• Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
Newsletter
  • Login
Fokus Tempo
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
Fokus Tempo
No Result
View All Result

Pedagang Jatian Center di Kawasan Perhutani Datangi DPRD Jember Karena Tergusur

Pedagang Jatian Center di Kawasan Perhutani Datangi DPRD Jember Karena Tergusur

BacaJuga

Pengusaha Blitar Setuju Pengaturan Sound Horeg dengan Mempermudah Izin Acara

Pengusaha Blitar Setuju Pengaturan Sound Horeg dengan Mempermudah Izin Acara

Jam Malam Anak Surabaya Dimulai, Bonceng Tiga dan Pacaran di Taman Bisa Kena Razia

Jam Malam Anak Surabaya Dimulai, Bonceng Tiga dan Pacaran di Taman Bisa Kena Razia

www.fokustempo.id – Di tengah situasi yang penuh tantangan, para pedagang di Jatian Center (JTC) menghadapi ancaman kehilangan tempat berdagang. Mereka yang sudah sekian lama mencari nafkah di kawasan Tempat Penitipan Kayu (TPK) Perhutani, Kaliputih, Kecamatan Rambipuji, kini mendapati warung mereka dibongkar oleh pihak Perhutani.

Situasi ini memunculkan reaksi dari sejumlah perwakilan pedagang yang merasa tertekan dan bingung mengenai masa depan mereka. Perwakilan JTC, Abdul Wahab Hidayatullah, mengungkapkan betapa pentingnya tempat ini bagi kehidupan mereka, bukan hanya sebagai lokasi berjualan, tetapi juga sebagai tempat tinggal sementara bagi sebagian besar dari mereka.

Wahab menjelaskan bahwa warung-warung tersebut merupakan usaha yang diwariskan secara turun temurun. Hal tersebut menjadi tanda bahwa bukan hanya sebuah bisnis, tetapi ada ikatan sejarah dan identitas di dalamnya. Masyarakat di kawasan ini, terutama yang berasal dari Pulau Madura, memiliki kedekatan emosional terhadap tempat ini dan berjuang untuk mempertahankannya.

Pembongkaran yang dilakukan oleh pihak Perhutani memunculkan berbagai pertanyaan dan tuntutan kejelasan. Pedagang merasa hak mereka untuk berdagang telah dilanggar dan menginginkan penjelasan yang lebih rasional terkait alasan pembongkaran tersebut.

Pentingnya Kesadaran akan Nasib Pedagang di JTC

Tindakan pembongkaran warung oleh Perhutani bukan sekadar merampas tempat berdagang, tetapi juga menggugah kesadaran akan nasib para pedagang yang sangat bergantung pada warung mereka. Sebuah usaha yang telah dibangun selama bertahun-tahun seolah dipertaruhkan, membuat mereka berjuang untuk mendapatkan kembali apa yang telah hilang.

Bagi Wahab dan pedagang lainnya, lokasi di kawasan TPK telah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Tanpa tempat tersebut, mereka merasa terancam kehilangan mata pencaharian hingga tempat tinggal sementara yang selama ini mereka tempati.

Melihat kondisi ini, banyak pihak yang mulai bersuara. Mereka berharap agar Pemda dan Perhutani dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan, sehingga para pedagang dapat tetap berjualan tanpa harus kehilangan tempat yang telah menjadi rumah bagi mereka.

Berkah dan Tantangan dalam Situasi Krisis

Di satu sisi, situasi krisis ini membuka peluang bagi para pedagang untuk menunjukkan solidaritas dan kekompakan. Mereka bergotong-royong mendirikan tenda darurat sebagai bentuk protes dan untuk bertahan hidup. Langkah ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan di antara mereka meskipun menghadapi tekanan dan ketidakpastian.

Di sisi lain, para pedagang dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan tempat mereka. Tentu saja, ada harapan untuk mendapatkan solusi dari pihak berwenang yang dapat mendengar keluhan dan aspirasi mereka, sehingga mereka tidak semakin terpuruk dalam kesulitan.

Atas dasar itulah, perlunya peran aktif dari lembaga pemerintah untuk mencari jalan tengah. Pembicaraan terbuka antara pihak Perhutani, pemerintah daerah, dan perwakilan pedagang akan sangat penting untuk mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.

Dialog Antara Pihak yang Terlibat untuk Mencari Solusi

Di tengah proses pencarian solusi, Wakil Administratur Perhutani Jember Selatan, Suyono, mengungkapkan bahwa lokasi perdagangan di TPK sebenarnya merupakan bahu jalan dan tidak memiliki izin resmi. Hal ini memunculkan perdebatan mengenai hak-hak yang dipegang oleh para pedagang dan kebijakan yang dilaksanakan oleh Perhutani.

Berbagai usulan pun muncul dari Anggota DPRD setempat agar pedagang dapat menempati lokasi yang lebih aman dan sesuai regulasi. Dialog yang terus berlangsung ini diharapkan dapat membuka ruang bagi para pedagang untuk tetap berdagang di tempat yang layak tanpa harus kehilangan identitas dan sejarah mereka.

Para anggota DPRD menunjukkan perhatian yang besar terhadap masalah ini, berkomitmen untuk mencarikan solusi agar nasib pedagang tidak terabaikan. Keberadaan mereka di TPK bisa dan seharusnya dipertimbangkan secara lebih mendalam dalam kebijakan publik yang dibuat.

Peluang untuk Menciptakan Ruang yang Aman dan Nyaman

Jika pihak-pihak terkait mau duduk bersama dan mendiskusikan potensi relokasi yang lebih aman, sebenarnya ada banyak opsi yang bisa jadi pilihan. Suyono menjelaskan bahwa ada lokasi lain yang dapat digunakan oleh pedagang dengan lebih baik dan aman.

Tentu saja, relokasi ini harus dilakukan dengan cara yang tidak menghilangkan hak-hak yang telah dibangun selama ini. Hal ini juga menyangkut pembentukan komunitas dan identitas yang telah terjalin selama bertahun-tahun.

Dari perspektif ini, kesalihan untuk menciptakan tempat yang layak dan aman sangat penting. Hal ini bukan hanya soal memindahkan para pedagang, tetapi juga memastikan bahwa mereka bisa melanjutkan usaha dengan cara yang lebih baik dalam jangka panjang. Solusi ini diharapkan bukan hanya menguntungkan pedagang, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Melalui upaya kolaborasi yang baik antara pedagang, Perhutani, dan pemerintah daerah, harapannya akan tercipta sebuah ekosistem yang mendukung para pedagang untuk berjualan dengan nyaman dan aman. Dengan demikian, mereka tetap bisa mempertahankan tradisi dan identitas yang telah ada selama ini.

Previous Post

Gangster Meningkat di Pasuruan, Polisi Serukan Orang Tua dan Sekolah Tingkatkan Pengawasan Anak

Next Post

Tandatangani PKB 2025-2027, Serikat Pekerja Minta Presiden Pertahankan Direksi PLN

Rekomendasi

Tiga Tersangka Korupsi Biopori di Tuban Ditangkap, Kerugian Negara Rp344 Juta

Tiga Tersangka Korupsi Biopori di Tuban Ditangkap, Kerugian Negara Rp344 Juta

Hari Acer 2025 Ajak Masyarakat #BreakALimit dengan Inovasi Teknologi AI

Hari Acer 2025 Ajak Masyarakat #BreakALimit dengan Inovasi Teknologi AI

Apakah PPPK Paruh Waktu Diizinkan Menggunakan Seragam KORPRI Selain Dapat NIP?

Apakah PPPK Paruh Waktu Diizinkan Menggunakan Seragam KORPRI Selain Dapat NIP?

Jepang Ciptakan Kesempatan untuk Pekerja Migran Indonesia Menjadi Talenta Global

Jepang Ciptakan Kesempatan untuk Pekerja Migran Indonesia Menjadi Talenta Global

Capai Transaksi di Atas Rp1 Triliun, Khofifah Pimpin Misi Dagang Jatim dan Lampung

Capai Transaksi di Atas Rp1 Triliun, Khofifah Pimpin Misi Dagang Jatim dan Lampung

Harga Emas 30 Mei 2025 Naik Tajam, Berapa Angkanya?

Harga Antam Terbaru di UBS dan Galeri 24 Naik Lagi

Abolisi untuk Tom Lembong, Eks Kabareskrim Polri: Pelajaran Penting bagi Kejaksaan

Abolisi untuk Tom Lembong, Eks Kabareskrim Polri: Pelajaran Penting bagi Kejaksaan

Sidebar

Kategori

  • Ekbis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Sorotan
Fokus Tempo

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?