www.fokustempo.id – Surabaya menjadi saksi pentingnya pertemuan tahunan yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung di Hotel Mercure Grand Mirama. Dalam acara ini, fokus utama adalah laporan positif dari Bank Perekonomian Rakyat Jatim, terutama terkait penyaluran kredit produktif yang mengalami peningkatan signifikan, yang mencerminkan gairah ekonomi di wilayah tersebut.
Emil Dardak, Wakil Gubernur, mengungkapkan, penyaluran kredit hingga akhir 2024 mencatat angka mencapai Rp2,88 triliun. Dari jumlah tersebut, hampir 92 persen disalurkan ke sektor produktif dan berdampak langsung kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi lokal.
“Besar harapan kami bahwa ke depan, penyaluran kredit akan terus meningkat, sehingga lebih banyak masyarakat yang bisa mendapatkan dukungan finansial,” tegas Emil, yang menekankan pentingnya kepercayaan masyarakat dalam menempatkan dana mereka di Bank UMKM.
Dalam pertemuan tersebut, Emil menjelaskan bahwa Bank UMKM Jatim merupakan institusi keuangan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi dan sejumlah kabupaten/kota. Dengan kepemilikan yang solid, bank ini berfungsi sebagai alat strategis dalam memperkuat fondasi ekonomi daerah.
Ia juga menegaskan, dalam tahun 2025, diinginkan agar penyaluran kredit semakin masif dan menarik perhatian lebih banyak nasabah. Komitmen ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru, serta membantu memperkuat perekonomian masyarakat secara keseluruhan.
Analisis Pertumbuhan Kredit pada Bank UMKM Jatim di Tahun 2024
Direktur Utama Bank UMKM Jatim yang baru terpilih, Irwan Eka Wijaya Arsyad, memaparkan laporan kinerja bank sepanjang tahun 2024. Dia mencatat pertumbuhan posisi aset yang mencapai Rp3,44 triliun, menunjukkan pertumbuhan positif dibandingkan tahun sebelumnya dengan kenaikan Rp119,4 miliar. Hal ini mencerminkan kepercayaan yang terus meningkat dari masyarakat terhadap bank ini.
Selain itu, dana pihak ketiga juga mengalami kenaikan signifikan, mencapai Rp2,73 triliun. Ini terdiri dari tabungan dan deposito, yang menandakan pergeseran ke arah kestabilan keuangan dan meningkatkan likuiditas dalam mendukung penyaluran kredit di masa depan.
Irwan menegaskan, kredit yang disalurkan sebagian besar ditujukan untuk mendukung sektor produktif, khususnya bagi pelaku UMKM. Komitmen ini tidak hanya sekadar angka, tetapi juga mencerminkan dorongan nyata untuk pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih inklusif.
Laba sebelum pajak yang dicapai mencapai Rp28,05 miliar, dan keputusan dalam RUPS adalah 55 persen dari laba tersebut akan dibagikan sebagai dividen. Ini menunjukkan kinerja yang sehat dan potensi bagus bagi para pemegang saham dan kontribusi lebih lanjut bagi pengembangan bank.
Dengan pertumbuhan yang terlihat, BPR Jatim menunjukkan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk membantu pertumbuhan ekonomi lokal, walaupun tantangan tetap ada di tengah situasi global yang tidak menentu.
Pentingnya Inovasi dan Transformasi Digital di Bank UMKM
Komisaris Utama Bank UMKM, Ina Dewayanti, menekankan kebutuhan untuk memperkuat tata kelola dan efisiensi operasional. Ia menggarisbawahi bahwa transformasi digital menjadi prioritas utama dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam sektor perbankan.
Inovasi layanan seperti mobile banking dan pembayaran QRIS menjadi langkah strategis untuk menjangkau nasabah yang lebih luas. Melalui digitalisasi, bank ini tidak hanya akan meningkatkan aksesibilitas layanan, tetapi juga efisiensi operasional yang diharapkan dapat menguntungkan semua pihak.
Dewayanti mencatat, dengan strategi digital ini, BPR Jatim kini memiliki 32 kantor cabang dan 131 kantor kas yang tersebar di seluruh Jawa Timur. Ini memungkinkan masyarakat, bahkan di daerah terpencil, untuk mengakses layanan keuangan yang sangat dibutuhkan.
Menjelang tahun 2025, BPR Jatim merencanakan untuk fokus pada program-program kredit seperti Program Kredit Sejahtera (Prokesra) dan Kredit Petani Jatim. Inisiatif ini akan membantu lebih banyak pelaku usaha di wilayah tersebut untuk mendapatkan dukungan finansial yang mereka perlukan untuk berkembang.
Dengan pendekatan yang proaktif dan inovatif, harapan akan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur menjadi semakin nyata, diiringi dengan dukungan dari Bank UMKM yang berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan perekonomian lokal.
Proyeksi dan Harapan untuk Tahun 2025 bagi Bank UMKM Jatim
Pada akhirnya, pengangkatan Irwan sebagai Direktur Utama bukanlah keputusan yang diambil secara sembarangan. Melalui proses seleksi dan penilaian kinerja yang transparan, dewan komisaris memberikan kepercayaan penuh terhadap kemampuannya untuk memimpin bank ini menuju arah yang lebih positif.
Emil Dardak menggarisbawahi pentingnya fit and proper test yang dilakukan oleh OJK sebagai langkah terakhir sebelum resmi menjabat. Langkah ini menunjukkan komitmen untuk memastikan bahwa pemimpin bank memiliki kapabilitas dan legitimasi yang diperlukan untuk menjalankan misi bank dalam mendukung ekonomi daerah.
Harapan besar ditujukan kepada Irwan untuk membawa inovasi dan program baru yang tidak hanya berdampak pada pertumbuhan bank, tetapi juga pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan. Seiring dengan perkembangan yang ada, sosok pemimpin yang visioner bisa menjadi kunci sukses bagi institusi keuangan ini.
Untuk tahun 2025, visi yang jelas dan dedikasi terhadap pelaksanaan strategi yang telah disusun diharapkan dapat membawa Bank UMKM Jatim memasuki era baru yang lebih cerah. Dengan dukungan semua pemangku kepentingan, rasa optimisme mengenai masa depan ekonomi daerah menjadi semakin kuat dan tidak terputus.
