Gresik (beritajatim.com)- Sebuah insiden tragis melibatkan AHS, seorang pelajar berusia 15 tahun dari Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Gresik. Setelah melaksanakan sholat Idul Adha, remaja ini mengalami luka parah di tangan akibat bermain petasan.
Insiden tersebut berujung pada luka sobek yang serius, memaksa korban mendapatkan perawatan mendesak di Rumah Sakit Petrokimia Driyorejo. Kejadian ini menunjukkan bahaya nyata dari bermain dengan bahan peledak yang sering dianggap mainan oleh anak-anak.
Bahaya Petasan dan Pentingnya Kesadaran
Petasan atau mercon memang sering dianggap sebagai bagian dari perayaan, namun di balik kesenangan itu tersimpan bahaya yang dapat menyebabkan cedera serius. Statistik menunjukkan bahwa semakin banyak anak yang menjadi korban kecelakaan akibat petasan setiap tahun. Dalam kasus AHS, eksplosif yang dipegangnya meledak dan mengakibatkan luka di tangan kanannya. Kapolsek Driyorejo, Kompol Musihram, mengungkapkan bahwa tindakan ceroboh ini terjadi setelah korban mencoba menyalakan petasan di jalan setelah sholat.
Situasi ini menggugah kesadaran kita semua, terutama orang tua, tentang pentingnya pengawasan terhadap anak-anak saat mereka bermain di luar rumah. Berbagai kemalangan sering kali disebabkan oleh kurangnya pengetahuan anak-anak mengenai risiko bermain dengan barang-barang berbahaya. Pihak berwenang perlu melakukan pendidikan dan kampanye supaya anak-anak dan orang tua menyadari potensi bahaya yang menyertai permainan dengan petasan.
Strategi Menghindari Kecelakaan di Lingkungan Anak
Di sisi lain, memberikan bimbingan yang tepat kepada anak-anak bisa mengurangi risiko kecelakaan. Orang tua perlu terlibat dalam pendidikan dan pengetahuan anak mengenai hal-hal yang aman untuk dilakukan. Mengajarkan anak tentang bahaya petasan adalah langkah pertama yang penting. Selain itu, mendiskusikan alternatif permainan yang lebih aman dapat menjadi strategi jitu untuk menjaga anak-anak dari bahaya. Dunia bermain anak adalah tempat di mana mereka belajar dan bereksplorasi, namun pengawasan dan edukasi adalah kunci untuk memastikan keselamatan mereka.
Kejadian seperti yang dialami AHS seharusnya menjadi pemicu bagi kita semua untuk lebih perhatian dan bivara. Setiap orang tua wajib memberikan pengawasan yang maksimal, agar anak-anak tidak terjebak dalam permainan berbahaya. Mari kita berkomitmen untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan generasi muda di lingkungan kita dengan memahami dan mengedukasi mereka tentang risiko yang ada di sekitar mereka.