• Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
Newsletter
  • Login
Fokus Tempo
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
Fokus Tempo
No Result
View All Result

Benur Hilang, Nelayan Pacitan Terkena Dampak Harga Anjlok dan Cuaca Buruk

Benur Hilang, Nelayan Pacitan Terkena Dampak Harga Anjlok dan Cuaca Buruk

BacaJuga

Serapan Beras Bulog Jatim 2025 Naik 600 Persen dari Tahun Lalu

Serapan Beras Bulog Jatim 2025 Naik 600 Persen dari Tahun Lalu

Target Cetak 3500 Kader Koperasi, PDIP Jatim Gencarkan Pelatihan

Target Cetak 3500 Kader Koperasi, PDIP Jatim Gencarkan Pelatihan

www.fokustempo.id – Cahaya lampu yang biasanya menerangi malam di pesisir laut Pacitan kini semakin redup. Aktivitas nelayan yang semula ramai kini terhenti seiring anjloknya harga benur, membuat harapan mereka semakin memudar.

Bowo Parto, seorang nelayan dari Desa Plumpungan, mengungkapkan bahwa ia sudah hampir sebulan tidak melaut. Penurunan harga benur menjadi salah satu alasan utama, di mana harga saat ini jauh di bawah biaya modal yang dikeluarkannya.

“Harga benur sekarang cuma Rp 1.500. Modal gak nutup,” keluh Bowo menggambarkan kesulitan yang dihadapinya.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan, seharusnya harga patokan terendah benur di tingkat nelayan sebesar Rp 8.500 per ekor. Namun, kenyataannya, harga jual di lapangan jauh di bawah angka tersebut, membuat banyak pengepul memilih untuk berhenti beroperasi.

“Pengepul juga tutup. Yang nekat jual lewat jalur ilegal malah kena razia. Bingung semua,” tambah Bowo, mencerminkan situasi yang semakin buruk.

Cuaca ekstrem turut memperburuk keadaan, dengan gelombang tinggi dan cuaca buruk membuat laut tak bersahabat. Perahu-perahu nelayan terpaksa bersandar tanpa beroperasi, membuat mereka kehilangan sumber penghasilan yang selama ini diandalkan.

“Laut tidak bersahabat. Ikan susah dicari, apalagi benur,” lanjutnya dengan nada putus asa, mencerminkan betapa sulitnya kondisi saat ini.

Kondisi ini menjadi tantangan berat bagi para nelayan kecil. Ketidakpastian harga dan jalur distribusi patut membuat mereka khawatir tentang masa depan mereka. Kini, harapan mereka hanya tertuju pada kepedulian pemerintah untuk segera memberikan solusi.

“Ndak tahu harus bagaimana. Berat, Pak. Semoga pemerintah segera turun tangan,” pungkas Bowo, mewakili keresahan banyak nelayan lainnya.

Di balik kecilnya benur ini terkandung harapan besar bagi kehidupan para nelayan. Ketika sumber penghidupan mereka hilang, kehidupan mereka turut terombang-ambing. Suara mereka yang meminta perhatian bukan sekadar keluhan, tetapi juga panggilan untuk mendapatkan dukungan yang mereka perlukan.

Kondisi Laut dan Dampaknya Terhadap Ekonomi Nelayan

Kondisi laut yang saat ini tidak bersahabat berimbas pada kehidupan para nelayan di Pacitan. Gelombang tinggi dan badai membuat mereka tidak bisa melaut selama berhari-hari.

Akibatnya, banyak nelayan yang terpaksa beralih ke pekerjaan lain atau bahkan terpaksa mengandalkan dana pinjaman untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini menciptakan tekanan finansial yang semakin besar.

Dalam situasi seperti ini, kesempatan untuk menangkap benur yang menjadi andalan juga semakin menipis. Tentu saja, hal ini membuat pendapatan para nelayan menurun drastis.

Dengan pendapatan yang tidak menentu, banyak keluarga nelayan yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka. Ketidakpastian ini membuat para nelayan merasa terpojok dan kesulitan untuk merencanakan masa depan.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk merespons masalah ini dengan tepat agar perekonomian lokal tidak semakin terpuruk.

Jalur Distribusi dan Permasalahan Pengepul

Pengepul berperan penting dalam rantai distribusi hasil tangkapan nelayan. Namun, saat ini banyak pengepul yang terpaksa berhenti beroperasi karena kebingungan dan risiko yang tinggi.

Saat harga benur merosot tajam, banyak pengepul memilih untuk menarik diri daripada berisiko dengan stok yang tidak terjual. Hal ini mengakibatkan penurunan signifikan dalam penghasilan nelayan yang bergantung pada jalur distribusi ini.

Beberapa pengepul yang berani melanjutkan bisnis mereka pun harus menghadapi ancaman razia dari pihak berwenang. Situasi ini membuat mereka beroperasi dengan ketidakpastian dan rasa ketakutan yang tinggi.

Dalam kondisi seperti ini, kesulitan untuk menjual hasil tangkapan menjadi masalah mendasar yang tak bisa dihindari. Hal ini menciptakan siklus yang semakin menyulitkan para nelayan dan pengepul.

Jalur distribusi yang tidak jelas jelas menjadi tantangan serius yang harus diatasi. Dukungan dan regulasi yang tepat dari pemerintah diperlukan untuk memastikan keberlangsungan mata pencaharian para nelayan.

Pentingnya Dukungan Pemerintah bagi Para Nelayan

Dukungan pemerintah sangat diperlukan untuk membantu para nelayan yang sedang terpuruk. Penyaluran bantuan dan pembinaan yang efektif menjadi langkah awal untuk mengatasi situasi ini.

Rencana pemulihan yang melibatkan pelatihan untuk para nelayan dalam menghadapi perubahan dan tantangan baru dapat menjadi solusi jangka panjang. Dengan pengetahuan yang lebih baik, mereka dapat mengoptimalkan hasil tangkapan mereka meskipun di tengah kesulitan.

Selain itu, mendirikan program subsidi atau pemberian insentif juga bisa menjadi cara efektif untuk mengatasi krisis ini. Program semacam itu dapat memberikan dukungan finansial yang sangat dibutuhkan oleh para nelayan untuk bertahan hidup.

Kerjasama antara nelayan, pengepul, dan pemerintah tentu diperlukan untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Ini melibatkan pembentukan jalur distribusi yang lebih baik dan harga yang berkeadilan untuk nilai jual hasil tangkapan mereka.

Melalui pendekatan yang komprehensif, diharapkan para nelayan dapat kembali melaut dengan harapan baru yang dapat memulihkan perekonomian mereka.

Previous Post

Henri Satrio Minta Publik Telusuri Alasan Mendagri Tetapkan Empat Pulau Milik Sumut

Next Post

Penyidikan Kasus Korupsi BKKD Sugihwaras Bojonegoro Belum Menemukan Kejelasan

Rekomendasi

Pemkab Sumenep Bentuk Tim Pendampingan untuk Santriwati Korban Pencabulan di Pulau Kangean

Pemkab Sumenep Bentuk Tim Pendampingan untuk Santriwati Korban Pencabulan di Pulau Kangean

ASN Diusulkan Pensiun Usia 70 Tahun, Akademisi: Ini Negara Mau Mundur

ASN Diusulkan Pensiun Usia 70 Tahun, Akademisi: Ini Negara Mau Mundur

Bahlil Wajibkan PTBA Jalankan Proyek DME, Said Didu Peringatkan Hentikan Cara-Cara Jokowi

Bahlil Wajibkan PTBA Jalankan Proyek DME, Said Didu Peringatkan Hentikan Cara-Cara Jokowi

Kinerja Perangkat Daerah Malang Dipuji Usai Raih WTP 14 Kali Beruntun

Kinerja Perangkat Daerah Malang Dipuji Usai Raih WTP 14 Kali Beruntun

Pemkot Malang Kunjungi KPK untuk wujudkan pemerintahan bersih

Pemkot Malang Kunjungi KPK untuk wujudkan pemerintahan bersih

Industri Jasa Keuangan di Wilayah OJK Kediri Alami Pertumbuhan Stabil Maret 2025

Industri Jasa Keuangan di Wilayah OJK Kediri Alami Pertumbuhan Stabil Maret 2025

IIMS Surabaya 2025 Hadirkan Beragam Solusi Otomotif dari Danamon Adira Finance dan MUFG

IIMS Surabaya 2025 Hadirkan Beragam Solusi Otomotif dari Danamon Adira Finance dan MUFG

Sidebar

Kategori

  • Ekbis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Sorotan
Fokus Tempo

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?