• Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
Newsletter
  • Login
Fokus Tempo
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan
No Result
View All Result
Fokus Tempo
No Result
View All Result

Haji Jalan Menuju Kesucian

Haji Jalan Menuju Kesucian

BacaJuga

Bongkar Rahasia Bumi

Ekosistem Interaktif dalam Lingkungan Digital

Penataan Tambak Pesisir Jember Jadi Tugas Bupati Fawait

Penataan Tambak Pesisir Jember Jadi Tugas Bupati Fawait

www.fokustempo.id – Ibadah Haji adalah Jalan Suci yang diimani sebagai panggilan Ilahi. Ketika kita memenuhi panggilan ini, penting untuk bertanya: Sudahkah niatan kita sungguh-sungguh untuk bertemu dengan Sang Pengundang? Apakah kedatangan kita benar-benar tulus?

Haji wajib bagi mereka yang mampu, bukan hanya dari segi finansial, tetapi juga pengetahuan tentang hakikat haji. Seperti yang dinyatakan oleh seorang ulama, jika seseorang tidak memahami makna dari ibadah haji, maka hajinya dapat dianggap tidak sempurna, meskipun dia melakukannya berkali-kali.

Memahami Makna Haji dalam Kehidupan Sehari-hari

Ibadah haji dapat dianalogikan sebagai sebuah pertunjukan kolosal, di mana Allah bertindak sebagai sutradara dan para tokoh utama seperti Adam, Siti Hawa, Ibrahim, dan Hajar memainkan perannya masing-masing. Panggung pertunjukan ini adalah tempat-tempat suci di Tanah Suci. Ketika menjalani haji, kita harus mempertanyakan diri kita sendiri: Apakah kita berperan sebagai Adam dan Siti Hawa, yang berusaha membangun peradaban? Atau mungkin kita sebagai Ibrahim yang rela berkorban? Pertanyaan-pertanyaan ini mengajak kita untuk merenungkan posisi kita di hadapan Yang Maha Kuasa.

Di negeri ini, jutaan orang telah menunaikan haji, sementara banyak lainnya masih menunggu kesempatan. Seiring berjalannya waktu, haji telah bergeser dari sekadar ibadah religius menjadi suatu simbol status dalam masyarakat. Banyak orang menjadikan haji sebagai pencapaian yang menunjukkan keberhasilan hidup dan kesempurnaan dalam beragama, yang tercermin dalam gelar yang disandang dengan huruf “H”. Gelar ini sering kali memengaruhi pandangan orang lain terhadap pemiliknya.

Dampak Perubahan Sosial terhadap Pemaknaan Haji

Peningkatan ekonomi dan kemudahan transportasi mendorong banyak orang untuk menjalani ibadah haji berulang kali. Dulu, perjalanan ini sering kali dianggap sebagai “perjalanan menuju kematian”, tetapi kini justru terlihat lebih banyak persaingan dan ketegangan yang terjadi di antara calon jemaah haji. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa esensi dari ibadah haji mulai bergeser menuju keserakahan spiritual.

Kita hidup di tengah bencana sosial yang terus menerus, seperti korupsi dan kriminalitas, yang jelas berseberangan dengan nilai-nilai yang seharusnya diusung dalam pelaksanaan haji. Nilai seperti tauhid dan solidaritas kemanusiaan harus kembali menjadi fokus utama ketika kita berbicara tentang ibadah haji. Sementara itu, keberanian untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi kesejahteraan masyarakat haruslah ditanamkan dalam niatan kita. Seperti yang dikatakan Mahatma Gandhi, “Keimanan tanpa pengorbanan adalah salah satu dosa sosial terberat.” Ini menunjukkan bahwa ibadah haji seharusnya tidak hanya dilihat dari aspek ritual semata, namun juga dari dimensi sosial.

Refleksi ini penting agar kita bisa memahami bahwa haji dan Idul Kurban adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Ibadah haji seharusnya mengajarkan kita bahwa keimanan sejati diekspresikan dalam tindakan nyata, termasuk dalam hal pengorbanan. Kita perlu memiliki keberanian untuk menyembelih berbagai hasrat yang merusak demi menciptakan masyarakat yang adil dan beradab.

Saat menelusuri Jalan Suci ini, kita harus “mematikan” segala hal yang tidak membawa kita lebih dekat kepada kehidupan hakiki. Seperti yang dikatakan seorang ulama, perjalanan ini harus membawa kita pada penyadaran akan kesucian jiwa dan kepentingan bersama. Mari kita jadikan ibadah haji sebagai sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna dan pelajaran berharga bagi diri kita sendiri dan bagi sesama.

Supriyadi Karima Saiful

Previous Post

Nama Nama dalam Izin Tambang Nikel Raja Ampat Dikritik Oleh Said Didu

Next Post

Polsek Tarik Sidoarjo Tingkatkan Patroli untuk Ketahanan Pangan di Perkebunan Jagung

Rekomendasi

Beras Nol Gula Karya Ansor Pasuruan, Bupati Rusdi Sebut Solusi Masa Depan

Beras Nol Gula Karya Ansor Pasuruan, Bupati Rusdi Sebut Solusi Masa Depan

Fraksi PDIP Ungkap Tingginya Perkawinan Anak dan Kemiskinan Ekstrem di Jatim

Fraksi PDIP Ungkap Tingginya Perkawinan Anak dan Kemiskinan Ekstrem di Jatim

Bupati Banyuwangi Kunjungi Jemaah Haji Kelompok Terbang 42-44 di Mekkah

Bupati Banyuwangi Kunjungi Jemaah Haji Kelompok Terbang 42-44 di Mekkah

Upah Buruh Rendah dan Perkembangan Industri Rokok di Kota Blitar

Upah Buruh Rendah dan Perkembangan Industri Rokok di Kota Blitar

Sambut Hari Bhayangkara, Polres Pamekasan Adakan Berbagai Kegiatan Sosial

Sambut Hari Bhayangkara, Polres Pamekasan Adakan Berbagai Kegiatan Sosial

Empat Bulan Beraksi, Sindikat Penyuntik LPG Raup Ratusan Juta Rupiah

Empat Bulan Beraksi, Sindikat Penyuntik LPG Raup Ratusan Juta Rupiah

Perempuan Diduga Jadi Korban Begal di Jalan Kedung Cowek Surabaya

Perempuan Diduga Jadi Korban Begal di Jalan Kedung Cowek Surabaya

Sidebar

Kategori

  • Ekbis
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Sorotan
Fokus Tempo

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Social Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Sorotan

© 2025 Fokustempo. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

- Select Visibility -

    Are you sure want to unlock this post?
    Unlock left : 0
    Are you sure want to cancel subscription?