dalam negeri.
Apakah Indonesia siap menghadapi masalah yang mungkin timbul dari ketergantungan ini? Jika terjadi gangguan pada pihak pengirim, seperti bencana alam atau masalah terjadi dalam rantai pasok, Indonesia mungkin akan kesulitan mencari alternatif pemasok lain.
Kendalikan Ketergantungan Energi
Erick Thohir menekankan pentingnya tidak membiarkan negara terlalu bergantung pada satu sumber pasokan, yang dapat mengancam keamanan energi. Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa ketergantungan tinggi pada satu pemasok dapat berisiko ketika terjadi ketidakstabilan. Maka dari itu, jaga keseimbangan dengan memperkuat diversifikasi sumber energi.
Untuk itu, pendekatan sistematik diperlukan. Menurut data terkini, lebih dari setengah kebutuhan LPG kini dipenuhi oleh satu negara. Hal ini memerlukan perhatian agar Indonesia memiliki rencana cadangan yang matang untuk menghadapi potensi risiko di masa depan. Dalam evaluasi tersebut, pola konsumsi dan produksi energi dalam negeri juga harus dipertimbangkan dengan serius.
Peluang Impor Minyak Mentah dari AS
Sementara itu, Erick menyebutkan bahwa Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan impor minyak mentah dari Amerika Serikat yang saat ini berada di angka 4 persen. Minyak mentah, jika ditingkatkan, bisa menjadi solusi lain untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dalam negeri dan sumber daya luar negeri.
Menaikkan impor minyak mentah dari 4 persen menjadi kisaran 25-30 persen harus dilakukan dengan hati-hati. Merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan evaluasi ulang mengenai strategi perdagangan agar tidak terjebak dalam ketergantungan yang berlebihan pada satu negara. Kesadaran akan potensi risiko sangat diperlukan demi menjaga stabilitas ekonomi dan keberlanjutan energi di Indonesia.