www.fokustempo.id – Jawa Timur berperan penting dalam menarik investasi asing, terutama dari Thailand. Upaya ini diungkapkan dalam forum Business Matching yang diadakan di Surabaya, yang menghubungkan pengusaha lokal dengan delegasi bisnis Thailand.
Delegasi yang terdiri dari 18 pengusaha Thailand ini dipimpin oleh Thailand Board of Investment. Tujuan utama mereka adalah mengeksplorasi peluang kerja sama di berbagai sektor industri, termasuk pengolahan tembaga dan hortikultura yang menjadi fokus utama dalam pertemuan ini.
Kehadiran delegasi Thailand menandai momen strategis dalam memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara. Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, menekankan potensi besar kosmetik kerja sama yang dapat dijalin, terutama di sektor hilirisasi tembaga.
Adik menjelaskan bahwa investasi di sektor hilir tembaga memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dengan memanfaatkan produk tembaga dari smelter Freeport di Gresik, pengusaha Thailand bisa mendirikan pabrik pengolahan di Jawa Timur, mengurangi biaya logistik dan menambah nilai tambah.
Tak hanya tembaga, sektor hortikultura juga menawarkan peluang besar. Jawa Timur dikenal dengan hasil pertanian yang melimpah, sementara Thailand unggul dalam teknologi pengolahan. Kolaborasi ini bisa menghasilkan produk olahan bernilai tinggi untuk diekspor, mengurangi potensi kerugian hasil panen.
Strategi Menyongsong Investasi dari Thailand di Jawa Timur
Dengan data menunjukkan bahwa ekspor nonmigas Jawa Timur ke Thailand mengalami peningkatan signifikan, menunjukkan hubungan ekonomi yang semakin kuat. Tahun 2024, ekspor mencapai US$670,15 juta, didominasi komoditas seperti tembaga dan produk plastik.
Di sisi lain, impor dari Thailand tercatat sebesar US$946,72 juta. Meskipun terjadi defisit neraca perdagangan, hal ini justru mengindikasikan adanya peluang pertukaran yang lebih besar antara kedua wilayah.
Dalam periode 2010 hingga awal 2025, terdapat 49 proyek investasi Thailand bernilai total US$72,18 juta di Jawa Timur. Lini industri yang diminati meliputi makanan, logam, dan energi, menunjukkan keselarasan antara kebutuhan pasar dan agenda hilirisasi yang diterapkan pemerintah daerah.
Memperkuat Hubungan Ekonomi dengan Thailand Melalui Dialog
Adik mengajak para investor Thailand untuk tidak hanya melihat Jawa Timur sebagai pasar konsumen. Ia menekankan bahwa provinsi ini juga dapat menjadi basis produksi yang strategis untuk memasok produk ke pasar regional.
Infrastruktur yang solid, kawasan industri yang berkembang, serta populasi muda yang melimpah menjadikan Jawa Timur sebagai lokasi investasi yang menarik. Hal ini akan memperkuat posisi Thailand dalam melakukan ekspansi bisnis di Indonesia dan Asia Tenggara.
Deputy Secretary General Thailand Board of Investment, Mr. Narucha Ruchupan, menyatakan bahwa forum ini dapat membuka peluang baru bagi kerjasama dagang. Ia menganggap kegiatan ini penting untuk memperluas jaringan bisnis dan menemukan mitra strategis di Indonesia.
Mewujudkan Kerjasama Konkret Melalui Sesi Business Matching
Setelah rangkaian pembicaraan, sesi business matching diadakan untuk mempertemukan pelaku usaha dari kedua negara. Kesempatan ini memungkinkan peserta untuk mempresentasikan produk dan layanan, melakukan komunikasi langsung, dan merencanakan kolaborasi lanjutan.
Banyak perusahaan menunjukkan ketertarikan untuk menjalin kerja sama, terutama dalam energy dan manufaktur. Inisiatif ini berpotensi menghasilkan transaksi bisnis nyata yang saling menguntungkan.
Kadin Jawa Timur optimis pertemuan ini akan menghasilkan kesepakatan yang memperkuat posisinya sebagai mitra strategis Thailand dalam berinvestasi. Dialog antara kedua negara diharapkan dapat menjembatani peluang bisnis yang lebih luas di masa depan.